Kawan atau Lawan
Pagi-pagi sekali Eithan dan Imelda menunggu kedatangan
Angelina dibawah pohon yang daunnya berguguran dan ditutupi oleh putihnya
salju. Sudah cukup lama mereka menunggu tetapi ia masih belum menunjukkan
batang hidungnya.
" Dimana kak Angelina? Lama sekali." Tanya Imelda.
" Entahlah mungkin dia masih ada keperluan."
" Tapi sampai kapan? Belum saja kita memulai perjalanan
kakiku sudah terasa lelah karena berjam-jam berdiri disini."
" Maafkan aku Imelda, aku lupa. Ada sesuatu yang harus kulakukan.
Tunggulah disini aku tidak akan lama."
" Baiklah. Jangan terlalu lama kak."
Eithan berlari dan
pergi meninggalkannya. Ada sesuatu yang berusaha keluar dari dalam tasnya yang
ia gunakan untuk menyimpan alat-alat untuk membuat robot. Ia membuka tas itu
dan sebuah hal yang seharusnya tidak ada disana keluar dari dalam tasnya.
" Melinda? Apa yang kau lakukan disini?"
" Ha~h akhirnya aku bisa bernafas, sesak sekali tempat
ini. Tentu saja aku ingin ikut dengan kalian."
" Tapi ini berbahaya."
" Lihatlah dirimu sendiri, kau juga masih
anak-anak."
" Tapi aku berbeda dengan yang lainnya."
Sebuah suara indah membuat mereka menghentikan perdebatan
mereka. Mereka saling memandang karena kebingungan. Dari mana suara indah itu
berasal? Mereka pergi mengikuti asal suara itu dan menemukannya.
" I....i...Imut sekali!" Imelda terkejut karena
gadis berambut ungu dan berwajah cantik itu adalah pemilik suara indah yang ia
dengar. Ia berlari mendekatinya. " Suara kakak indah sekali."
" Terimakasih. Seorang penyanyi harus memiliki suara yang
indah."
" Pe..penyanyi?"
" Kau tidak kenal siapa aku? Aku adalah Harori. Seorang
Penyanyi."
" Aku tidak percaya ini. Maukah kau menyanyikan sesuatu
untukku? Baru pertama kali aku mendengar suaramu aku langsung jadi
penggemarmu."
" Tentu."
" Sebelum kau bernyanyi, ada yang harus kupersiapkan.
Alvredo kemarilah." Alvredo pun mendekati Imelda. Ia mengatur sesuatu pada
Alvredo. " Baiklah silahkan bernyanyi."
harusnya kita bisa belajar arti kebaikan
dari kehangatan air mata yang terlanjur mengalir
tapi mengapa kita saling menyakiti lagi
yang hanya akan melahirkan kebencian
ku yakin rasa sakit yang seakan menyengat ini
suatu saat akan menjadi kekuatan yang kan
melindungi masa depan dengan lembut
" Wah indah sekali. Sebenarnya apa yang dilakukan
penyanyi seperti kakak di tempat ini? Apa akan ada konser disini?"
" Tidak. Aku hanya sedang mencari
kucingku. Dia kucing kesayanganku. Aku sudah mencarinya kemanapun, tapi sama
sekali tidak menemukannya. Aku sudah hampir putus asa."
" Bagaimana jika aku
membantu?"
" Terimakasih ya. Aku akan
memberikan tanda tanganku jika kau berhasil menemukannya."
" Baiklah!" Imelda
mengeluarkan berbagai macam alat dan meletakkannya di atas tanah. Ia juga
memegang remot controlnya. Ia menekan tombolnya dan robot bebek beserta
senjatanyapun muncul. Mereka mengarahkan senjata pada Harori.
" Kyaaa...
Apa yang terjadi? Kenapa mereka mengarahkan senjata padaku?" Harori
ketakutan mengangkat kedua tangannya.
" Mr. Kweek bukan dia yang harus
kalian serang. Aku memanggil kalian untuk mencari seekor kucing. Carilah semua
kucing yang ada didesa ini. Sekarang!" dengan serempak robot-robot
berbentuk bebek itu berlari ke seluruh Mana Ridge. Tak ada satupun yang
terlewatkan oleh mereka. Tiga di antara mereka membawa masing-masing seekor
kucing. Tapi ada satu ekor kucing yang aneh. Kucing itu mengenakan pakaian
pelayan.
