Kamis, 15 Januari 2015

Days Of Darkness : Chapter 3

Kawan atau Lawan
Pagi-pagi sekali Eithan dan Imelda menunggu kedatangan Angelina dibawah pohon yang daunnya berguguran dan ditutupi oleh putihnya salju. Sudah cukup lama mereka menunggu tetapi ia masih belum menunjukkan batang hidungnya.


" Dimana kak Angelina? Lama sekali." Tanya Imelda.
" Entahlah mungkin dia masih ada keperluan."
" Tapi sampai kapan? Belum saja kita memulai perjalanan kakiku sudah terasa lelah karena berjam-jam berdiri disini."
" Maafkan aku Imelda, aku lupa. Ada sesuatu yang harus kulakukan. Tunggulah disini aku tidak akan lama."
" Baiklah. Jangan terlalu lama kak."
 Eithan berlari dan pergi meninggalkannya. Ada sesuatu yang berusaha keluar dari dalam tasnya yang ia gunakan untuk menyimpan alat-alat untuk membuat robot. Ia membuka tas itu dan sebuah hal yang seharusnya tidak ada disana keluar dari dalam tasnya. " Melinda? Apa yang kau lakukan disini?"
" Ha~h akhirnya aku bisa bernafas, sesak sekali tempat ini. Tentu saja aku ingin ikut dengan kalian."
" Tapi ini berbahaya."
" Lihatlah dirimu sendiri, kau juga masih anak-anak."
" Tapi aku berbeda dengan yang lainnya."
Sebuah suara indah membuat mereka menghentikan perdebatan mereka. Mereka saling memandang karena kebingungan. Dari mana suara indah itu berasal? Mereka pergi mengikuti asal suara itu dan menemukannya.
" I....i...Imut sekali!" Imelda terkejut karena gadis berambut ungu dan berwajah cantik itu adalah pemilik suara indah yang ia dengar. Ia berlari mendekatinya. " Suara kakak indah sekali."
" Terimakasih. Seorang penyanyi harus memiliki suara yang indah."
" Pe..penyanyi?"
" Kau tidak kenal siapa aku? Aku adalah Harori. Seorang Penyanyi."
" Aku tidak percaya ini. Maukah kau menyanyikan sesuatu untukku? Baru pertama kali aku mendengar suaramu aku langsung jadi penggemarmu."
" Tentu."
" Sebelum kau bernyanyi, ada yang harus kupersiapkan. Alvredo kemarilah." Alvredo pun mendekati Imelda. Ia mengatur sesuatu pada Alvredo. " Baiklah silahkan bernyanyi."

harusnya kita bisa belajar arti kebaikan
dari kehangatan air mata yang terlanjur mengalir
tapi mengapa kita saling menyakiti lagi
yang hanya akan melahirkan kebencian
ku yakin rasa sakit yang seakan menyengat ini
suatu saat akan menjadi kekuatan yang kan melindungi masa depan dengan lembut
      
