Rabu, 08 Oktober 2014

Assassin Lifes


        Namaku Akazawa Kouichi. Bisa dibilang, aku adalah seorang yang benar-benar normal dengan kehidupan seperti orang pada umumnya. Ayahku berkerja sebagai tabib di desa kecil “Praire”. Ibuku meninggal sejak aku masih kecil. Ibu meninggal karena penyakit yang sudah lama diderita. Tentunya ayah yang memberitahuku. Semuanya berjalan normal sebelum kejadian itu terjadi.

Karena banyak orang yang terkena penyakit ayah tidak sempat untuk mencari tanaman obat. Tentu saja aku pergi ke hutan untuk mencari tanaman tersebut. Baru saja melangkah tak jauh dari gerbang perbatasan desa, tiba-tiba ada dua orang yang muncul entah dari mana. Mereka keluar dari sebuah lingkaran hitam. Lingkaran itu menutup dengan cepat setelah kedua orang itu keluar. 

Karena rasa penasaranku, akupun mendekati mereka.” Apa kalian baik-baik saja?” Tanyaku pada mereka, tetapi wanita berambut putih itu hanya bisa menatap pria berpakaian hitam yang terluka dan diselimuti oleh aura hitam yang aneh. Tiba-tiba ia menghilang entah kemana. “ Aku adalah dirimu, lindungi wanita itu!”
 “Suara apa itu?” sebelum aku sempat mengetahui dari mana asal suara itu banyak musuh berdatangan dan menyerang wanita itu. 

Bukannya aku tidak memiliki rasa manusiawi untuk menolongnya, tapi aku sungguh tidak berdaya. Aku benar-benar tidak berdaya, belajar bela diri saja tidak pernah. Selama ini yang aku lakukan hanya kehidupan yang benar-benar normal. Aku berlari kearah wanita itu tanpa kusadari. Aku kehilangan kendali atas tubuhku seakan tubuhku memiliki pikiran sendiri. “Apa yang terjadi?”, aku hanya bisa berteriak saat aku menghajar musuh yang menyerang wanita itu.
Dengan mudah aku mengalahkan semua musuh yang menghadang. Tetapi seluruh tubuhku terasa sakit. Nafasku sesak dan sangat berat. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Wanita itu melihatku dengan tatapan menakutkan. Ia tidak berteriak ataupun berkata sepatah katapun. Ku pikir mungkin ia ketakutan karena ada banyak monster yang akan menyerangnya “Apa kau tidak...” semua menjadi gelap, aku tak sadarkan diri sebelum aku sempat menanyainya.

“ Hei, ayo sadarlah!” akupun terbangun dan melihat wajah ayah yang khawatir tak karuan saat mencoba untuk menyadarkanku. “ Kau baik-baik saja kan? Apa kau terluka? Apa yang terjadi?”, ayah mengajukan pertanyaan tiada hentinya sampai-sampai aku bingung bagaimana akan menjawabnya. “Aku baik-baik saja. Di..dimana wanita itu?”
“ Apa yang kamu bicarakan? Kamu ditemukan warga desa tak sadarkan diri didepan gerbang”
“ Dimana dia sekarang?”
“Sudah lah, lebih baik kamu ceritakan apa yang terjadi.”
“Saat aku mencari tanaman obat tiba-tiba muncul dua orang aneh, salah satu dari mereka ada yang terluka. Saat kutanya apa kalian baik-baik saja, tiba-tiba pria itu menghilang. Lalu aku mendengar suara aneh dan tiba-tiba aku bisa mengalahkan musuh yang menyerang wanita berambut putih itu.” Ayah hanya terdiam seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan saat aku bercerita “ Mungkin ini semua bukan suatu kebetulan semata”
“Apa yang ayah bicarakan?”
“Seharusnya ayah memberi tahumu semua kebenarannya”
“Apa maksud ayah?”
“ Ibumu bukan seorang wanita biasa. Ibumu adalah seorang Asassin, ibumu bukan meninggal karena terserang penyakit tetapi meninggal di medan perang “
”APA?” aku terkejut serasa tersambar petir mengetahui hal penting yang selama ini ayah sembunyikan ”Kenapa ayah tidak bilang padaku?”
