Kamis, 29 Januari 2015

Days Of Darkness : Chapter 4


Akhirnya Aku Menemukanmu

                Mereka bersembunyi dibalik semak-semak. Menunggu saat yang tepat. Bagaikan seekor singa yang menunggu waktu yang tepat untuk menerkam mangsanya. Bukan rusa ataupun kijang. Tetapi seekor hewan yang sangat langka. Seekor babi hutan berukuran sangat besar yang dicari oleh koki kerajaan yang akan dimasak untuk menjamu raja. Hewan itulah yang mereka cari. Mereka rela melakukan apapun demi mendapatkan hewan itu.

        " Sudah menyerah saja. Pasti aku yang berhasil yang menangkap hewan itu. Kembalilah kerumah dan tidur saja." Kata rambut pirang itu pada orang yang berada disebelahnya.
        " Lihat saja nanti, siapapun yang berhasil menangkap hewan itu akan mendapat uang hasil misi kali ini dan yang kalah harus mentraktir yang menang. Bagaimana?"
        " Hah. Sudah pasti aku yang akan menangkapnya." Si rambut pirang mulai membuat langkahnya. Kakinya menginjak ranting pohon dan menyebabkan hewan itu menyadari keberadaan mereka dan berlari dengan cepat., menghilang dari hadapan mereka.
        " Sial. Dia lari."
        " Lihatlah. Semua ini salahmu. Kau tidak berhati-hati melangkahkan kakimu. Kita bisa saja tidak akan mendapatkan hewan itu." ia mempercepat larinya. Ia mengeluarkan pedangnya dan berlari semakin cepat.
        " Hei. Tunggu aku." Si pirang itu juga tidak mau kalah. Ia mengeluarkan kapak yang ia bawa. Ia berusaha menyusulnya.
        " Sepertinya aku yang akan menang, lihat dan pelajarilah. Aku akan mendapatkannya hanya dengan satu kali tebas." Ia sudah sangat dekat. Ia mengayunkan tangannya dan bersiap untuk menebasnya. Tetapi ada seseorang yang melompatinya. Karena gerakannya terlalu cepat ia tidak bisa memastikan apakah dia orang yang sejak awal bersamanya atau bukan. Tiba-tiba babi hutan berukuran besar itu terjatuh dan tidak bergerak lagi.
" Ti..tidak mungkin. Bagaimana caramu melakukannya?" ia membalikkan tubuhnya. Ternyata si rambut pirang itu masih berlari mencoba menyusulnya.
        " Apa maksudmu? Aku saja masih berlari mencoba mendekatinya. Mana mungkin aku bisa menangkap babi itu?"
        " Aku yang menangkapnya." Seorang wanita berambut pirang berdiri diatas babi hutan itu. jika di perhatikan ada sesuatu yang menancap di tubuh babi hutan itu. ia membungkukkan tubuhnya dan mencoba untuk menariknya. Ia membalikkan tubuhnya dan memberikan sebuah senyuman pada mereka berdua. " Lama tidak berjumpa si kembar Xian dan Sean."
        " Ternyata itu kau Triana. Kau membuatku kaget saja. Pakaian yang kau kenakan itu sangat berbeda dari yang biasanya." Xian menghela nafas panjang karena merasa lega telah mengetahui siapa yang menangkap hewan yang ia buru dan memasukkan pedangnya. Triana mendekatinya dan memeluknya untuk melepas rindu karena sudah cukup lama tidak bertemu. Akhir-akhir ini keadaan Tree Of Life sedang sangat rawan. Banyak sekali musuh yang ingin menghancurkannya. Ia dibuat kerja ekstra karenanya. Mau bagaimana lagi? Kini Triana sudah menjadi salah satu dari Guardian Of Pledge. Sudah menjadi tanggung jawabnya untuk kembali sesering mungkin ke New Moon Forest, karena dia memilih untuk tetap tinggal di desa Calderock.