" Wah indah sekali. Sebenarnya apa yang dilakukan penyanyi seperti kakak di tempat ini? Apa akan ada konser disini?"
        " Tidak. Aku hanya sedang mencari kucingku. Dia kucing kesayanganku. Aku sudah mencarinya kemanapun, tapi sama sekali tidak menemukannya. Aku sudah hampir putus asa."
        " Bagaimana jika aku membantu?"
        " Terimakasih ya. Aku akan memberikan tanda tanganku jika kau berhasil menemukannya."
        " Baiklah!" Imelda mengeluarkan berbagai macam alat dan meletakkannya di atas tanah. Ia juga memegang remot controlnya. Ia menekan tombolnya dan robot bebek beserta senjatanyapun muncul. Mereka mengarahkan senjata pada Harori.
       " Kyaaa... Apa yang terjadi? Kenapa mereka mengarahkan senjata padaku?" Harori ketakutan mengangkat kedua tangannya.
        " Mr. Kweek bukan dia yang harus kalian serang. Aku memanggil kalian untuk mencari seekor kucing. Carilah semua kucing yang ada didesa ini. Sekarang!" dengan serempak robot-robot berbentuk bebek itu berlari ke seluruh Mana Ridge. Tak ada satupun yang terlewatkan oleh mereka. Tiga di antara mereka membawa masing-masing seekor kucing. Tapi ada satu ekor kucing yang aneh. Kucing itu mengenakan pakaian pelayan.
        " Budakku. Ma..maksudku kucingku kemana saja kau? Aku sangat merindukanmu. Kenapa kau pergi meninggalkanku? Padahal aku sangat menyayangimu."
        " i..ini adalah sebuah kesalahan. Lepaskan aku, jauhkan aku dari gadis menyeramkan ini." Kucing itu meronta-ronta saat robot bebek itu memegangnya.
        " Kau jahat sekali, padahal setiap hari aku selalu merawatmu dengan kasih sayang."
        " Kumohon gadis manis lepaskan aku. Setiap hari dia selalu menyiksaku. Aku dibuat kerja tanpa henti. Biarkan aku ikut denganmu. Aku akan lakukan apa saja asalkan aku tidak kembali menjadi budaknya."
        " Bu..budak?" Imelda mulai kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.
        " Apa kau tidak percaya padaku? Mana mungkin seorang gadis pemilik suara indah sepertiku tega menyakiti kucing jelek, menyebalkan, dan tidak becus ini?"
        " Jelek, menyebalkan, tidak becus?"
        " Eh.. tidak. Bukan, maksudku..."
Imelda memberi isyarat pada robotnya untuk melepaskan kucing berpakaian pelayan itu.
        " Aku bebas. Terimakasih gadis kecil. Aku tidak akan melupakan jasamu." Kucing itu sangat senang dan berlari dengan cepat meninggalkan tuannya. Hal itu membuat Harori sangat marah sehingga wajahnya berwarna merah.
        " Apa yang kau lakukan? Kau membiarkan budakku satu-satunya pergi? Dasar bocah ingusan. Kau melakukan kesalahan besar! Kau akan terima akibatnya." Ia mengangkat tangan kanannya dan hendak memukul Imelda. Tetapi seseorang menghalangi niat jahatnya.
" Apa kau sudah selesai gadis bodoh?"
        " Kak Angelina?"
        " Lepaskan tanganku! Kau tidak ada hubungannya dengan ini tidak usah ikut campur." Harori meronta-ronta karena tangannya digenggam kuat oleh Angelina.
        " Ooo.. tidak ada hubungannya? Kalau begitu pilihlah! Ingin kubakar kau sampai habis atau aku melepaskan tanganmu dan jangan pernah ada dihadapanku lagi! Dan satu lagi, jangan melakukan hal seenaknya sendiri!"
        " Baiklah, lepaskan tanganku!" Angelina melepaskan tangannya. Ia mengelus pergelangan tangannya karena masih merasakan sakit akibat cengkraman Angelina. " Aku tidak akan melupakan ini!" ia berlari dan menghilang dari hadapan Imelda dan Angelina.
        " Terimakasih kak Angelina. Kakak datang disaat yang tepat."
        " Itu bukan masalah. Lagi pula aku benci dengan orang seperti dia. Oh iya, Eithan dimana? Bukankah seharusnya kita bertemu disini?"
        " Kak Eithan bilang kalau dia pergi karena ada sesua.."
        " Maaf menunggu lama." Eithan berlari menghampiri mereka.
        " Dasar lama sekali. Dari mana saja kau?"
        " Maafkan aku sebenarnya aku..."
        " Diamlah! Kau tidak berhak bicara seperti itu Angelina." Seorang gadis muncul dibelakang Eithan.
        " Kau.." Angelina terkejut melihat gadis itu.
        " Lama tidak berjumpa. Angelina."
Angelina menatap marah padanya. Ia memegang senjatanya dan membuat bola api di tangannya. Ia hendak melemparkan bola api itu pada gadis yang sedang berada di balik tubuh Eithan tetapi gadis itu membuat sihir grafitasi tepat di tanah tempat Angelina berpijak sehingga ia terjatuh ke atas tanah. Angelina membakar tanah disekelilingnya sehingga tanda sihir garfitasi yang mengikatnya menghilang. Ia membekukan gadis itu dengan sihirnya. Sebelum ia sempat membaca mantranya, Eithan menggunakan sihir pengikat kepada mereka berdua.
" Eithan, apa maksudnya ini? Kenapa dia bisa keluar dari tahanan? Dia tidak seharusnya bisa berkeliaran dengan bebas." Angelina memandang marah Eithan dan berusaha untuk lepas dari sihir itu.
" Memangnya kenapa? Aku tidak akan tinggal diam sebelum aku berhasil membunuhmu. Aku akan membunuhmu bagaimanapun caranya." Gadis itu melihat Angelina dan menunjukkan sebuah senyuman tantangan.
" Sial! Aku juga tidak akan berhenti memenjarakanmu sampai kau mati Diandra!"