” Karena ayah ingin kau aman. Ayah tidak ingin kau menjadi seorang Asassin seperti ibumu dan kehilangan orang yang ayah cintai, mati di medan perag untuk yang kedua kalinya” tanpa berfikir panjang aku meninggalkan ayah.
“Apa maksud ayah menyembunyikan semua ini?” aku tak ingin menerima kenyataan ini. Ibuku seorang Assassin? Bagaimana mungkin? Dia seorang wanita. Mereka adalah orang yang seharusnya dilindungi. Bukan melindungi. Apa ini hanya sekedar omong kosong? Lalu apa tujuan ayah menyembunyikannya? Aku harus mencari tahu kebenarannya. Tetapi harus mulai dari mana? Aku berjalan menyusuri jalanan dengan perasaan seperti api yang berkobar dan bertemu kakek tua itu. Kakek Harlord adalah salah satu tetua didesa ini.

 “Oh.. Rose, dimana kau sekarang?”. Rose adalah teman masa kecilku. Pada awalnya ia selalu dikucilkan oleh anak-anak desa. Aku tak tahu apa alasannya. Karena merasa kasihan aku menolongnya saat anak-anak desa mengucilkannya. Kami jadi akrab sejak itu, kami sering bermain bersama dan akhirnya rasa itu muncul. Rasa yang awalnya hanya rasa kasihan kini berubah menjadi rasa cinta. Aku mencintainya karena ia baik hati, cantik, pandai, pantang menyerah dan memiliki semangat yang tinggi. Dia selalu tersenyum meskipun tak sedikit orang yang mengucilkannya. Sejak saat itu rambut merahnya yang panjang dan indah selalu terbayang dalam benakku.
“Ada apa kek?”, tanyaku penasaran. “Kau tidak tahu?”
“ Memangnya ada apa?”
” Rose menghilang”
“APA? Sejak kapan? Siapa yang menculiknya? Akan ku bantu mencarinya.”
“ Dia diculik oleh Dragon Followers.” apa yang akan ku perbuat? Apa aku hanya bisa berdoa dia akan baik-baik saja? Apa aku harus mencarinya? Disisi lain aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi...” Aku adalah dirimu”, tiba-tiba aku mendengar suara itu lagi. Entah dari mana suara itu berasal. Suara itu seolah memberitahuku apa yang harus aku perbuat. “ Apakah di desa ini ada master Asassin? Aku harus bertemu dengannya.”
“ Apa kau yakin? Dia itu agak aneh.
 “ Ya. Dimana dia sekarang?” kakek itu menunjuk ke arah para master berkumpul. Tanpa berfikir panjang langsung aku menuju ke sana.
“ Permisi bisakah aku bertemu master Asassin?” tanyaku pada para master yang sedang berkumpul melatih para prajurit yang menjaga keamanan desa. “ Ada perlu apa kau ingin bertemu deganku ~nyaa.”

“ Piko.. apa yang kau lakukan disini? Ayo pulang! Cepat habiskan  makananmu.”
 “ Aku master Asassin yang kau cari, dasar bodoh ~nya.”
” Sejak kapan kamu dapat bicara? Mana ada seekor kucing berpakaian aneh seperti itu? Jangan bercanda! Aku benar-benar harus bertemu dengan master Asassin.”
“ Harus berapa kali kukatakan ~nya, aku ini master Asassin.”
“Ta.. tapi kau kan seekor kucing. Kau kucing peliharaanku, Piko-chan.”
” Kau perlu bukti ~nya?” kucing itu menunjukan kebolehannya. Dia melempar shuriken tepat pada sasaran. Ia juga menunjukan kebolehannya dengan bermain berbagai macam senjat. Tidak salah lagi dia master Asassin. “ Tapi bagaimana mungkin?” tanyaku kebingungan. Bagaimana aku tidak heran jika seekor kucing peliharaan dapat melakukan gerakan seperti itu? “ aku adalah kucing yang selalu menemani ibumu di medan perang, kalau buakan karena aku, ibumu mungkin masih...”
“ Beri aku petunjuk dimana Rose sekarang!”
“ Rose? Keturunan Ancient itu? Aku kira kau datang padaku untuk belajar menjadi seorang Asassin seperti Ibumu.”
“ Ancient? Apa maksudmu?”
“ kau ini benar-benar tidak tahu apa-apa ~nya ?”
“ Itu tidak penting. Aku ingin menyelamatkannya. Beri aku petunjuk dimana ia sekarang!”
