Akhirnya Aku Menemukanmu
Mereka
bersembunyi dibalik semak-semak. Menunggu saat yang tepat. Bagaikan seekor
singa yang menunggu waktu yang tepat untuk menerkam mangsanya. Bukan rusa
ataupun kijang. Tetapi seekor hewan yang sangat langka. Seekor babi hutan
berukuran sangat besar yang dicari oleh koki kerajaan yang akan dimasak untuk
menjamu raja. Hewan itulah yang mereka cari. Mereka rela melakukan apapun demi
mendapatkan hewan itu.
"
Sudah menyerah saja. Pasti aku yang berhasil yang menangkap hewan itu.
Kembalilah kerumah dan tidur saja." Kata rambut pirang itu pada orang yang
berada disebelahnya.
"
Lihat saja nanti, siapapun yang berhasil menangkap hewan itu akan mendapat uang
hasil misi kali ini dan yang kalah harus mentraktir yang menang.
Bagaimana?"
"
Hah. Sudah pasti aku yang akan menangkapnya." Si rambut pirang mulai
membuat langkahnya. Kakinya menginjak ranting pohon dan menyebabkan hewan itu
menyadari keberadaan mereka dan berlari dengan cepat., menghilang dari hadapan
mereka.
"
Sial. Dia lari."
"
Lihatlah. Semua ini salahmu. Kau tidak berhati-hati melangkahkan kakimu. Kita
bisa saja tidak akan mendapatkan hewan itu." ia mempercepat larinya. Ia
mengeluarkan pedangnya dan berlari semakin cepat.
"
Hei. Tunggu aku." Si pirang itu juga tidak mau kalah. Ia mengeluarkan
kapak yang ia bawa. Ia berusaha menyusulnya.
"
Sepertinya aku yang akan menang, lihat dan pelajarilah. Aku akan mendapatkannya
hanya dengan satu kali tebas." Ia sudah sangat dekat. Ia mengayunkan
tangannya dan bersiap untuk menebasnya. Tetapi ada seseorang yang melompatinya.
Karena gerakannya terlalu cepat ia tidak bisa memastikan apakah dia orang yang
sejak awal bersamanya atau bukan. Tiba-tiba babi hutan berukuran besar itu
terjatuh dan tidak bergerak lagi.
"
Ti..tidak mungkin. Bagaimana caramu melakukannya?" ia membalikkan
tubuhnya. Ternyata si rambut pirang itu masih berlari mencoba menyusulnya.
"
Apa maksudmu? Aku saja masih berlari mencoba mendekatinya. Mana mungkin aku
bisa menangkap babi itu?"
"
Aku yang menangkapnya." Seorang wanita berambut pirang berdiri diatas babi
hutan itu. jika di perhatikan ada sesuatu yang menancap di tubuh babi hutan
itu. ia membungkukkan tubuhnya dan mencoba untuk menariknya. Ia membalikkan
tubuhnya dan memberikan sebuah senyuman pada mereka berdua. " Lama tidak
berjumpa si kembar Xian dan Sean."
"
Ternyata itu kau Triana. Kau membuatku kaget saja. Pakaian yang kau kenakan itu
sangat berbeda dari yang biasanya." Xian menghela nafas panjang karena
merasa lega telah mengetahui siapa yang menangkap hewan yang ia buru dan
memasukkan pedangnya. Triana mendekatinya dan memeluknya untuk melepas rindu
karena sudah cukup lama tidak bertemu. Akhir-akhir ini keadaan Tree Of Life
sedang sangat rawan. Banyak sekali musuh yang ingin menghancurkannya. Ia dibuat
kerja ekstra karenanya. Mau bagaimana lagi? Kini Triana sudah menjadi salah
satu dari Guardian Of Pledge. Sudah menjadi tanggung jawabnya untuk kembali
sesering mungkin ke New Moon Forest, karena dia memilih untuk tetap tinggal di
desa Calderock.