" Sudah cukup. Lihatlah semua orang memperhatikan kita. Apa kalian tidak malu? Kalian ini bukan anak kecil lagi. Tidak baik bertengkar seperti itu didepan Imelda. Apa lagi berniat saling membunuh seperti ini." Eithan memperketat ikatan sihirnya pada kedua gadis yang sudah sejak lama berselisih dan belum pernah sekalipun hubungan mereka dibilang membaik. Angelina dan Diandra hanya saling menatap marah. Tetapi sama sekali tidak melakukan perlawanan. Setelah mereka berdua tenang Eithan melepas sihir pengikat itu.
" Jadi... orang itu yang bernama Diandra? Sebenarnya ada apa diantara mereka berdua sampai mereka bertengkar seperti ini?" bisik Imelda. Tetapi meskipun begitu suara kecilnya masih bisa terdengar oleh boneka kelelawar yang tersimpan didalam tasnya. Boneka itu berusaha membukanya dan kepalanya menyembul dari tas itu. " Diandra katamu? Master? Apakah Master disana?" boneka itu terbang dan hinggap di atas kepala Diandra. " Syukurlah Master aku sudah sangat rindu dengan Master."
" Kau? Apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya kau berada dikamarku?" Diandra terkejut melihat boneka itu dan mengambilnya dari atas kepalanya.
" Mau bagaimana lagi? Aku sudah sangat rindu pada Master. Sudah lima tahun aku tidak bertemu dengan Master dan terus menerus berada di kamar Master. Itu sangat membosankan. Tidak ada yang bisa ku ajak bicara sebelum akhirnya gadis kecil itu datang kekamar Master."
" Na..namaku Imelda, salam kenal."
" Apa yang kau lakukan dikamarku?" tanya Diandra.
" Dia hanya meminjam kamarmu untuk bermalam kemarin. Aku yang membiarkannya tinggal dikamarmu." Kata Eithan.
" Apa yang kau lakukan disini Diandra? Bagaimana kau bisa keluar dari penjara?" kesabaran Angelina mulai menipis ketika melihat musuh bebuyutannya itu muncul dihadapannya dengan bebas tanpa penjagaan.
" Aku masih belum bebas. Lihatlah tanda di tanganku ini. Ini adalah tanda Master Cintia untuk mencariku jika aku jauh dari kakak. Itu berarti aku berusaha kabur."
" Aku yang memintanya. Dia bisa mengantarkan kita dengan sangat cepat. Hanya dalam hitungan detik kita bisa sampai istana." Eithan berusaha untuk melindungi adik perempuan satu-satunya itu.
" Kita bisa saja naik Albatros untuk cepat sampai disana. Kita tidak perlu membebaskan dia."
" Terserah saja. Jika kau ingin membuang waktu tiga hari yang berharga. Kau akan kehabisan waktu. Kita hanya memiliki waktu tiga bulan sebelum akhirnya siklus seribu tahun itu tiba." Kata Diandra.
" Itu benar. Percayalah pada Master. Dia bukan orang yang jahat." Bela Melinda.
" Apa kau tidak punya kerjaan sampai-sampai kau menyihir boneka ini supaya bisa berbicara dan membelamu?" kedua mata Angelina tertuju pada sebuah boneka yang sedang berada di pelukan Diandra.
" Master tidak menyihirku! Dia menolongku. Mungkin jika bukan karenanya aku sudah mati saat ini."
" Maksudmu, kau..."
" Master memindahkan jiwaku kedalam boneka ini karena tubuhku terluka dan tidak bisa diobati lagi. Jika tidak mungkin aku sudah mati."
" Jadi. Kau adalah penyihir seribu tahun yang lalu Diandra!"
" Apa maksudmu?" Diandra membela diri.
" Kau memindahkan jiwanya kedalam sebuah boneka. Bukankah itu yang telah dilakukan penyihir itu seribu tahun yang lalu?"
" Itu tidak benar Angelina." Bela Eithan.
" Kau tidak perlu membelanya terus Eithan."
" Wadah yang digunakan oleh penyihir itu adalah tubuh manusia. Bukan boneka. Diandra hanya memakai sihir biasa. Tetapi ia memasukkan jiwa gadis itu kedalam bonekanya. Memang kau tidak akan tahu itu karena dalam buku pengetahuan sihir para Sorceress tidak dijelaskan secara rinci. Tetapi kami para Cleric mengetahuinya." Angelina masih belum berhenti memandang marah Diandra, ia menghela nafas panjang lalu memalingkan pandangannya. Eithan menunjukkan senyuman setulus mungkin untuk mencairkan suasana. " Baiklah Diandra antarkan kami ke desa Calderock. Masih ada orang yang harus kami beri tahu sebelum pergi ke Istana."
" Sebelum itu berikan tangan kanan kalian."
" Apa yang akan kau lakukan?"
" Kalian akan tahu setelah aku melakukannya."
Eithan dan Imelda mengulurkan tangan kanan mereka. Diandra menyentuhnya dan sebuah tanda muncul di punggung tangan mereka. " Itu adalah tanda yang menunjukkan lokasi kalian. Jika terjadi sesuatu aku akan menjemput kalian dengan teleportasiku. Dimanapun dan kapanpun kalian berada." Angelina masih saja enggan mengulurkan tangannya. Ia melipat kedua tangannya, menandakan ia menolak rencana itu.
" Jika kau tidak ingin ku tandai tidak masalah. Jangan salahkan aku kalau kau tersesat dan aku tidak bisa menemukanmu."
" Ayolah kak Angelina. Kalau begini terus mungkin kita tidak akan pernah bisa memulai perjalanan." Imelda berusaha untuk meyakinkan Angelina.
" Baiklah. Jangan kira aku melakukan ini demi kau Diandra. Aku melakukannya demi menyelamatkan dunia."
" Kau sama sekali tidak berubah Angelina." Diandra menyentuh punggung tangan Angelina dan memberikan sebuah tanda dengan sihirnya. Ia membalikkan badannya dan mengangkat tangan kanannya. Ia membuka sebuah portal. Ia kembali menghadap kepada mereka dan mengulurkan tangannya " Kemarilah, akan aku antar kalian ke tempat tujuan kalian."