“ Bagaimana kau akan menyelamatkannya ~nya? Dia diculik oleh Dragon Followers. Kau hanya bocah ingusan yang tidak bisa melakukan apa-apa.  Apa kau hanya akan datang ke sana dan memberikan nyawamu begitu saja? Kau tidak tahu apa-apa tentang bela diri. Aku hanya memberi saran, lebih baik kau jadi muridku dan mejadi Asassin, lalu kau selamatkan dia. Bagaimana ~nya?”
“ Kau ini ingin membantuku atau tidak? Sekarang sudah tidak ada waktu lagi. Bicara denganmu hanya akan membuang waktuku. Aku akan mencarinya sendiri.”
 “ Dasar bodoh ~nya, kuharap kau kembali dengan keadaan hidup.”
Dasar bodoh. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa. Memangnya aku akan mencarinya dilubang tikus? Bagaimana aku akan mencarinya jika aku tidak tahu apapun tentang menghilangnya Rose. Saat aku sedang berjalan dan meratapi kebodohanku, tanpa disengaja aku mendengar percakapan sekumpulan orang yang dilengkapi oleh senjata. Kursa mereka para Adventures yang juga mencari Rose. “ Aku menemukan jejak yang mencurigakan ke arah Shadow Forest” itulah yang mereka katakan. Aku akan kesana memastikan apa benar Rose masih ada di sana.
Sebelum memasukinya, pertanyaan itu selalu terngiang dikepalaku, apakah aku bisa menyelamatkannya? Tapi sekarang keadaan telah berubah. Aku memiliki kekuatan entah dari mana dan bisa membantuku untuk menyelamatkannya. Masih ada seberkas harapan untukku menyelamatkan Rose. Dengan penuh keyakinan, kulangkahkan kakiku memasuki Shadow Forest.
Awalnya aku menemui goblin. Mereka tampak buruk dan bodoh. Tapi mereka menang kuantitas dan berusaha menyerangku. Aku mencoba melawan mereka. Serasa seperti sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Aku merasa tenang dan perlahan mengalahkan mereka semua. Saat aku menelusuri Shadow Forest, sebuah monster yang ukurannya lebih besar daripada para goblin yang tadi kukalahkan.” Katakan dimana Rose!” tanyaku dengan sedikit menggertak. “Huahahaha, langkahi dulu mayatku” dia mulai menyerang. Pertarungan itu tak berlangsung lama. Aku mengira aku akan mati karena aku tidak cukup kuat melawnnya. Apa Orc selemah itu? Itu tidak penting. Aku harus menemukan petunjuk di mana Rose. “Dia sudah tidak ada disini, mereka telah membawanya.”
“Membawanya kemana?” keadaan berubah menjadi sangat gelap. Seolah aku telah ber-teleport ketempat yang jauh dari tempat sebelumnya. Aku melihat pria yang terluka waktu itu.“ Si.. siapa kau? Tempat apa ini? Kenapa aku bisa berada di sini?” tanyaku pada pria itu. “ Aku adalah Dirimu, tempat ini adalah tempat yang ada jauh didalam dirimu.”
” Apa maumu? Kenapa kau bisa berada didalam tubuhku?”
” Aku butuh tubuh untuk bertahan hidup. Bisa dibilang ini takdir. Aku yang menggunakan tubuhmu untuk bertarung. Dimana wanita itu? Apa dia aman sekarang?”. “ Aku tidak tahu, dia menghilang sejak kau... masuk ke tubuhku dan aku tak sadarkan diri.”
” Kau harus temukan dia sekarang!”
“ Kau ini bicara apa? Aku sendiri belum menemukan Rose malah kau menyuruhku mencari wanita berambut putih yang tak ku kenal dan aku tidak tahu harus kemana aku mencarinya”
“Kau harus menemukannya!” . Pria itu mulai tertutup kabut dan lagi-lagi aku tak sadarkan diri. Untung ada penjaga yang berpatroli dan menemukanku.
“ Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kau sudah dua kali ditemukan tak sadarkan diri diluar desa, dan kali ini di tempat berbahaya itu.Kau tahu kan semua warga desa tidak diperbolehkan pergi kesana?” ayah terkihat begitu cemas . “ Aku tidak apa-apa, aku hanya mencari Rose.”