"
Lalu bagaimana dengan taruhannya? Triana yang menangkap hewan itu. tidak ada
diantara kita yang memenangkannya kan?" Sean mengatur nafasnya yang
terengah-engah setelah berlari dengan memikul beban sebuah kapak di
punggungnya. Dia mulai merasa terganggu dengan Xian dan Triana. Mereka sama
sekali tidak mendengarkannya. " Hei..! apa kalian mendengarkanku?"
"
Ya? Ada apa Sean?" Triana melepaskan pelukannya dan mulai untuk
mendengarkan perkataan Sean. Sean menghela nafas panjang karena tidak percaya
kembarannya sendiri bahkan tidak meresponnya ketika ada gadis yang ia cintai
disampingnya.
"
Xian. Bagaimana dengan perjanjian kita? Triana yang telah menangkapnya. Siapa
yang akan dapat uangnya dan siapa yang akan mentraktir makan malam?"
"
Entahlah. Karena Triana berada diluar perjanjian kita."
"
Bagaimana jika begini? Uang hasil misi kali ini kalian bagi dua sama rata.
Tetapi kalian berdua tetap harus mentraktirku. Bagaimana?" Triana berusaha
menjadi penengah mereka berdua.
"
Aku rasa ide itu tidak buruk. Bagaimana Sean? Kau tidak keberatan?"
"
Mau bagaimana lagi? Dari pada aku harus gigit jari karena tidak dapat
apapun."
"
Kalau begitu ambillah uang misinya dari Deckard."
"
Memangnya kau mau kemana?"
"
Aku dan Triana ingin pergi ke sebuah tempat. Ambillah separuhnya. Jangan lupa
sisanya milikku. Kuserahkan padamu adikku." Xian tersenyum senang lalu
pergi meninggalkan Sean bersama dengan Triana.
"
Jahat sekali." Ia menghela nafas panjang. Dengan sangat terpaksa ia
menuruti perkataan kakak yang sekaligus kembarannya itu. " Enak sekali
dia. Dia sudah mendapat seseorang yang sangat berarti baginya. Dia bahkan rela
mencampakkan adiknya sendiri dan memilih menemani gadis pujaan hatinya. Haa~ah
aku juga ingin seperti dia. Aku akan
mencari seorang gadis yang lebih cantik darinya dan membuat Xian iri melihatku
menjadi kekasih gadis itu. Gadis seperti apa yang aku inginkan? Berambut
panjang atau pendek? Seorang adventure atau orang biasa? Pandai memasak atau
pandai dalam mempelajari pengetahuan baru? Wah... tidak akan ada habisnya jika
aku memikirkannya. Aku tidak akan tahu kalau gadis itu tidak datang
kehadapanku. Tapi kapan gadis itu akan datang? Yang kulakukan selama ini hanya
mengasah kemampuanku. Aku sama seklai tidak punya waktu untuk itu. Tapi suatu
saat dia pasti datang."
Di
tengah perjalanan penuh keluh kesah, ada sesuatu yang membuat Sean keluar dari
fikirannya. Ada sebuah lingkaran hitam yang muncul didepannya. Karena hal itu
aneh Sean mencoba mendekat dan lebih teliti melihat. Ia mengeluarkan kapaknya
untuk berjaga jaga.
" Sebenarnya apa ini? Kenapa tiba-tiba
saja muncul?" ia terlonjak kaget karena ada seseorang yang keluar dari
lingkaran itu. bukan hanya seorang tapi ada tiga orang. " Siapa
kalian?" Sean sudah bersiap untuk menyerang.
"
Apa kau sudah lupa dengan kami? Aku tak pernah mengira kau pelupa separah
itu." kata seorang wanita yang keluar dari portal itu.
"
Apa maksudmu? Kita belum pernah bertemu sebelumnya."
"
Ini bukan saatnya untuk bercanda Xian. Kita sedang berada didalam situasi gawat."
Kata pria yang berada disamping wanita itu.
"
Kalian salah. Aku adalah Sean. Dan kita belum pernah bertemu sebelumnya."