        " Lalu bagaimana dengan taruhannya? Triana yang menangkap hewan itu. tidak ada diantara kita yang memenangkannya kan?" Sean mengatur nafasnya yang terengah-engah setelah berlari dengan memikul beban sebuah kapak di punggungnya. Dia mulai merasa terganggu dengan Xian dan Triana. Mereka sama sekali tidak mendengarkannya. " Hei..! apa kalian mendengarkanku?"
        " Ya? Ada apa Sean?" Triana melepaskan pelukannya dan mulai untuk mendengarkan perkataan Sean. Sean menghela nafas panjang karena tidak percaya kembarannya sendiri bahkan tidak meresponnya ketika ada gadis yang ia cintai disampingnya.
        " Xian. Bagaimana dengan perjanjian kita? Triana yang telah menangkapnya. Siapa yang akan dapat uangnya dan siapa yang akan mentraktir makan malam?"
        " Entahlah. Karena Triana berada diluar perjanjian kita."
        " Bagaimana jika begini? Uang hasil misi kali ini kalian bagi dua sama rata. Tetapi kalian berdua tetap harus mentraktirku. Bagaimana?" Triana berusaha menjadi penengah mereka berdua.
        " Aku rasa ide itu tidak buruk. Bagaimana Sean? Kau tidak keberatan?"
        " Mau bagaimana lagi? Dari pada aku harus gigit jari karena tidak dapat apapun."
        " Kalau begitu ambillah uang misinya dari Deckard."
        " Memangnya kau mau kemana?"
        " Aku dan Triana ingin pergi ke sebuah tempat. Ambillah separuhnya. Jangan lupa sisanya milikku. Kuserahkan padamu adikku." Xian tersenyum senang lalu pergi meninggalkan Sean bersama dengan Triana.
        " Jahat sekali." Ia menghela nafas panjang. Dengan sangat terpaksa ia menuruti perkataan kakak yang sekaligus kembarannya itu. " Enak sekali dia. Dia sudah mendapat seseorang yang sangat berarti baginya. Dia bahkan rela mencampakkan adiknya sendiri dan memilih menemani gadis pujaan hatinya. Haa~ah aku juga  ingin seperti dia. Aku akan mencari seorang gadis yang lebih cantik darinya dan membuat Xian iri melihatku menjadi kekasih gadis itu. Gadis seperti apa yang aku inginkan? Berambut panjang atau pendek? Seorang adventure atau orang biasa? Pandai memasak atau pandai dalam mempelajari pengetahuan baru? Wah... tidak akan ada habisnya jika aku memikirkannya. Aku tidak akan tahu kalau gadis itu tidak datang kehadapanku. Tapi kapan gadis itu akan datang? Yang kulakukan selama ini hanya mengasah kemampuanku. Aku sama seklai tidak punya waktu untuk itu. Tapi suatu saat dia pasti datang."
        Di tengah perjalanan penuh keluh kesah, ada sesuatu yang membuat Sean keluar dari fikirannya. Ada sebuah lingkaran hitam yang muncul didepannya. Karena hal itu aneh Sean mencoba mendekat dan lebih teliti melihat. Ia mengeluarkan kapaknya untuk berjaga jaga.
 " Sebenarnya apa ini? Kenapa tiba-tiba saja muncul?" ia terlonjak kaget karena ada seseorang yang keluar dari lingkaran itu. bukan hanya seorang tapi ada tiga orang. " Siapa kalian?" Sean sudah bersiap untuk menyerang.
        " Apa kau sudah lupa dengan kami? Aku tak pernah mengira kau pelupa separah itu." kata seorang wanita yang keluar dari portal itu.
        " Apa maksudmu? Kita belum pernah bertemu sebelumnya."
        " Ini bukan saatnya untuk bercanda Xian. Kita sedang berada didalam situasi gawat." Kata pria yang berada disamping wanita itu.