“ Rose? Dia kan diculik Dragon Followers, apa kamu gila? Serahkan saja tugas ini pada para Adventures. Ayah tidak ingin kamu terluka.”
“ Bagaimana ayah tahu Rose diculik?”
“ Semua warga desa sedang mencarinya. Dan akhirnya mereka menemukanmu di tempat mengerikan itu.”
“ Aku ingin tahu semuanya!”
“ Apa maksudmu?”
“ Aku ingin ayah menceritakan semua tentang ibu, aku tidak ingin ada yang disembunyikan lagi. Aku ini anak kalian dan aku harus tahu semuanya.”
        Ayah terkejut mendengar permintaanku. Ia terlihat sangat berat saat aku memintanya menceritakan kejadian yang menimpa istrinya. Meskipun tidak sedikit waktu terasa sunyi akhirnya ia mau menceritakannya “ Ayah menemukan ibumu terjatuh dari pohon dengan keadaan terluka parah bersama kucing itu. tubuhnya dipenuhi luka memar dan sebuah benda tajam tertancap dilengannya. Ayah membawanya pulang dan mengobatinya. Dalam waktu lama, ia tidak sadarkan diri. Setelah ia sadar aku menanyakan siapa namanya. Ternyata kepalanya terbentur keras dan ingatannya pun hilang. Kami hidup bersama sampai ingatannya kembali. Karena kami sering menghabiskan waktu bersama kami pun mulai jatuh cinta. Kami menikah dan memiliki seorang anak. Saat desa di serang para Dragon Followers Ibumu mengingat siapa dirinya yang sebenarnya dan melindungimu sekuat tenaganya. Dia menyuruhku lari membawamu ke tempat yang aman. Ibumu terbunuh saat ia berjuang demi melindungimu.” Ayah menceritakan semuanya dan mulai meneteskan air mata saat mengingat tragedi yang merenggut nyawa istrinya. Aku belum pernah melihatnya sesedih itu “ Jadi ibu meninggal karena melindungiku? Sudah yah jangan sedih lagi. Maafkan mengingatkan ayah pada kejadian tragis itu”
        Jadi, apakah aku terlahir sebagai Asassin? Apakah aku memiliki takdir yang sama seperti ibuku? Mungkin aku harus menanyakannya pada Piko-chan. Hanya dia yang bisakuberi pertanyaan seperti itu. Aku langsung menemui master Asassin. “ Piko-chan eh.. maksudku master aku..”
“ Namaku Shadow Nyang, kau ingin aku melatihmu menjadi Asassin kan? Aku sudah mendengar semuanya, latihan dimulai besok pagi jangan sampai terlambat. Itu adalah tugas pertamamu.”
“ Aku belum mengatakan aku akan...”
“ Jangan sampai terlambat! Aku tidak segan-segan akan menghukummu” seenaknya saja dia menyuruhku. Meskipun ia seorang master Asassin dia masih tetap hewan peliharaanku. Benar-benar menyebalkan. Tapi apa boleh buat, mungkin ini jawaban dari pertanyaanku dan satu-satunya cara menyelamatkan Rose.
        Keesokan harinya kami bertemu di hutan dekat dengan desa dan aku datang tepat waktu. Latihan pun dimulai. Shadow Nyang memperkenalkanku senjata apa saja yang digunakan seperti Kunai, Shuriken, Dagger, Schimitar, dan Crook. Ia benar-benar membuatku berlatih keras. Karena waktu latihan kami tidak banyak, aku harus segera menyelamatkan Rose. “ Pergilah ke Wind Forest ~nya! Carikan aku sesuatu yang bisa dimakan!”,dia menyuruhku, baru kali ini peliharaan menyuruh majikan. “ Kenapa kita tidak pulang saja? Dirumah sudah kusiapkan makanan untukmu”, jawabku agak marah. “ Ini adalah salah satu latihan ~nya, kau ingin segera menyelamatkan gadis itu kan? “
“ Baiklah, terserah apa katamu.”
        Ternyata sulit sekali mencari makanan didalam hutan ini, Wind Forest. Tidak seperti hutan biasa aku mencari tanaman obat untuk ayah. Saat mencari makanan untuk Shadow Nyang yang menyebalkan itu aku melihat seorang gadis. Ternyata gadis berambut putih yang aku temui saat itu. Aku segera menemuinya, mungkin dia dapat memberitahuku sesuatu.