Wanita
itu berjalan mendekat dan memperhatikan wajahnya dengan seksama." Apa kau
kira aku bodoh? Wajahmu itu tidak berubah sama sekali Xian. Dan kau bilang
namamu Sean? Apa kau gila? Jangan berharap aku akan tertawa dengan lelucon
rendahan seperti itu."
"
Tapi aku tidak berbohong namaku Sean. Lihatlah warna rambutku. Berbeda dengan
Xian. Rambutku pirang sedangkan rambut Xian berwarna cokelat gelap. Bagaimana
aku bisa merubah warna rambutku?"
"
Ooo... kau ingin bermain-main? Kalau begitu bagaimana jika kita buat permainan
ini jadi lebih menarik? Aku akan bersenang-senang dengan bola apiku jika kau
tidak berhenti berkata ' aku bukan Xian.' Dan melemparkannya padamu."
Wanita itu membuat api di tangan kanannya.
"
Whoa! Hati-hati dengan apimu nona. Kau bisa membuat babi hutan ini terpanggang
dalam sekejap."
"
Kalau begitu berhentilah bercanda dan cepat akhiri sandiwara konyol ini."
"
Sabarlah Angelina, dengarkan dulu apa yang ingin dia katakan. Jangan seenaknya
sendiri menentukan dia adalah orang yang bernama Xian. Apapun bisa terjadi
bukan?" ada seorang lagi yang keluar dari portal itu. Awalnya rambut
hitamnya menutupi wajahnya. Ia menyampirkan rambutnya pada telinganya. Sean
terkesima melihat kecantikannya. Dadanya berdebar kencang. Baru pertama kali ia
merasa seperti ini ketika melihat seorang gadis. Sean mendekatinya dan memegang
tangan gadis itu.
"
Akhirnya aku menemukanmu."
"
Ha? Bisa kau ulangi lagi? Aku kurang bisa mendengarkannya."
"
Aku bilang 'Akhirnya aku menemukanmu.' Bisakah kau katakan siapa nama nona yang
cantik ini?"
"
Diandra. Apa maksudmu akhirnya kau menemukanku? Apa kita pernah bertemu
sebelumnya?"
"
Eheemm... apa kalian sudah selesai?" Angelina mulai kehabisan
kesabarannya. Sean melepaskan tangan Diandra dan menjauh darinya. "
Baiklah. Katakan siapa dirimu sebenarnya? Bagaimana kau bisa memiliki wajah
yang sama dengan Xian?"
"
Seperti yang kukatakan sebelumnya namaku adalah Sean, bukan Xian. Dia adalah
saudara kembarku. Lebih tepatnya dia adalah kakakku."
"
Ke..kembar? tapi kenapa Xian tidak pernah mengatakan apapun?"
"
Ceritanya sangat panjang, mungkin kau akan lelah jika aku
menceritakannya."
"
Lalu dimana Xian?" tanya Eithan dengan nada serius.
"
Dia sedang berkencan dengan Triana. Aku bahkan disuruh kembali dengan babi
hutan ini sendirian sementara ia pergi dengan kekasihnya tanpa memberitahuku
kemana mereka akan pergi. Sebenarnya ada apa sampai-sampai nona ini memarahiku
begitu? Jika ada hal penting dengan kakakku katakan saja. Aku akan
menyampaikannya."
"
Maafkan aku. Tetapi lebih baik kami menunggunya dan bicara langsung
padanya."
"
Sepertinya ini sangat penting. Setidaknya beri tahu aku apa yang terjadi."
"
Akan ada perang yang membawa kehancuran."
Sean
tertawa sampai-sampai ia tidak mendengar suara Angelina yang sedang memarahinya
karena mengira bahwa ini adalah sebuah lelucon. Tawanya mulai mereda karena ia
mulai kehabisan nafas, ia terkejut saat melihat wajah serius yang sedang
memandangnya.
"
Kalian serius?"
“ Kakak
ini bagaimana? Untuk apa kami membuat gurauan seperti itu?”