        " Kalian salah. Aku adalah Sean. Dan kita belum pernah bertemu sebelumnya."
        Wanita itu berjalan mendekat dan memperhatikan wajahnya dengan seksama." Apa kau kira aku bodoh? Wajahmu itu tidak berubah sama sekali Xian. Dan kau bilang namamu Sean? Apa kau gila? Jangan berharap aku akan tertawa dengan lelucon rendahan seperti itu."
        " Tapi aku tidak berbohong namaku Sean. Lihatlah warna rambutku. Berbeda dengan Xian. Rambutku pirang sedangkan rambut Xian berwarna cokelat gelap. Bagaimana aku bisa merubah warna rambutku?"
        " Ooo... kau ingin bermain-main? Kalau begitu bagaimana jika kita buat permainan ini jadi lebih menarik? Aku akan bersenang-senang dengan bola apiku jika kau tidak berhenti berkata ' aku bukan Xian.' Dan melemparkannya padamu." Wanita itu membuat api di tangan kanannya.
        " Whoa! Hati-hati dengan apimu nona. Kau bisa membuat babi hutan ini terpanggang dalam sekejap."
        " Kalau begitu berhentilah bercanda dan cepat akhiri sandiwara konyol ini."
        " Sabarlah Angelina, dengarkan dulu apa yang ingin dia katakan. Jangan seenaknya sendiri menentukan dia adalah orang yang bernama Xian. Apapun bisa terjadi bukan?" ada seorang lagi yang keluar dari portal itu. Awalnya rambut hitamnya menutupi wajahnya. Ia menyampirkan rambutnya pada telinganya. Sean terkesima melihat kecantikannya. Dadanya berdebar kencang. Baru pertama kali ia merasa seperti ini ketika melihat seorang gadis. Sean mendekatinya dan memegang tangan gadis itu.
        " Akhirnya aku menemukanmu."
        " Ha? Bisa kau ulangi lagi? Aku kurang bisa mendengarkannya."
        " Aku bilang 'Akhirnya aku menemukanmu.' Bisakah kau katakan siapa nama nona yang cantik ini?"
        " Diandra. Apa maksudmu akhirnya kau menemukanku? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
        " Eheemm... apa kalian sudah selesai?" Angelina mulai kehabisan kesabarannya. Sean melepaskan tangan Diandra dan menjauh darinya. " Baiklah. Katakan siapa dirimu sebenarnya? Bagaimana kau bisa memiliki wajah yang sama dengan Xian?"
        " Seperti yang kukatakan sebelumnya namaku adalah Sean, bukan Xian. Dia adalah saudara kembarku. Lebih tepatnya dia adalah kakakku."
        " Ke..kembar? tapi kenapa Xian tidak pernah mengatakan apapun?"
        " Ceritanya sangat panjang, mungkin kau akan lelah jika aku menceritakannya."
        " Lalu dimana Xian?" tanya Eithan dengan nada serius.
        " Dia sedang berkencan dengan Triana. Aku bahkan disuruh kembali dengan babi hutan ini sendirian sementara ia pergi dengan kekasihnya tanpa memberitahuku kemana mereka akan pergi. Sebenarnya ada apa sampai-sampai nona ini memarahiku begitu? Jika ada hal penting dengan kakakku katakan saja. Aku akan menyampaikannya."
        " Maafkan aku. Tetapi lebih baik kami menunggunya dan bicara langsung padanya."
        " Sepertinya ini sangat penting. Setidaknya beri tahu aku apa yang terjadi."
        " Akan ada perang yang membawa kehancuran."
        Sean tertawa sampai-sampai ia tidak mendengar suara Angelina yang sedang memarahinya karena mengira bahwa ini adalah sebuah lelucon. Tawanya mulai mereda karena ia mulai kehabisan nafas, ia terkejut saat melihat wajah serius yang sedang memandangnya.
" Kalian serius?"
“ Kakak ini bagaimana? Untuk apa kami membuat gurauan seperti itu?”