 Saat aku mendekatinya ia hanya menatapku. Aku kira mungkin dia tidak bisa bicara, jadi aku melambaikan tanganku. “ Ada apa?”, gadis itu menjawab. “ A.. aku kira kau tak bisa bicara, sejak pertama bertemu kau tak pernah bicara.”
“ Lalu?”
“ Aku ingin kau memberi tahuku sesuatu”, dia hanya diam saja. “ Anu.. kau tahu sesatu? Siapa yang merasuki tubuhku waktu itu?.”
“ Aku tidak tahu”
“ Apa? Kau kan satu-satunya orang yang bersamanya saat tiba-tiba muncul entah dari mana. Bagai mana kau bisa tidak tahu?”
” Dia orang yang melintasi waktu denganku, tapi aku tak tahu siapa dia.”
“ Melintasi waktu? Kemana dan kapan tujuanmu saat itu? Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?” satu lagi hal aneh yang datang dalam hidupku. “ Aku tidak tahu. Aku tidak bisa mengendalikannya, dan pria itu, aku tidak ingat.”
” Apa kau ini benar-benar tidak tahu? Lalu bagaimana ini? Dia menyuruhku untuk menjagamu, bahkan aku tidak tahu tujuannya.”
“Kau harus tanya sendiri pada orang itu”
“Bagaimana caranya?”
“ Aku tidak tahu”
“ Kau ini sebenarnya bisa apa sih? Baiklah, siapa namamu? Kita sudah bicara sampai sejauh ini tapi kita belum saling mengenal. Kau tidak akan lupa namamu sendiri kan?”
“ Lunaria”
“ Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”, ia hanya menunjuk ke arah Ancient Temple Ruin. Mungkin dia ingin menunjukanku sesuatu. “ Memangnya ada apa didalam tempat itu?” saat pandanganku kembali padanya ia sudah enghilang didalam portal, sama seperti pertama kali aku bertemu dengannya. Mungkin itu yang namanya melintas. Wanita itu selalu membuatku penasaran. Dan rasa penasaranku tidak pernah ingin mengalah. Jadi langkah kakiku kini memasuki tempat yang penuh dengan kenangan buruk itu.
        Tempat ini begitu mengerikan, banyak aura aneh yang membuat bulu kudukku merinding. Perasaan takut mengiringiku dalam perjalanan menjelajahi tempat yang dulunya adalah tempat pertempuran antara monster dan manusia. Beberapa cerita mengatakan masih ada banyak monster yang tinggal disana. Dan yang menjadi pertanyaan, mengapa didalam sebuah dongeng selalu ada sedikit kebenaran? Banyak sekali monster yang muncul menghadangku. Datang sendirian ke tempat legenda seperti ini adalah hal yang paling bodoh yang pernah kulakukan.

 Nasib baik berpihak padaku. Untung saja aku sudah dapat pelatihan dasar bela diri. Setidaknya aku sudah bisa melindungi diriku disaat-saat seperti ini. Aku dapat mengalahkan monster yang ada di Ancient Temple Ruin. Ini benar-benar sangat nekat. Aku melihat Lunaria ada di ujung ruangan. Aku mendekatinya “ Dia benar-benar membantumu bertarung ya? Kau sudah pernah menemuinya kan?”
“ Aku bertarung dengan kekuatanku sendiri, kadang-kadang dia juga membantuku.” meskipun setiap kali dia membantuku aku kehilangan kesadaranku. Mungkin ini sedikit berbahaya .   “ Oh begitu. Lebih baik kau segera keluar dari sini. Ini tempat berbahaya.” lalu ia menghilang. Lagi.  Mungkin ia mulai melintas waktu entah kemana. Kenapa aku harus terjebak dengan wanita aneh itu. Aku menemui Shadow Nyang. Ternyata ia menyuruhku ke Shadow Forest karena ia tahu aku harus bertemu Lunaria. Latihan selesai. Aku bergegas menuju Mayor Harlord, mungkin dia yahu informasi dari para adventure yang mencari Rose.
        “ Bagaimana kek? Ada perkembangan dalam pencarian Rose?” tanyaku penasaran. “ Ada penjaga yang lain melihat Rose dibawa ke Perpustakaan tempat buku-buku para Sorceress disimpan jauh didalam hutan. Kau harus segera mencarinya sebelum terlambat!”
