Kamis, 12 Februari 2015

Days Of Darkness : Chapter 6

Keheningan yang Terusik
                Ia menutup kedua matanya dengan sehelai kain berwarna gelap sehingga dia tidak bisa melihat apapun disekelilingnya. Ia tidak bisa mengandalkan indra pengelihatannya. Ada sepuluh sasaran yang tergantung pada pohon yang mengelilinginya dan harus ia kenai dengan kunainya tepat pada titik merah ditengahnya. Dan juga kucing manis yang ia panggil Master juga sedang mengawasinya dari atas pohon. Tidak ada suara apapun yang mengganggu indra pendengarannya, sangat hening.
Itu membantunya untuk memusatkan fikiran dan menemukan semua sasaran. Ia telah memegang sepuluh kunai di tangannya. Satu per satu ia mulai melemparkan kunainya. Tak ada satupun yang meleset, tinggal satu kunai tersisa. Ia melemparkannya pada sasaran terakhir.
          Sebuah portal membuka didepan sasaran itu. Diandra keluar dari portal itu tanpa menyadari bahwa ia sedang berada didepan sebuah papan sasaran yang dilempari kunai olehnya. Sudah terlambat untuk menghindar. Kunai yang dilemparnya mendarat di tubuhnya. Ia jatuh berlutut dan tangan kedua tangannya memegang luka itu, ia masih berusaha menjaga portal itu tetap terbuka sampai Xian dan Sean keluar dari portal itu. Mereka berdua terkejut saat melihat Diandra yang duduk lemas di atas tanah dengan luka ditubuhnya.
          " Diandra, kau tidak apa-apa?" tanya Xian khawatir, ia menggunakan tangannya sebagai sandaran tubuh Diandra.
          " Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang melemparkan senjata padamu?" kata Sean marah. Ia menlihat sekeliling dan mendapati seseorang dengan penutup kepala berdiri agak jauh darinya. “ Hei kau! Kenapa kau menyerang kami? Apa maumu?”
          " Xian? Apakah itu kau?" orang yang sedang berlatih itu membuka penutup matanya dan terkejut setelah mengetahui apa yang terjadi." Ma...maafkan aku nona, aku tidak tahu kalau kau berada disana. Tunggu sebentar aku akan memanggil bantuan." Ia Men-summon seekor kucing cantik yang sekujur tubuhnya dihiasi bulu indah berwarna putih dan memakai pita merah dikepalanya. " Shadow Sawako, tolong sembuhkan nona ini."
          " A...apa yang terjadi? Bukankah ini kunaimu? Bagaimana kau bisa mengenai nona ini?"  Shadow Sawako melanjutkan pengobatannya.      
          "Se...sebenarnya..."
          " Kau tidak lulus ujian ini." Shadow Nyang mengatakannya dengan tegas.
          " Apa? Kenapa bisa begitu?"
          " Pertama karena kau tidak menyadari ada orang yang tiba-tiba saja datang. Kedua karena kau tidak tahu apakah kunaimu itu sudah mengenai sasaran atau belum. Kau tetap menutup matamu ketika nona itu terluka karena kau melemparkan senjatamu dengan ceroboh. Kesalahan yang tadi kusebutkan adalah kesalahan fatal~nya."
          " Tapi aku sudah bekerja sangat keras. Aku juga sudah lelah setiap hari berlatih. Sampai-sampai mataku sulit melihat karena kain yang kau gunakan untuk menutup mataku terlalu tebal dan ditambah lagi kau mengikat terlalu kencang. Aku butuh istirahat. Dan aku juga harus membantu ayah mengobati orang-orang. Aku belum mencarikan tanaman obat untuk ayah hari ini."
          " Diam. Jangan banyak bicara~nya. Kau ingin aku menambah latihanmu?"
          " Ini tidak adil!"
          " Bisakah kalian berdua hentikan perdebatan kalian? Ada seseorang yang terluka disini." Kata Sean.
          " Maafkan kami. Bagaimana kalian bisa berada disini? Aku tidak mendengar langkah kaki sedikitpun."
          " Diandra membawa kami kemari dengan menggunakan portal tentu saja kau tidak akan mendengar langkan kaki kami."
          "Ooo... kalian kembar?"
          " Iya, aku Sean dan ini kakakku Xian."
          " Aku Akazawa Kouici, ini pertama kalinya kita bertemu bukan? Aku pernah bertemu dengan Xian di misi penyelamatan Ancient sebelumnya. Sebenarnya ada apa kalian datang kesini? Kenapa kalian menggunakan portal? Bukankah jarak desa Calderock ke desa Paraire hanya memakan waktu setengah hari?"
          " Jujur saja, aku sendiri masih belum tahu apa-apa. Tidak ada yang menjelaskan padaku apa yang terjadi. Yang aku tahu akan terjadi perang."
          " Pe..perang? Siapa? Kenapa? Bagaimana bisa?"
          " Akan ku jelaskan." Xian menjelaskan semua tentang perang ini pada Kouichi dan Sean. Tidak ada reaksi lain yang mereka tunjukkan selain terkejut.
          " Kita harus bergegas menangani hal ini." Kata Kouichi.
          " Kita harus memberi tahu Alisa sulu sebelumnya. Dia juga salah satu dari kelompok kita. Lalu, apa kau tahu dimana Alisa?"
          " Dia sedang berada di danau, biasanya dia sedang melakukan ritual mengerikan. Aku tidak berani mendekatinya. Tidak ada satu pun yang berani. Kau tahu kan aku takut pada hantu? Dia satu-satunya orang yang memanggil mereka. Mana mungkin aku bisa melangkahkan kakiku mendekatinya pada saat ia memanggil temannya yang tidak terlihat itu?" Tiba-tiba Kouichi menegang dan mengeluarkan salah satu kunainya " Siapa disana? Tunjukkan dirimu!"
          " Wah, hebat sekali kau bisa mengetahui keberadaan kami disini." Ada dua orang yang keluar dari balik pepohonan. Salah satu dari mereka bertepuk tangan karena kagum Kouichi telah berhasil mengetahui keberadaan mereka. Ia berambut merah, bertubuh tinggi dan berotot. Ia datang bersama seorang wanita berambut pirang dan memiliki tanduk diatas kepalanya, ia membawa sebuah pedang. Wanita itu hanya memandang tajam pada mereka yang berada didepannya.
          " Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan?" Sean mulai bersiap untuk menarik kapaknya.
          " Kalian terlalu banyak mengetahui rencana kami, meskipun belum semuanya. Kalian semua adalah serangga pengganggu. Kami harus membunuh kalian."
          " Coba saja jika kalian bisa." Sean tersenyum mengejek.