1 komentar:

  1. Assalamualaiku wr. Wb.
    Selamat malam para pembaca semuanya.
    Saya, RDSawako, ingin memberitahukan bahwa akun g-mail saya telah dibajak oleh seseorang sehingga kepemilikan blog ini bukan lagi atas nama saya. Agak memalukan sih, karena akun gmail saya terbajak karena sebuah game on line. Tetapi jangan khawatir. RDSawako tidak hanya berhenti sampai disitu. RDSawako telah membuat blog baru yang sampai saat ini masih dalam tahap pembaruan yaitu http://rdsawakonew.blogspot.co.id
    Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran kalau RDSawako new ini adalah blog pembajak dari blog RDSawako. Saya bisa memaklumi itu. Tetapi karya ini adalah karya original milik saya dan sayalah satu-satunya penulis cerita ini. Saya sudah meng up-load serial Days Of Darkness : Chapter 21 di blog baru saya. Jika saya adalah yang palsu saya tidak akan mungkin meng up-load chapter lanjutan, padahal di blog ini baru di up-load chapter 20. Jika masih tidak percaya, silahkan ditunggu sampai tanggal satu, tanggal serial Days Of Darkness di rilis. Tolong beritahu pembaca lainnya tentang hal ini. RDSawako akan merasa sangat terbantu dengan sedikit kepedulian para pembaca
    Terimakasih
    RDSawako

    BalasHapus

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<