        Angelina menghela nafas panjang dan bersedekap " Tentu saja kami serius. Meskipun wajahmu sama dengan Xian tetapi kebodohanmu jauh melebihinya."
        " Haha. Maafkan aku, bagaimana jika kalian semua singgah dirumahku menunggu Xian datang. Dia tidak akan lama. Mungkin."
        " Memangnya dia kemana?"
        " Mana aku tahu? Dia sedang bersenang-senang. Bahkan aku harus mengambil uang misi kami sendirian. Dasar menyebalkan. Ja... jangan hiraukan aku. Mari ikut aku."
***
Angin berhembus dengan damai dan mengajak rumput hijau dan bunga-bunga indah menari bergembira di bawah langit biru bagaikan lautan yang luas. Awan putih ikut menghiasi pemandangan itu. Hewan-hewan dihutan pun juga ikut menyaksikan keindahan ini. Pohon-pohon yang berdiri tegak menjulang ke angkasa menjadi tempat berteduh bagi mereka. Disanalah tempat mereka berada.
        " Bagaimana? Kau suka pemandangan ini?" Xian dan Triana sedang berada di atas dahan pohon sembari menikmati pemandangan indah ini.
        " Tidak juga. Pemandangan ini biasa saja. Di New Moon Forest aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini tetapi hanya saja warna daunnya berbeda."
        " Ya sudah. Lebih baik aku pulang saja."
        " Aku hanya bercanda Xian."
        " Aku merasa sedikit kesepian sejak aku menjadi Guardian of Pledge. Kau jadi selalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai-sampai kau lupa pulang kemari."
        " Tentu saja tidak. Disinilah rumahku dan tempatku adalah disampingmu."
        " Kau mau merayu ya?"
        " Memangnya menurutmu bagaimana?" mereka berdua tertawa karenanya. Tiba-tiba Triana menghentikan tawanya, wajahnya terlihat ketakutan. Ia memegang kuat tangan Xian. Triana tidak pernah sampai setakut itu. Hal itu membuat Xian khawatir.
 " Ada apa Triana? Kau baik-baik saja?"
        " Kehancuran, penderitaan, tangisan, teriakan. Mereka ada dimana-mana. Gelap, sangat gelap. Aku tidak bisa bergerak. Mereka yang membuatnya seperti itu. Tidak, ini tidak mungkin. Apa yang harus kulakukan? Tidak." Triana memperkuat pegangannya pada tangan Xian dan berteriak histeris.
        " Triana tenanglah. Sebenarnya ada apa?"
        " Aku melihat.. Talejia memberi tahuku... Kita harus segera kembali ke desa. Kau harus cepat menemui Sean."
        " Iya aku tahu, tapi sebenarnya ada apa ini?"
        " Cepat, aku harus bergegas. Kalau tidak..." Triana terjatuh karena ia terlalu cepat berdiri dan tidak hati-hati. Untung saja Xian menangkapnya dan membantunya untuk berdiri.
"Baiklah, ayo kita pergi dari sini."
***
        " Baiklah silahkan duduk. Anggap saja rumah sendiri." Sean dan yang lainnya telah tiba dirumahnya. Satu per satu dari mereka memasuki rumah itu.
        " Kakak tinggal dengan siapa? Apa kakak tinggal sendiri?" Imelda memulai pembicaraan.
        " Bukannya sudah kukatakan aku ini punya saudara kembar. Aku tinggal berdua dengannya."
        " Tinggal berdua? Rumah ini terlalu rapih jika hanya ditinggali oleh dua orang lelaki. Kau yakin tidak menyembunyikan wanita di rumah ini?" kata Angelina.
        " Mana mungkin aku melakukan itu? Jangan remehkan kami. Kami ini sudah dewasa mana mungkin dan bisa menjaga kebersihan dengan baik."
        " Benarkah? Aku meragukannya."