“Akan kucari Rose”. Tak mengenal lelah setelah latihan dan mengejar Lunaria yang aneh itu aku langsung memastikan apa dia benar ada di sana. Dia pasti butuh bantuanku, aku harus bergegas.
        Ternyata benar. Dia ada di dalam Perpustakaan itu. Entah mengapa dia bersama Lunaria. “ Rose kau tidak apa-apa?”, tanyaku khawatir. Ia seperti tidak mengenalku, apa yang terjadi?. “ Dia melintasi waktu denganku, haha” jawab Lunaria. “ Ka..Kau tidak ingat? Aku Kouichi temanmu!”
“ Aku tidak ingat”
“ Kenapa kau bisa berada disini?”
“ Aku tidak terlalu ingat, aku tidak sengaja mematikan jebakannya dan masuk ke sini. Sepertinya orang-orang tidak bisa keluar tanpa aku.”
“ Siapa mereka?” Ia mulai mengabur seperti air yang bergelombang. Perlahan aku tidak bisa mendengarnya dan dia menghilang. “ Rooosseeee” aku panik saat dia menghilang. “ Sepertinya ia melintasi waktu lagi, mau bagaimana lagi? Kau harus selesaikan ini!”. Dengan mudahnya Lunaria menjawab seperti itu. Bagaimanapun aku harus menyusuri tempat ini, mungkin aku bisa mendapat petunjuk tentang maksud dari ‘ mereka ‘ oleh Rose. Tempat ini hanya dipenuhi buku-buku tua yang telah dimakan usia. Banyak sekali sarang laba-laba dan debu yang sangat tebal. Sesak sekali jika bernafas disini.Aku tidak menemukan apapun, tetapi aku melihat Lunaria lagi “ Kemana Rose pergi?”
“ Sudah kubilang kan, aku tak dapat mengendalikannya, dia mungkin tidak ingat apapun saat melintasi waktu.”
” Setidaknya beri aku semacam sinyal saat kau akan menjelajah waktu. Kau dapat lakukan itu kan?”
” Idemu tidak buruk. Baiklah, tapi ada saatnya aku tidak dapat meberi sinyal padamu. Sepertinya aku akan pergi lagi. Sampai jumpa.” ia tersenyum dan menghilang ditelan oleh lingkaran hitam pelintas waktu.
        Aku hanya bisa pulang tanpa membawa Rose. Aku melaporkan semua yang terjadi pada Mayor Harlord. Dia menyuruhku untuk bergabung dengan adventures yang lain, mungkin akan lebih mudah menemukannya. Keesokan harinya, kami bertemu di depan gerbang perbatasan desa. “ Yo! Kemarilah”, seorang Warior memanggilku. “ Kau ini lama sekali, hahaha. Pantas saja kau selalu kehilangan jejak gadis keturunan Ancient itu.” sahut seorang Sorceress menyebalkan itu, aku fikir mungkin semua Sorceress memang begitu. “ Kau sendiri baru datang dari Mana Ridge dan belum menemukan apa-apa!”  jawabku kesal. “ Sudah lah kita disini untuk berkerja sama menemukan gadis itu bukan?”, jawab sang Cleric.
        “ Yosh, Namaku Akazawa Kouichi, Assassin.”
“ Xian, Sword Master”
“ Eithan, Priest”
“ Angelina, Elemental. Aku lulusan terbaik dalam sekolah sihir dan selalu mendapat nilai sempurna. Akan kubakar habis monster yang menculik Ancien jika kita berhasil menemukannya.”
“Triana , Acrobat”
“ Imelda, Gear Master. Jangan lihat aku masih kecil, aku bisa menciptakan robot cangih, menembak, menciptakan racun, dan menguasai beberapa elemen.”
“ Alisa, Soul Eater. Aku menguasai sihir hitam dan dapat memanggil roh nenek moyang.”
“ Ro..roh?” aku sangat benci cerita menakutkan yang ada sangkut pautnya dengan hantu. Ternyata aku malah bertemu dengan orang yang bisa memanggil roh. Benar-benar sial. “ Memangnya kenapa?”