" Budakku. Ma..maksudku kucingku
kemana saja kau? Aku sangat merindukanmu. Kenapa kau pergi meninggalkanku?
Padahal aku sangat menyayangimu."
" i..ini adalah sebuah kesalahan.
Lepaskan aku, jauhkan aku dari gadis menyeramkan ini." Kucing itu
meronta-ronta saat robot bebek itu memegangnya.
" Kau jahat sekali, padahal setiap
hari aku selalu merawatmu dengan kasih sayang."
" Kumohon gadis manis lepaskan aku.
Setiap hari dia selalu menyiksaku. Aku dibuat kerja tanpa henti. Biarkan aku
ikut denganmu. Aku akan lakukan apa saja asalkan aku tidak kembali menjadi
budaknya."
" Bu..budak?" Imelda mulai
kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.
" Apa kau tidak percaya padaku?
Mana mungkin seorang gadis pemilik suara indah sepertiku tega menyakiti kucing
jelek, menyebalkan, dan tidak becus ini?"
" Jelek, menyebalkan, tidak
becus?"
" Eh.. tidak. Bukan,
maksudku..."
Imelda
memberi isyarat pada robotnya untuk melepaskan kucing berpakaian pelayan itu.
" Aku bebas. Terimakasih gadis
kecil. Aku tidak akan melupakan jasamu." Kucing itu sangat senang dan
berlari dengan cepat meninggalkan tuannya. Hal itu membuat Harori sangat marah
sehingga wajahnya berwarna merah.
" Apa yang kau lakukan? Kau
membiarkan budakku satu-satunya pergi? Dasar bocah ingusan. Kau melakukan
kesalahan besar! Kau akan terima akibatnya." Ia mengangkat tangan kanannya
dan hendak memukul Imelda. Tetapi seseorang menghalangi niat jahatnya.
" Apa kau sudah selesai gadis bodoh?"
" Kak Angelina?"
" Lepaskan tanganku! Kau tidak ada
hubungannya dengan ini tidak usah ikut campur." Harori meronta-ronta
karena tangannya digenggam kuat oleh Angelina.
" Ooo.. tidak ada hubungannya?
Kalau begitu pilihlah! Ingin kubakar kau sampai habis atau aku melepaskan
tanganmu dan jangan pernah ada dihadapanku lagi! Dan satu lagi, jangan
melakukan hal seenaknya sendiri!"
" Baiklah, lepaskan tanganku!"
Angelina melepaskan tangannya. Ia mengelus pergelangan tangannya karena masih
merasakan sakit akibat cengkraman Angelina. " Aku tidak akan melupakan
ini!" ia berlari dan menghilang dari hadapan Imelda dan Angelina.
" Terimakasih kak Angelina. Kakak
datang disaat yang tepat."
" Itu bukan masalah. Lagi pula aku
benci dengan orang seperti dia. Oh iya, Eithan dimana? Bukankah seharusnya kita
bertemu disini?"
" Kak Eithan bilang kalau dia pergi
karena ada sesua.."
" Maaf menunggu lama." Eithan
berlari menghampiri mereka.
" Dasar lama sekali. Dari mana saja
kau?"
" Maafkan aku sebenarnya
aku..."
" Diamlah! Kau tidak berhak bicara
seperti itu Angelina." Seorang gadis muncul dibelakang Eithan.
" Kau.." Angelina terkejut
melihat gadis itu.
" Lama tidak berjumpa.
Angelina."
Angelina menatap marah padanya. Ia memegang senjatanya dan
membuat bola api di tangannya. Ia hendak melemparkan bola api itu pada gadis
yang sedang berada di balik tubuh Eithan tetapi gadis itu membuat sihir
grafitasi tepat di tanah tempat Angelina berpijak sehingga ia terjatuh ke atas
tanah. Angelina membakar tanah disekelilingnya sehingga tanda sihir garfitasi
yang mengikatnya menghilang. Ia membekukan gadis itu dengan sihirnya. Sebelum
ia sempat membaca mantranya, Eithan menggunakan sihir pengikat kepada mereka
berdua.