          " Karahan, kau urus ninja itu. Aku akan urus si pirang itu." Wanita bertanduk itu melangkah maju dan mengeluarkan pedangnya. Ia mempercepat langkahnya, ia berlari dan menghunuskan pedangnya pada Sean. Sean menghentakkan tanah sebelum wanita itu menggapainya. Hentakkan kakinya membuat tanah pijakan wanita itu retak dan kakinya terjepit disana. Sean berlari mendekat dan menghantamkan kapaknya pada wanita itu.
          Kouichi melemparkan kunai yang sudah ia beri kertas dengan tulisan mantra pada Karahan, dengan mudah ia menghindarinya. Kouichi mengaktifkan jurus pada kertas itu sehingga kertas itu meledak dan serangannya mengenai Karahan. Shadow Nyang mendekat dan menyerangnya dengan kecepatan tinggi. Karahan tidak bisa menghindari itu. Ia berteleportasi untuk menghindarinya. Shadow Nyang melompat kebelakang dan melemparkan kunai padanya. Karahan tidak jatuh pada lubang yang sama. Ia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi grafitasi sehingga kunai itu berhenti mendekat. Tanpa ia sadari Kouichi berada tepat diatasnya dan siap untuk menyerang. Ia menggunakan sihir gravitasi sehingga menghentikan pergerakan Kouichi dan tetap membuatnya diudara, lalu ia membantingnya dengan memperberat gravitasi disekitarnya.
          " Jagalah dia, aku akan membantu mereka." Xian menidurkan Diandra diatas tanah.
          " Baiklah, serahkan saja padaku." kata Shadow Sawako.
          Wanita berambut pirang itu melompat kebelakang, menghindari serangan Sean. Sean berlari kearahnya dan berusaha mengenai wanita itu dengan kapaknya. Wanita itu melompat dan menusukkan pedangnya pada Sean. Sebelum itu terjadi Xian menahan serangannya dan Sean mengarahkan kapaknya, serangan itu berhasil dihindari tetapi sempat memotong beberapa helai rambutnya. Tak hanya itu, pipinya juga tergores karenanya.
          " Haha.. dua lawan satu? Baiklah tampan, aku akan melayani kalian berdua. Aku tidak akan mengalah meskipun aku melawan pria tampan seperti kalian." Kata wanita itu.
          " Berhati-hatilah Sean, jangan remehkan wanita ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecepatan dan keahlian berpedangku. Tidak dengan wanita ini." Kata Xian.
" Kau tidak perlu mengatakannya padaku Xian. Aku sudah mengetahuinnya."
          Wanita itu kembali menyerang, berlari dengan cepat dan mengayunkan pedangnya dengan lihai. Kali ini Xian yang melawannya. Pedangnya beradu dengan pedang wanita itu sehingga suara besi yang bersentuhan terdengar sangat keras. Wanita itu mengahkiri perlawanannya dan mengarahkan pedangnya untuk melukai lengan kiri Xian, ia melangkah kebelakang untuk menghindari serangan selanjutnya. Sean melompati kembarannya itu dan menyerang wanita itu dari udara. Wanita itu berusaha untuk menahan serangan itu dengan pedangnya, tetapi hal itu sia-sia. Akhirnya serangan mereka mengenainya.
          Kouichi terjebak dalam sihir gravitasi milik Karahan, ia tidak bisa bergerak.
“ Bagaimana bocah? Ada pesan terkhir sebelum aku membunuhmu?” kata Karahan dengan senyuman puas di wajahnya.
Sebuah batu besar melayang tepat berada di atas mereka. Kouichi berusaha keras untuk menggerakkan kedua tangannya, dua buah bayangan miliknya berhasil ia panggil. Bayangan itu menyerang Karahan untuk membebaskan pemiliknya dari sihir itu. Salah satu bayangannya melaju dengan cepat dan menyerang Karahan dengan pukulannya, gerakannya tak dapat dilihat dengan mata. Karahan membekukannya dan menyerangnya dengan kobaran api sehingga bayangan itu menghilang. Ia membuat sebuah pedang dari es dan berniat untuk membunuh bayangan yang lain. Bayangan itu melompat ke atas dan menghentakan kakinya pada tubuh Karahan. Serangan itu membuat Karahan terjengkang dan berhasil membebaskan Kouichi dari sihir itu. Dengan sangat cepat Kouichi mengayunkan pedangnya pada Karahan. Karahan tidak mampu melihat pergerakannya. Yang dapat ia lihat hanyalah pakaian Kouichi berwarna hitam yang bergerak sangat cepat membentuk sebuah garis. Kini Kouichi membelakangi Karahan, ia memasukkan pedangnya dan Karahan masih berdiri tegak. Kouichi membalikkan badannya, melihat Karahan yang jatuh berlutut karena serangannya telah berhasil melukainya.
          " Si..sial, Aku tidak akan melupakan ini. Aisha kita mundur." Karahan membuka portal dan menghilang bersamanya.
          Wanita itu mendengar suara karahan meskipun ia tidak mengatakannya dengan suara keras " Aku tidak akan lari sebelum aku menang." Ia berlari dengan cepat mendekati Xian, mengayunkan pedangnya. Xian bisa mengimbangi kecepatan serangan Aisha. Aisha berusaha menusukkan pedangnya pada tubuh Xian. Xian dapat menahan pedang wanita itu dengan pedangnya sehingga pedang mereka berdua beradu. Wanita itu masih belum menyerah pada adu kuat itu. Ia menaburkan serbuk pasir pada wajah Xian sehingga Xian kehilangan pandangannya. Ia menendang Xian dengan keras sehingga ia terlempar keudara.
“ Satu orang telah ku habisi. Masih ada satu lagi.”
Setelah ia selesai berurusan dengan Xian, ia berlari ke arah Sean dan memukul perutnya, Sean tidak bisa bernafas karenanya. Kapaknya terlepas dari genggamannya dan ia memegangi perutnya karena rasa sakit yang ia rasakan akibat hentakan keras wanita itu. Ia menendang kepala Sean sehingga ia terjatuh dan tak sadarkan diri.
          " Sean! Sial, beraninya kau melukai adikku." Xian berlari dan berniat melawan wanita itu untuk menyelamatkan adiknya, tetapi hal itu sudah tidak memungkinkan. Wanita itu mengangkat tangannya dan sebuah pusaran angin terbentuk di sekelilingnya. Dalam sekejap mata wanita itu  dan Sean termakan oleh pusaran angin yang membawa butiran-butiran debu yang membutakan pengelihatan Xian untuk kedua kalinya. Xian segera membuka kedua matanya dan bersiap untuk melakukan serangan selanjutnya. Tetapi ia hanya bisa diam setelah ia melihat apa yang ada didepan matanya. Mereka berdua telah hilang dari hadapannya. Hanya kapak milik Sean yang tersisa. Ia sangat menyesalinya, ia tidak berdaya melindungi adikknya dan membiarkannya diculik oleh wanita itu. Ia tidak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa mengenggam senjatanya dengan erat .