Angelina
menghela nafas panjang dan bersedekap " Tentu saja kami serius. Meskipun
wajahmu sama dengan Xian tetapi kebodohanmu jauh melebihinya."
"
Haha. Maafkan aku, bagaimana jika kalian semua singgah dirumahku menunggu Xian
datang. Dia tidak akan lama. Mungkin."
"
Memangnya dia kemana?"
"
Mana aku tahu? Dia sedang bersenang-senang. Bahkan aku harus mengambil uang
misi kami sendirian. Dasar menyebalkan. Ja... jangan hiraukan aku. Mari ikut
aku."
***
Angin berhembus dengan damai dan
mengajak rumput hijau dan bunga-bunga indah menari bergembira di bawah langit
biru bagaikan lautan yang luas. Awan putih ikut menghiasi pemandangan itu.
Hewan-hewan dihutan pun juga ikut menyaksikan keindahan ini. Pohon-pohon yang
berdiri tegak menjulang ke angkasa menjadi tempat berteduh bagi mereka.
Disanalah tempat mereka berada.
"
Bagaimana? Kau suka pemandangan ini?" Xian dan Triana sedang berada di
atas dahan pohon sembari menikmati pemandangan indah ini.
"
Tidak juga. Pemandangan ini biasa saja. Di New Moon Forest aku sudah terbiasa
dengan pemandangan ini tetapi hanya saja warna daunnya berbeda."
"
Ya sudah. Lebih baik aku pulang saja."
"
Aku hanya bercanda Xian."
"
Aku merasa sedikit kesepian sejak aku menjadi Guardian of Pledge. Kau jadi
selalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai-sampai kau lupa pulang kemari."
"
Tentu saja tidak. Disinilah rumahku dan tempatku adalah disampingmu."
"
Kau mau merayu ya?"
"
Memangnya menurutmu bagaimana?" mereka berdua tertawa karenanya. Tiba-tiba
Triana menghentikan tawanya, wajahnya terlihat ketakutan. Ia memegang kuat
tangan Xian. Triana tidak pernah sampai setakut itu. Hal itu membuat Xian khawatir.
" Ada apa Triana? Kau baik-baik
saja?"
"
Kehancuran, penderitaan, tangisan, teriakan. Mereka ada dimana-mana. Gelap,
sangat gelap. Aku tidak bisa bergerak. Mereka yang membuatnya seperti itu.
Tidak, ini tidak mungkin. Apa yang harus kulakukan? Tidak." Triana
memperkuat pegangannya pada tangan Xian dan berteriak histeris.
"
Triana tenanglah. Sebenarnya ada apa?"
"
Aku melihat.. Talejia memberi tahuku... Kita harus segera kembali ke desa. Kau
harus cepat menemui Sean."
"
Iya aku tahu, tapi sebenarnya ada apa ini?"
"
Cepat, aku harus bergegas. Kalau tidak..." Triana terjatuh karena ia
terlalu cepat berdiri dan tidak hati-hati. Untung saja Xian menangkapnya dan
membantunya untuk berdiri.
"Baiklah,
ayo kita pergi dari sini."
***
"
Baiklah silahkan duduk. Anggap saja rumah sendiri." Sean dan yang lainnya
telah tiba dirumahnya. Satu per satu dari mereka memasuki rumah itu.
"
Kakak tinggal dengan siapa? Apa kakak tinggal sendiri?" Imelda memulai
pembicaraan.
"
Bukannya sudah kukatakan aku ini punya saudara kembar. Aku tinggal berdua
dengannya."
"
Tinggal berdua? Rumah ini terlalu rapih jika hanya ditinggali oleh dua orang
lelaki. Kau yakin tidak menyembunyikan wanita di rumah ini?" kata
Angelina.
"
Mana mungkin aku melakukan itu? Jangan remehkan kami. Kami ini sudah dewasa
mana mungkin dan bisa menjaga kebersihan dengan baik."
"
Benarkah? Aku meragukannya."