" Eithan, apa maksudnya ini? Kenapa dia bisa keluar dari
tahanan? Dia tidak seharusnya bisa berkeliaran dengan bebas." Angelina
memandang marah Eithan dan berusaha untuk lepas dari sihir itu.
" Memangnya kenapa? Aku tidak akan tinggal diam sebelum
aku berhasil membunuhmu. Aku akan membunuhmu bagaimanapun caranya." Gadis
itu melihat Angelina dan menunjukkan sebuah senyuman tantangan.
" Sial! Aku juga tidak akan berhenti memenjarakanmu
sampai kau mati Diandra!"
" Sudah cukup. Lihatlah semua orang memperhatikan kita.
Apa kalian tidak malu? Kalian ini bukan anak kecil lagi. Tidak baik bertengkar
seperti itu didepan Imelda. Apa lagi berniat saling membunuh seperti ini."
Eithan memperketat ikatan sihirnya pada kedua gadis yang sudah sejak lama
berselisih dan belum pernah sekalipun hubungan mereka dibilang membaik.
Angelina dan Diandra hanya saling menatap marah. Tetapi sama sekali tidak
melakukan perlawanan. Setelah mereka berdua tenang Eithan melepas sihir
pengikat itu.
" Jadi... orang itu yang bernama Diandra? Sebenarnya ada
apa diantara mereka berdua sampai mereka bertengkar seperti ini?" bisik
Imelda. Tetapi meskipun begitu suara kecilnya masih bisa terdengar oleh boneka
kelelawar yang tersimpan didalam tasnya. Boneka itu berusaha membukanya dan
kepalanya menyembul dari tas itu. " Diandra katamu? Master? Apakah Master
disana?" boneka itu terbang dan hinggap di atas kepala Diandra. "
Syukurlah Master aku sudah sangat rindu dengan Master."
" Kau? Apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya
kau berada dikamarku?" Diandra terkejut melihat boneka itu dan
mengambilnya dari atas kepalanya.
" Mau bagaimana lagi? Aku sudah sangat rindu pada Master.
Sudah lima tahun aku tidak bertemu dengan Master dan terus menerus berada di
kamar Master. Itu sangat membosankan. Tidak ada yang bisa ku ajak bicara
sebelum akhirnya gadis kecil itu datang kekamar Master."
" Na..namaku Imelda, salam kenal."
" Apa yang kau lakukan dikamarku?" tanya Diandra.
" Dia hanya meminjam kamarmu untuk bermalam kemarin. Aku
yang membiarkannya tinggal dikamarmu." Kata Eithan.
" Apa yang kau lakukan disini Diandra? Bagaimana kau bisa
keluar dari penjara?" kesabaran Angelina mulai menipis ketika melihat
musuh bebuyutannya itu muncul dihadapannya dengan bebas tanpa penjagaan.
" Aku masih belum bebas. Lihatlah tanda di tanganku ini.
Ini adalah tanda Master Cintia untuk mencariku jika aku jauh dari kakak. Itu
berarti aku berusaha kabur."
" Aku yang memintanya. Dia bisa mengantarkan kita dengan
sangat cepat. Hanya dalam hitungan detik kita bisa sampai istana." Eithan
berusaha untuk melindungi adik perempuan satu-satunya itu.
" Kita bisa saja naik Albatros untuk cepat sampai disana.
Kita tidak perlu membebaskan dia."
" Terserah saja. Jika kau ingin membuang waktu tiga hari
yang berharga. Kau akan kehabisan waktu. Kita hanya memiliki waktu tiga bulan
sebelum akhirnya siklus seribu tahun itu tiba." Kata Diandra.
" Itu benar. Percayalah pada Master. Dia bukan orang yang
jahat." Bela Melinda.
" Apa kau tidak punya kerjaan sampai-sampai kau menyihir
boneka ini supaya bisa berbicara dan membelamu?" kedua mata Angelina
tertuju pada sebuah boneka yang sedang berada di pelukan Diandra.
" Master tidak menyihirku! Dia menolongku. Mungkin jika
bukan karenanya aku sudah mati saat ini."
" Maksudmu, kau..."
