Keheningan yang
Terusik
Ia menutup kedua matanya dengan sehelai kain berwarna gelap
sehingga dia tidak bisa melihat apapun disekelilingnya. Ia tidak bisa
mengandalkan indra pengelihatannya. Ada sepuluh sasaran yang tergantung pada
pohon yang mengelilinginya dan harus ia kenai dengan kunainya tepat pada titik
merah ditengahnya. Dan juga kucing manis yang ia panggil Master juga sedang
mengawasinya dari atas pohon. Tidak ada suara apapun yang mengganggu indra
pendengarannya, sangat hening.
Itu membantunya untuk memusatkan fikiran dan
menemukan semua sasaran. Ia telah memegang sepuluh kunai di tangannya. Satu per
satu ia mulai melemparkan kunainya. Tak ada satupun yang meleset, tinggal satu
kunai tersisa. Ia melemparkannya pada sasaran terakhir.
Sebuah portal membuka didepan sasaran
itu. Diandra keluar dari portal itu tanpa menyadari bahwa ia sedang berada
didepan sebuah papan sasaran yang dilempari kunai olehnya. Sudah terlambat
untuk menghindar. Kunai yang dilemparnya mendarat di tubuhnya. Ia jatuh
berlutut dan tangan kedua tangannya memegang luka itu, ia masih berusaha
menjaga portal itu tetap terbuka sampai Xian dan Sean keluar dari portal itu. Mereka
berdua terkejut saat melihat Diandra yang duduk lemas di atas tanah dengan luka
ditubuhnya.
" Diandra, kau tidak
apa-apa?" tanya Xian khawatir, ia menggunakan tangannya sebagai sandaran
tubuh Diandra.
" Bagaimana ini bisa terjadi?
Siapa yang melemparkan senjata padamu?" kata Sean marah. Ia menlihat
sekeliling dan mendapati seseorang dengan penutup kepala berdiri agak jauh
darinya. “ Hei kau! Kenapa kau menyerang kami? Apa maumu?”
" Xian? Apakah itu kau?"
orang yang sedang berlatih itu membuka penutup matanya dan terkejut setelah
mengetahui apa yang terjadi." Ma...maafkan aku nona, aku tidak tahu kalau
kau berada disana. Tunggu sebentar aku akan memanggil bantuan." Ia
Men-summon seekor kucing cantik yang sekujur tubuhnya dihiasi bulu indah
berwarna putih dan memakai pita merah dikepalanya. " Shadow Sawako, tolong
sembuhkan nona ini."
"
A...apa yang terjadi? Bukankah ini kunaimu? Bagaimana kau bisa mengenai nona
ini?" Shadow Sawako melanjutkan
pengobatannya.
"Se...sebenarnya..."
" Kau tidak lulus ujian
ini." Shadow Nyang mengatakannya dengan tegas.
" Apa? Kenapa bisa begitu?"
" Pertama karena kau tidak
menyadari ada orang yang tiba-tiba saja datang. Kedua karena kau tidak tahu
apakah kunaimu itu sudah mengenai sasaran atau belum. Kau tetap menutup matamu
ketika nona itu terluka karena kau melemparkan senjatamu dengan ceroboh.
Kesalahan yang tadi kusebutkan adalah kesalahan fatal~nya."
" Tapi aku sudah bekerja sangat
keras. Aku juga sudah lelah setiap hari berlatih. Sampai-sampai mataku sulit
melihat karena kain yang kau gunakan untuk menutup mataku terlalu tebal dan
ditambah lagi kau mengikat terlalu kencang. Aku butuh istirahat. Dan aku juga harus
membantu ayah mengobati orang-orang. Aku belum mencarikan tanaman obat untuk
ayah hari ini."
" Diam. Jangan banyak bicara~nya.
Kau ingin aku menambah latihanmu?"
" Ini tidak adil!"