"
Sudah terserah padamu saja. Aku harus mengantarkan hasil buruanku ini pada
Deckard. Tunggulah disini aku tidak akan lama." Setelah ia membukakan
pintu untuk mereka, ia kembali keluar dari rumah itu dan mengantarkan hasil
buruannya itu. Tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu. Angelina membukakan pintu itu. Ternyata ada seorang
pria dan wanita yang sudah menunggu dibalik pintu.
"
Kau cepat sekali. Aku sudah menduganya kau meneymbunyikan wanita dirumah
ini." Kata Angelina.
"
Kau ini bicara apa? Apa yang kau lakukan disini? Dimana adikku? Apa yang kau
maksud menyembunyikan wanita? Bukannya kau sudah mengenal Triana?"
"
Bukankah kau sendiri yang mempersilahkan kami masuk? Dan kau mengantarkan babi
hutan itu pada Deckard?"
"
Kau salah. Yang mempersilahkanmu masuk adalah adik kembarku Sean. Ini aku Xian.
Triana tidak tinggal di sini tetapi beberapa rumah dari sini. Ada perlu apa kau
datang kerumahku?"
"
Maksudmu kami?" Xian dan Triana tidak tahu ada orang lain sebelum akhirnya
Angelina menggeser tubuhnya dari pintu. Xian dan Triana pun juga masuk kedalam
rumah itu.
"
Sebenarnya ada hal penting yang harus kau tahu Xian. Akan ada perang yang dikobarkan
oleh Dragon Followers." Eithan memulai pembicaraan.
"
Tidak. Ini semua bohong kan? Ini semua hanya omong kosong kan?" Triana
melangkah mundur dan menggapai tangan Xian.
"
Kau kenapa Triana? Sejak tadi kau sedikit... aneh." tanya Xian.
"Aku
melihatnya, melihat semua orang menderita. Banyak darah yang bertumpahan. Ini
semua karena mereka."
"
Mereka? Maksudmu Dragon Followers?"
"
Dari mana kau bisa tahu?" tanya Eithan.
"
Talejia memberitahuku. Aku tidak mempercayainya tetapi Talejia tidak pernah
salah. Aku tidak tahu siapa mereka. Mereka ada empat orang, tidak. Masih ada
satu lagi."
"
Siapa dia?" tanya Xian.
"
Aku tidak tahu. Dia adalah penyihir yang kuat. Dia bisa membawa kegelapan, dan
juga ada mahluk yang berada dibelakangnya. Kalau tidak salah mahluk itu adalah
seekor naga."
"
Na..naga? bukankah itu hanya mitos? Seperti yang dikalahkan oleh Six Heroes,
itu semua hanyalah dongeng."
"
Tidak, itu tidak benar. Naga itu benar-benar ada, dan cerita Six Heroes bukan
hanya dongeng belaka. Keenam orang itu telah mengalahkan naga itu, seharusnya
naga itu sudah mati." Sanggah Angelina.
"
Tidak jika ada seseorang yang berusaha untuk membangkitkannya kembali."
Kata Eithan.
"
Tunggu dulu. Bagaimana kalian semua bisa tahu kalau akan ada perang?" kata
Xian.
"
Imelda yang memberi tahu kami."
"
Jasmine membuat manusia buatan sepertiku dengan tujuan dijadikan prajurit
perang karena mereka lebih kuat dari pada monster dan manusia. Ia bekerja pada
seseorang. Ia akan memberikan orang itu informasi perkembangan pembuatan manusia
buatan tetapi aku berhasil merebutnya. Ini buktinya." Imelda mengeluarkan
alat yang ia katakan. Ia menunjukkan banyak informasi tentang perang itu. Hal
itu membuat semua orang terkejut.
"
Kita harus segera memberi tahu raja tentang hal ini." Kata Eithan.