" Master memindahkan jiwaku kedalam boneka ini karena
tubuhku terluka dan tidak bisa diobati lagi. Jika tidak mungkin aku sudah
mati."
" Jadi. Kau adalah penyihir seribu tahun yang lalu
Diandra!"
" Apa maksudmu?" Diandra membela diri.
" Kau memindahkan jiwanya kedalam sebuah boneka. Bukankah
itu yang telah dilakukan penyihir itu seribu tahun yang lalu?"
" Itu tidak benar Angelina." Bela Eithan.
" Kau tidak perlu membelanya terus Eithan."
" Wadah yang digunakan oleh penyihir itu adalah tubuh
manusia. Bukan boneka. Diandra hanya memakai sihir biasa. Tetapi ia memasukkan
jiwa gadis itu kedalam bonekanya. Memang kau tidak akan tahu itu karena dalam
buku pengetahuan sihir para Sorceress tidak dijelaskan secara rinci. Tetapi
kami para Cleric mengetahuinya." Angelina masih belum berhenti memandang
marah Diandra, ia menghela nafas panjang lalu memalingkan pandangannya. Eithan
menunjukkan senyuman setulus mungkin untuk mencairkan suasana. " Baiklah
Diandra antarkan kami ke desa Calderock. Masih ada orang yang harus kami beri
tahu sebelum pergi ke Istana."
" Sebelum itu berikan tangan kanan kalian."
" Apa yang akan kau lakukan?"
" Kalian akan tahu setelah aku melakukannya."
Eithan dan Imelda mengulurkan tangan kanan mereka. Diandra
menyentuhnya dan sebuah tanda muncul di punggung tangan mereka. " Itu
adalah tanda yang menunjukkan lokasi kalian. Jika terjadi sesuatu aku akan
menjemput kalian dengan teleportasiku. Dimanapun dan kapanpun kalian
berada." Angelina masih saja enggan mengulurkan tangannya. Ia melipat
kedua tangannya, menandakan ia menolak rencana itu.
" Jika kau tidak ingin ku tandai tidak masalah. Jangan
salahkan aku kalau kau tersesat dan aku tidak bisa menemukanmu."
" Ayolah kak Angelina. Kalau begini terus mungkin kita
tidak akan pernah bisa memulai perjalanan." Imelda berusaha untuk
meyakinkan Angelina.
" Baiklah. Jangan kira aku melakukan ini demi kau
Diandra. Aku melakukannya demi menyelamatkan dunia."
" Kau sama sekali tidak berubah Angelina." Diandra
menyentuh punggung tangan Angelina dan memberikan sebuah tanda dengan sihirnya.
Ia membalikkan badannya dan mengangkat tangan kanannya. Ia membuka sebuah
portal. Ia kembali menghadap kepada mereka dan mengulurkan tangannya "
Kemarilah, akan aku antar kalian ke tempat tujuan kalian."

Assalamualaiku wr. Wb.
BalasHapusSelamat malam para pembaca semuanya.
Saya, RDSawako, ingin memberitahukan bahwa akun g-mail saya telah dibajak oleh seseorang sehingga kepemilikan blog ini bukan lagi atas nama saya. Agak memalukan sih, karena akun gmail saya terbajak karena sebuah game on line. Tetapi jangan khawatir. RDSawako tidak hanya berhenti sampai disitu. RDSawako telah membuat blog baru yang sampai saat ini masih dalam tahap pembaruan yaitu http://rdsawakonew.blogspot.co.id
Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran kalau RDSawako new ini adalah blog pembajak dari blog RDSawako. Saya bisa memaklumi itu. Tetapi karya ini adalah karya original milik saya dan sayalah satu-satunya penulis cerita ini. Saya sudah meng up-load serial Days Of Darkness : Chapter 21 di blog baru saya. Jika saya adalah yang palsu saya tidak akan mungkin meng up-load chapter lanjutan, padahal di blog ini baru di up-load chapter 20. Jika masih tidak percaya, silahkan ditunggu sampai tanggal satu, tanggal serial Days Of Darkness di rilis. Tolong beritahu pembaca lainnya tentang hal ini. RDSawako akan merasa sangat terbantu dengan sedikit kepedulian para pembaca
Terimakasih
RDSawako