" Bisakah kalian berdua hentikan
perdebatan kalian? Ada seseorang yang terluka disini." Kata Sean.
" Maafkan kami. Bagaimana kalian
bisa berada disini? Aku tidak mendengar langkah kaki sedikitpun."
" Diandra membawa kami kemari
dengan menggunakan portal tentu saja kau tidak akan mendengar langkan kaki
kami."
"Ooo... kalian kembar?"
" Iya, aku Sean dan ini kakakku
Xian."
" Aku Akazawa Kouici, ini pertama
kalinya kita bertemu bukan? Aku pernah bertemu dengan Xian di misi penyelamatan
Ancient sebelumnya. Sebenarnya ada apa kalian datang kesini? Kenapa kalian
menggunakan portal? Bukankah jarak desa Calderock ke desa Paraire hanya memakan
waktu setengah hari?"
" Jujur saja, aku sendiri masih
belum tahu apa-apa. Tidak ada yang menjelaskan padaku apa yang terjadi. Yang
aku tahu akan terjadi perang."
" Pe..perang? Siapa? Kenapa?
Bagaimana bisa?"
" Akan ku jelaskan." Xian
menjelaskan semua tentang perang ini pada Kouichi dan Sean. Tidak ada reaksi
lain yang mereka tunjukkan selain terkejut.
" Kita harus bergegas menangani
hal ini." Kata Kouichi.
" Kita harus memberi tahu Alisa
sulu sebelumnya. Dia juga salah satu dari kelompok kita. Lalu, apa kau tahu
dimana Alisa?"
" Dia sedang berada di danau,
biasanya dia sedang melakukan ritual mengerikan. Aku tidak berani mendekatinya.
Tidak ada satu pun yang berani. Kau tahu kan aku takut pada hantu? Dia
satu-satunya orang yang memanggil mereka. Mana mungkin aku bisa melangkahkan
kakiku mendekatinya pada saat ia memanggil temannya yang tidak terlihat itu?"
Tiba-tiba Kouichi menegang dan mengeluarkan salah satu kunainya " Siapa
disana? Tunjukkan dirimu!"
" Wah, hebat sekali kau bisa
mengetahui keberadaan kami disini." Ada dua orang yang keluar dari balik
pepohonan. Salah satu dari mereka bertepuk tangan karena kagum Kouichi telah
berhasil mengetahui keberadaan mereka. Ia berambut merah, bertubuh tinggi dan
berotot. Ia datang bersama seorang wanita berambut pirang dan memiliki tanduk
diatas kepalanya, ia membawa sebuah pedang. Wanita itu hanya memandang tajam
pada mereka yang berada didepannya.
" Siapa kalian? Apa yang kalian
inginkan?" Sean mulai bersiap untuk menarik kapaknya.
" Kalian terlalu banyak
mengetahui rencana kami, meskipun belum semuanya. Kalian semua adalah serangga
pengganggu. Kami harus membunuh kalian."
" Coba saja jika kalian
bisa." Sean tersenyum mengejek.
" Karahan, kau urus ninja itu.
Aku akan urus si pirang itu." Wanita bertanduk itu melangkah maju dan
mengeluarkan pedangnya. Ia mempercepat langkahnya, ia berlari dan menghunuskan
pedangnya pada Sean. Sean menghentakkan tanah sebelum wanita itu menggapainya.
Hentakkan kakinya membuat tanah pijakan wanita itu retak dan kakinya terjepit
disana. Sean berlari mendekat dan menghantamkan kapaknya pada wanita itu.