“ Tidak, hanya saja menurutku itu sedikit mengerikan”
“ Kau takut dengan roh? Sungguh menyedihkan.” Lagi-lagi Angelina meremehkanku.“ Bisakah kita kembali ke topik utama?” Eithan berusaha mengembalikan arah pembicaraan.“ Aku dengar kalian memiliki informasi tentang dimana keberadaan Rose.” tanyaku memulai pembicaraan. “ Sebenarnya kami belum tahu pasti karena mereka terus bergerak dan tidak tinggal di dalam markas terlalu lama, tapi menurut petugas yang berpatroli ada yang aneh dengan daerah Markas Minotaur. Ada kemungkinan Ancient dibawa kesana sekarang.” , jawab Xian. “ Aku telah mengirim sebuh robot mata-mata untuk mengawsi pergerakan mereka. Sepertinya mereka semua berkumpul di suatu tempat dalam markas itu. Seharusnya mereka berjaga di di seluruh tempat, ini benar-benar aneh.” kata Imelda. “ Bisa jadi ini perangkap, kita harus berhati-hati.”, lanjut Eithan. “ Aku menemukan jejak aneh menuju ke tempat itu. Seperti jejak kereta kuda atau semacamnya. Talejia juga memberitahuku ada sesuatu yang aneh di tempat itu. Tidak salah lagi Ancient ada disana.”, kata Triana. “ Tapi masih ada kemungkinan jejak itu dibuat untuk mengelabuhi kita.”, sangah Alisa. “ Tidak ada cara lain. Kita tetap harus masuk ke sana, kita harus membuat strategi. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.”, jawabku.
        “ Ada sesuatu yang harus kutanyakan sebelumnya, bagaimana cara bertarungmu?” tanya Xian. “ Bisa dibilang aku petarung jarak dekat.”
“ Baiklah yang memimpin pertarungan ini adalah aku dan Kouichi karena kami petarung jarak dekat. Imelda dan Alisa melindungi aku Kouichi dan Eithan. Eithan yang akan menyembuhkan jika ada yang terluka. Angelina kau gunakan sihirmu untuk memperlambat pergerakan musuh. Dan Triana yang akan menjaga semua dari jarak jauh. Ada pertanyaan?”, Xian menjelaskan dengan rinci strateginya. Dia memang ahli dalam hal ini.Ia terkenal dengan strategi yang ia buat karena selalu banyak membantu dalam pertarungan. “ Tetapi ada kalanya aku tidak...” aku berusaha memberi tahu mereka tentang kondisiku, kehilangan kesadaran saat bertarung. Tapi sudah lama aku tidak mengalami hal itu. Mungkin mereka tidak perlu tahu. “ Kau kenapa?”, tanya Eithan. “ Tidak, aku baik-baik saja.”, jawabku. “ Kau lebih baik mengatakan yang sebenarnya atau kubakar kau dengan apiku.”, Angelina sudah menyiapkan api ditangannya. “ Sudahlah. Ayo kita berangkat.”, Eithan memegang tangan Angelina yang berapi dan membuatnya mematikan api ditangannya.
        Aku berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan bisa membawa pulang Rose. Kami memasuki pintu masuk markas Minotaur. Musuh mengetahui kedatangan kami. Banyak prajurit Minotaur di kerahkan untuk menhentikan kami. Apa yang dikatakan kebanyakan orang tentang keahlian Xian dalam mengatur strategi memang benar. Strategi itu sangat membantu, tak lama kami telah bertemu dengan... bisa dikatakan atasan dari para prajurit Minotaur. Di tengah pertarungan aku melihat Lunaria datang entah dari mana. Mungkin dia melintas waktu dan tidak datang ke tempat yang tepat. “ Se.. sepertinya aku akan melintas waktu lagi.” teriak Lunaria. Aku mendekatinya dan tak sengaja aku juga ikut bersamanya melintas waktu. “ Sial, kemana dia?”, teriak Angelina. “ Wanita tadi bilang akan melintas waktu kan? Apa Kouichi terjebak bersamanya?” Alisa panik. “ Dia pasti akan kembali. Tetap sesuai rencana. Tapi mungkin kali ini sedikit sulit.”, Xian mencoba menenangkan semuanya.
        “ Dimana ini? Aku harus segera kembali, mereka butuh bantuanku. Kembalikan aku ketempat semula!”, aku menyuruh Lunaria membawaku kembali ke tempat semula. “ Aku sudah bilang sebelumnya aku tidak bisa mengendalikannya.” jawab Lunaria. “ Lakukan sesuatu! Aku harus segera kembali.”