" Tunggulah Sean, aku akan menyelamatkanmu."

1 komentar:

  1. Assalamualaiku wr. Wb.
    Selamat malam para pembaca semuanya.
    Saya, RDSawako, ingin memberitahukan bahwa akun g-mail saya telah dibajak oleh seseorang sehingga kepemilikan blog ini bukan lagi atas nama saya. Agak memalukan sih, karena akun gmail saya terbajak karena sebuah game on line. Tetapi jangan khawatir. RDSawako tidak hanya berhenti sampai disitu. RDSawako telah membuat blog baru yang sampai saat ini masih dalam tahap pembaruan yaitu http://rdsawakonew.blogspot.co.id
    Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran kalau RDSawako new ini adalah blog pembajak dari blog RDSawako. Saya bisa memaklumi itu. Tetapi karya ini adalah karya original milik saya dan sayalah satu-satunya penulis cerita ini. Saya sudah meng up-load serial Days Of Darkness : Chapter 21 di blog baru saya. Jika saya adalah yang palsu saya tidak akan mungkin meng up-load chapter lanjutan, padahal di blog ini baru di up-load chapter 20. Jika masih tidak percaya, silahkan ditunggu sampai tanggal satu, tanggal serial Days Of Darkness di rilis. Tolong beritahu pembaca lainnya tentang hal ini. RDSawako akan merasa sangat terbantu dengan sedikit kepedulian para pembaca
    Terimakasih
    RDSawako

    BalasHapus

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<