Kouichi melemparkan kunai yang sudah
ia beri kertas dengan tulisan mantra pada Karahan, dengan mudah ia
menghindarinya. Kouichi mengaktifkan jurus pada kertas itu sehingga kertas itu
meledak dan serangannya mengenai Karahan. Shadow Nyang mendekat dan
menyerangnya dengan kecepatan tinggi. Karahan tidak bisa menghindari itu. Ia
berteleportasi untuk menghindarinya. Shadow Nyang melompat kebelakang dan
melemparkan kunai padanya. Karahan tidak jatuh pada lubang yang sama. Ia
menggunakan sihirnya untuk memanipulasi grafitasi sehingga kunai itu berhenti
mendekat. Tanpa ia sadari Kouichi berada tepat diatasnya dan siap untuk
menyerang. Ia menggunakan sihir gravitasi sehingga menghentikan pergerakan
Kouichi dan tetap membuatnya diudara, lalu ia membantingnya dengan memperberat
gravitasi disekitarnya.
" Jagalah dia, aku akan membantu
mereka." Xian menidurkan Diandra diatas tanah.
" Baiklah, serahkan saja
padaku." kata Shadow Sawako.
Wanita berambut pirang itu melompat
kebelakang, menghindari serangan Sean. Sean berlari kearahnya dan berusaha
mengenai wanita itu dengan kapaknya. Wanita itu melompat dan menusukkan
pedangnya pada Sean. Sebelum itu terjadi Xian menahan serangannya dan Sean
mengarahkan kapaknya, serangan itu berhasil dihindari tetapi sempat memotong
beberapa helai rambutnya. Tak hanya itu, pipinya juga tergores karenanya.
" Haha.. dua lawan satu? Baiklah
tampan, aku akan melayani kalian berdua. Aku tidak akan mengalah meskipun aku
melawan pria tampan seperti kalian." Kata wanita itu.
" Berhati-hatilah Sean, jangan
remehkan wanita ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecepatan dan keahlian
berpedangku. Tidak dengan wanita ini." Kata Xian.
" Kau tidak perlu mengatakannya padaku Xian. Aku sudah
mengetahuinnya."
Wanita itu kembali menyerang, berlari
dengan cepat dan mengayunkan pedangnya dengan lihai. Kali ini Xian yang
melawannya. Pedangnya beradu dengan pedang wanita itu sehingga suara besi yang
bersentuhan terdengar sangat keras. Wanita itu mengahkiri perlawanannya dan
mengarahkan pedangnya untuk melukai lengan kiri Xian, ia melangkah kebelakang
untuk menghindari serangan selanjutnya. Sean melompati kembarannya itu dan
menyerang wanita itu dari udara. Wanita itu berusaha untuk menahan serangan itu
dengan pedangnya, tetapi hal itu sia-sia. Akhirnya serangan mereka mengenainya.
Kouichi terjebak dalam sihir gravitasi
milik Karahan, ia tidak bisa bergerak.
“ Bagaimana bocah? Ada pesan terkhir sebelum aku
membunuhmu?” kata Karahan dengan senyuman puas di wajahnya.
Sebuah batu besar melayang tepat berada di atas mereka.
Kouichi berusaha keras untuk menggerakkan kedua tangannya, dua buah bayangan
miliknya berhasil ia panggil. Bayangan itu menyerang Karahan untuk membebaskan
pemiliknya dari sihir itu. Salah satu bayangannya melaju dengan cepat dan
menyerang Karahan dengan pukulannya, gerakannya tak dapat dilihat dengan mata.
Karahan membekukannya dan menyerangnya dengan kobaran api sehingga bayangan itu
menghilang. Ia membuat sebuah pedang dari es dan berniat untuk membunuh
bayangan yang lain. Bayangan itu melompat ke atas dan menghentakan kakinya pada
tubuh Karahan. Serangan itu membuat Karahan terjengkang dan berhasil
membebaskan Kouichi dari sihir itu. Dengan sangat cepat Kouichi mengayunkan
pedangnya pada Karahan. Karahan tidak mampu melihat pergerakannya. Yang dapat
ia lihat hanyalah pakaian Kouichi berwarna hitam yang bergerak sangat cepat
membentuk sebuah garis. Kini Kouichi membelakangi Karahan, ia memasukkan
pedangnya dan Karahan masih berdiri tegak. Kouichi membalikkan badannya,
melihat Karahan yang jatuh berlutut karena serangannya telah berhasil
melukainya.