        " Sudah terserah padamu saja. Aku harus mengantarkan hasil buruanku ini pada Deckard. Tunggulah disini aku tidak akan lama." Setelah ia membukakan pintu untuk mereka, ia kembali keluar dari rumah itu dan mengantarkan hasil buruannya itu. Tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu. Angelina  membukakan pintu itu. Ternyata ada seorang pria dan wanita yang sudah menunggu dibalik pintu.
     " Kau cepat sekali. Aku sudah menduganya kau meneymbunyikan wanita dirumah ini." Kata Angelina.
        " Kau ini bicara apa? Apa yang kau lakukan disini? Dimana adikku? Apa yang kau maksud menyembunyikan wanita? Bukannya kau sudah mengenal Triana?"
        " Bukankah kau sendiri yang mempersilahkan kami masuk? Dan kau mengantarkan babi hutan itu pada Deckard?"
        " Kau salah. Yang mempersilahkanmu masuk adalah adik kembarku Sean. Ini aku Xian. Triana tidak tinggal di sini tetapi beberapa rumah dari sini. Ada perlu apa kau datang kerumahku?"
        " Maksudmu kami?" Xian dan Triana tidak tahu ada orang lain sebelum akhirnya Angelina menggeser tubuhnya dari pintu. Xian dan Triana pun juga masuk kedalam rumah itu.
        " Sebenarnya ada hal penting yang harus kau tahu Xian. Akan ada perang yang dikobarkan oleh Dragon Followers." Eithan memulai pembicaraan.
        " Tidak. Ini semua bohong kan? Ini semua hanya omong kosong kan?" Triana melangkah mundur dan menggapai tangan Xian.
        " Kau kenapa Triana? Sejak tadi kau sedikit... aneh." tanya Xian.
        "Aku melihatnya, melihat semua orang menderita. Banyak darah yang bertumpahan. Ini semua karena mereka."
        " Mereka? Maksudmu Dragon Followers?"
        " Dari mana kau bisa tahu?" tanya Eithan.
        " Talejia memberitahuku. Aku tidak mempercayainya tetapi Talejia tidak pernah salah. Aku tidak tahu siapa mereka. Mereka ada empat orang, tidak. Masih ada satu lagi."
        " Siapa dia?" tanya Xian.
        " Aku tidak tahu. Dia adalah penyihir yang kuat. Dia bisa membawa kegelapan, dan juga ada mahluk yang berada dibelakangnya. Kalau tidak salah mahluk itu adalah seekor naga."
        " Na..naga? bukankah itu hanya mitos? Seperti yang dikalahkan oleh Six Heroes, itu semua hanyalah dongeng."
        " Tidak, itu tidak benar. Naga itu benar-benar ada, dan cerita Six Heroes bukan hanya dongeng belaka. Keenam orang itu telah mengalahkan naga itu, seharusnya naga itu sudah mati." Sanggah Angelina.
        " Tidak jika ada seseorang yang berusaha untuk membangkitkannya kembali." Kata Eithan.
        " Tunggu dulu. Bagaimana kalian semua bisa tahu kalau akan ada perang?" kata Xian.
        " Imelda yang memberi tahu kami."
        " Jasmine membuat manusia buatan sepertiku dengan tujuan dijadikan prajurit perang karena mereka lebih kuat dari pada monster dan manusia. Ia bekerja pada seseorang. Ia akan memberikan orang itu informasi perkembangan pembuatan manusia buatan tetapi aku berhasil merebutnya. Ini buktinya." Imelda mengeluarkan alat yang ia katakan. Ia menunjukkan banyak informasi tentang perang itu. Hal itu membuat semua orang terkejut.
        " Kita harus segera memberi tahu raja tentang hal ini." Kata Eithan.