"
Bagaimana jika pihak kerajaan tidak percaya dengan hal ini? Bukti ini tidak cukup
kuat." Kata Xian
"
Kerajaan Elf telah diserang oleh dark Elf. Itu adalah bukti yang kuat. Dark Elf
adalah sekutu Dragon Followers, mereka sudah mulai melakukan pergerakan dan berusaha untuk menghancurkan kerajaan
Elf." Kata Triana.
"
Kurasa Diandra adalah salah satu dari rencana mereka." Angelina memandang
sinis Diandra dan melipat kedua tangannya.
"
Kau ini bicara apa? Aku sudah tidak menjadi salah satu dari mereka. Kau tidak
ingat mereka mencoba membunuhku?" sanggah Diandra.
"
Kau salah satu dari Dragon Followers? Sejak kapan? Bagaimana bisa?" Eithan
terkejut mendengar adiknya adalah salah satu dari para pembunuh yang tidak
pandang bulu.
"
Bukankah aku sudah bilang? Aku sudah tidak bergabung dengan mereka. Aku ikut
dengan mereka karena mereka membebaskanku dan aku harus membunuh salah satu
diantara kalian. Berhentilah bersikap paranoid dan terlalu protektif. Aku ini
sudah dewasa. Aku bisa menjaga diriku sendiri."
"
Ooo.. begitu? Jadi akulah yang kau pilih untuk kau bunuh? Hebat sekali. Untuk
apa kita membiarkan dia ikut dengan kita? Siapa tahu dia akan membunuh kita
jika kita lengah?" kata Angelina.
"
Hentikan. Apa yang kak Angelina dan kak Diandra lakukan tidak ada gunanya. Aku
tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi kita tidak seharusnya
memusuhi satu sama lain. Kita memiliki musuh yang sama. Tidak ada gunanya
melakukan hal ini." Kata Imelda.
"
Aku akan kembali ke Kerajaan Elf untuk memberi tahu ratu tentang hal ini.
Seluruh Althea dalam bahaya, sudah menjadi tugas kami untuk menjaga
kedamaian." kata Triana.
"
Apa yang kita tunggu? Kita harus segera memberitahu raja tentang hal ini."
Kata Xian.
"
Bagaimana dengan Alisa dan Kouichi? Kita juga harus memberitahu mereka."
Kata Angelina.
"
Bersyukurlah aku ikut bersama kalian. Aku bisa mengantar kalian ke semua tempat
tujuan kalian dalam sekejap." Kata Diandra.
"
Benarkah? Sombong sekali kau. Tempat tujuan kita adalah kerajaan Elf, Kerajaan
manusia dan desa Paraire. Itu berarti kau harus melakukan pelintasan sebanyak
tiga kali. Apa kau ingin menjadi putri tidur selama seminggu penuh?"
sanggah Angelina.
"
Aku tidak tahu tentang itu karena aku belum pernah mencobanya. Darimana kau
tahu? Kau seorang elemental kan?"
"
Aku tahu dari orang yang menciptakan sihir ini."
"
Tidak mungkin. Kau bertemu dengan Karakule?"
"
Berterimakasihlah karena kau mengirimku ke sepuluh tahun yang lalu dan
membuatku berusaha untuk kembali ke masa ini."
"
Kau tidak perlu mengantarku. Aku bisa dengan cepat pergi ke kerajaan Elf,
gerakan Elf jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan manusia. Aku bisa
berlari." Kata Triana.
"
Dengan begitu tujuan kita menjadi dua tempat, Eithan, Angelina dan Imelda pergi
ke kerajaan dan menjelaskan situasinya pada raja. Aku akan memberitahu Kouichi
dan Alisa." Jelas Xian.
Ditengah
kegaduhan Sean membuka pintu rumahnya dan terkejut saat melihat suasana tegang
seperti itu.
"
Sean, cepat persiapkan dirimu." Xian langsung menghampiri kembarannya dan
memegang pundaknya.
"
Ada apa ini? Bisakah seseorang menjelaskan situasinya? Aku baru saja datang,
aku sama sekali tidak tahu apa-apa."
"
Penjelasannya nanti saja. Masih ada banyak hal yang harus kita lakukan."

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<