" Si..sial, Aku tidak akan
melupakan ini. Aisha kita mundur." Karahan membuka portal dan menghilang
bersamanya.
Wanita itu mendengar suara karahan
meskipun ia tidak mengatakannya dengan suara keras " Aku tidak akan lari
sebelum aku menang." Ia berlari dengan cepat mendekati Xian, mengayunkan
pedangnya. Xian bisa mengimbangi kecepatan serangan Aisha. Aisha berusaha
menusukkan pedangnya pada tubuh Xian. Xian dapat menahan pedang wanita itu
dengan pedangnya sehingga pedang mereka berdua beradu. Wanita itu masih belum
menyerah pada adu kuat itu. Ia menaburkan serbuk pasir pada wajah Xian sehingga
Xian kehilangan pandangannya. Ia menendang Xian dengan keras sehingga ia
terlempar keudara.
“ Satu orang telah ku habisi. Masih ada satu lagi.”
Setelah ia selesai berurusan dengan Xian, ia berlari ke arah
Sean dan memukul perutnya, Sean tidak bisa bernafas karenanya. Kapaknya
terlepas dari genggamannya dan ia memegangi perutnya karena rasa sakit yang ia
rasakan akibat hentakan keras wanita itu. Ia menendang kepala Sean sehingga ia
terjatuh dan tak sadarkan diri.
" Sean! Sial, beraninya kau
melukai adikku." Xian berlari dan berniat melawan wanita itu untuk
menyelamatkan adiknya, tetapi hal itu sudah tidak memungkinkan. Wanita itu
mengangkat tangannya dan sebuah pusaran angin terbentuk di sekelilingnya. Dalam
sekejap mata wanita itu dan Sean termakan
oleh pusaran angin yang membawa butiran-butiran debu yang membutakan
pengelihatan Xian untuk kedua kalinya. Xian segera membuka kedua matanya dan
bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya. Tetapi ia hanya bisa diam setelah
ia melihat apa yang ada didepan matanya. Mereka berdua telah hilang dari
hadapannya. Hanya kapak milik Sean yang tersisa. Ia sangat menyesalinya, ia
tidak berdaya melindungi adikknya dan membiarkannya diculik oleh wanita itu. Ia
tidak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa mengenggam senjatanya dengan erat .
" Tunggulah Sean, aku akan menyelamatkanmu."

Assalamualaiku wr. Wb.
BalasHapusSelamat malam para pembaca semuanya.
Saya, RDSawako, ingin memberitahukan bahwa akun g-mail saya telah dibajak oleh seseorang sehingga kepemilikan blog ini bukan lagi atas nama saya. Agak memalukan sih, karena akun gmail saya terbajak karena sebuah game on line. Tetapi jangan khawatir. RDSawako tidak hanya berhenti sampai disitu. RDSawako telah membuat blog baru yang sampai saat ini masih dalam tahap pembaruan yaitu http://rdsawakonew.blogspot.co.id
Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran kalau RDSawako new ini adalah blog pembajak dari blog RDSawako. Saya bisa memaklumi itu. Tetapi karya ini adalah karya original milik saya dan sayalah satu-satunya penulis cerita ini. Saya sudah meng up-load serial Days Of Darkness : Chapter 21 di blog baru saya. Jika saya adalah yang palsu saya tidak akan mungkin meng up-load chapter lanjutan, padahal di blog ini baru di up-load chapter 20. Jika masih tidak percaya, silahkan ditunggu sampai tanggal satu, tanggal serial Days Of Darkness di rilis. Tolong beritahu pembaca lainnya tentang hal ini. RDSawako akan merasa sangat terbantu dengan sedikit kepedulian para pembaca
Terimakasih
RDSawako