        " Bagaimana jika pihak kerajaan tidak percaya dengan hal ini? Bukti ini tidak cukup kuat." Kata Xian
        " Kerajaan Elf telah diserang oleh dark Elf. Itu adalah bukti yang kuat. Dark Elf adalah sekutu Dragon Followers, mereka sudah mulai melakukan pergerakan dan  berusaha untuk menghancurkan kerajaan Elf." Kata Triana.
        " Kurasa Diandra adalah salah satu dari rencana mereka." Angelina memandang sinis Diandra dan melipat kedua tangannya.
        " Kau ini bicara apa? Aku sudah tidak menjadi salah satu dari mereka. Kau tidak ingat mereka mencoba membunuhku?" sanggah Diandra.
        " Kau salah satu dari Dragon Followers? Sejak kapan? Bagaimana bisa?" Eithan terkejut mendengar adiknya adalah salah satu dari para pembunuh yang tidak pandang bulu.
        " Bukankah aku sudah bilang? Aku sudah tidak bergabung dengan mereka. Aku ikut dengan mereka karena mereka membebaskanku dan aku harus membunuh salah satu diantara kalian. Berhentilah bersikap paranoid dan terlalu protektif. Aku ini sudah dewasa. Aku bisa menjaga diriku sendiri."
        " Ooo.. begitu? Jadi akulah yang kau pilih untuk kau bunuh? Hebat sekali. Untuk apa kita membiarkan dia ikut dengan kita? Siapa tahu dia akan membunuh kita jika kita lengah?" kata Angelina.
        " Hentikan. Apa yang kak Angelina dan kak Diandra lakukan tidak ada gunanya. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi kita tidak seharusnya memusuhi satu sama lain. Kita memiliki musuh yang sama. Tidak ada gunanya melakukan hal ini." Kata Imelda.
        " Aku akan kembali ke Kerajaan Elf untuk memberi tahu ratu tentang hal ini. Seluruh Althea dalam bahaya, sudah menjadi tugas kami untuk menjaga kedamaian." kata Triana.
        " Apa yang kita tunggu? Kita harus segera memberitahu raja tentang hal ini." Kata Xian.
        " Bagaimana dengan Alisa dan Kouichi? Kita juga harus memberitahu mereka." Kata Angelina.
        " Bersyukurlah aku ikut bersama kalian. Aku bisa mengantar kalian ke semua tempat tujuan kalian dalam sekejap." Kata Diandra.
        " Benarkah? Sombong sekali kau. Tempat tujuan kita adalah kerajaan Elf, Kerajaan manusia dan desa Paraire. Itu berarti kau harus melakukan pelintasan sebanyak tiga kali. Apa kau ingin menjadi putri tidur selama seminggu penuh?" sanggah Angelina.
        " Aku tidak tahu tentang itu karena aku belum pernah mencobanya. Darimana kau tahu? Kau seorang elemental kan?"
        " Aku tahu dari orang yang menciptakan sihir ini."
        " Tidak mungkin. Kau bertemu dengan Karakule?"
        " Berterimakasihlah karena kau mengirimku ke sepuluh tahun yang lalu dan membuatku berusaha untuk kembali ke masa ini."
        " Kau tidak perlu mengantarku. Aku bisa dengan cepat pergi ke kerajaan Elf, gerakan Elf jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan manusia. Aku bisa berlari." Kata Triana.
        " Dengan begitu tujuan kita menjadi dua tempat, Eithan, Angelina dan Imelda pergi ke kerajaan dan menjelaskan situasinya pada raja. Aku akan memberitahu Kouichi dan Alisa." Jelas Xian.
        Ditengah kegaduhan Sean membuka pintu rumahnya dan terkejut saat melihat suasana tegang seperti itu.
        " Sean, cepat persiapkan dirimu." Xian langsung menghampiri kembarannya dan memegang pundaknya.
        " Ada apa ini? Bisakah seseorang menjelaskan situasinya? Aku baru saja datang, aku sama sekali tidak tahu apa-apa."
        " Penjelasannya nanti saja. Masih ada banyak hal yang harus kita lakukan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<