“ Harus berapa kali kukatakan kalau aku tidak bisa mengendalikannya?” aku memalingkan wajahku karena kemarahanku sudah memuncak. Aku baru menyadari aku sedang berada di medan perang. Rumah-rumah penduduk dilahap si jago merah. Ada seorang wanita yang sedang mati-matian melawan monster. Cara bertarungnya menunjukan ia seorang Assassin sama sepertiku. Aku menyadari sesuatu yang mengganjal di fikiranku “ Bukankah ini rumahku? Kenapa rumahku kebakaran dan hampir rubuh. Pasti terjadi sesuatu.” kataku penasaran. Tak sempat aku mendekati rumah, aku melihat ayah keluar dari dari rumah membawa anak kecil bersamanya. “ Jangan-jangan.... “ aku benar-benar kehabisan kata-kata. “ Pergilah! Bawa anak kita ke tempat yang aman”, teriak wanita itu. Tak salah lagi ini masa laluku. “ Ibu...” apakah ini saat-saat kematian ibu? Aku bergegas mendekatinya dan menyelamatkannya. “ Apa yang kau lakukan?”, Lunaria mencoba menghentikanku. “ Tentu saja aku tidak akan membiarkan ibuku mati. Jangan halangi aku!”
“ Kita tidak boleh merubah masa lalu. Aku akan melintas lagi. Jangan jauh dariku, atau kau tidak akan pernah kembali.”
“ Lepaskan aku! Ibuuu...”, keadaan di sekitar mulai mengabur dan aku kembali ke tempat semula.
        “ Kau tidak apa-apa kan? Apa kau terluka?”, tanya Triana cemas melihat keadaanku. Aku tidak bisa menjawabnya, aku tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku tidak sanggup melihat ibu mati tepat didepan kedua mataku dan tidak ada hal yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkannya. “ Kenapa kau tak serahkan semuanya padaku?”, aku mendengar suara pria itu, pria yang ada dalam tubuhku. “ Serahkan bebanmu itu padaku, aku yang akan mengatasi semuanya. Kau benci itu bukan?”aku sudah tidak perduli lagi. Aku tidak ingin melihat apapun lagi. Perlahan ia mengambil alih tubuhku dan kesadaranku menghilang.
        “ Hahaha, akhirnya aku menguasai tubuh ini.” mataku berubah menjadi hitam, sama seperti miliknya dan aura hitam yang dimilikinya juga menyelimuti tubuhku.
“ Kau ini bicara apa?” tanya Angelina. “ Aku adalah arwah yang memasuki tubuh bocah ini!”
“ Ja..jangan bercanda kaka. Ini tidak lucu”, Imelda takut. “ Akan kubunuh kalian.! Jangan khawatir. Ini tidak akan lama.”, kata pria itu. “ Sadarlah Kouichi, kami bukan musuhmu. Ingatlah kita memiliki tujuan yang sama. Kita harus menyelamatkan Ancient.”, Xian mencoba menyadarkanku. “ Seperti janjiku aku akan menanggung beban mu dan kuhempaskan pada kalian.”
“ Kita harus melawannya. Aku tahu dia teman kita, tapi dia telah dirasuki sesuatu. Mungkin setelah mengalahkannya dia akan sadar kembali.” Eithan bersiap menyerang. “ Siapa kau? Kau fikir kau bisa mengalahkanku?” pria itu membuat sebuah bola hitam di tangannya. “ Selamat tinggal. Kuharap kalian akan mendapatkan mimpi indah. Untuk SELMANYA!” senyuman mengerikan terlukis diwajahnya saat bola hitam itu meledakkan seluruh tempat ini.
        Kesadaranku mulai kembali. Rasa pening menyambutku saat aku mulai membuka kedua mataku. Perlahan aku mulai bangun. Tubuhku terasa sedikit mati rasa karena mungkin sudah cukup lama tergeletak disini. Aku melihat semuanya terbaring di atas tanah dan banyak darah yang bertumpahan. “ A..apa yang terjadi?”
“ Yang seharusnya kau tanyakan adalah apa yang telah ku perbuat? Kenapa aku membunuh mereka?” lagi-lagi suara itu terdengar di telingaku. “ A.. aku membunuh mereka?”, aku melihat tanganku yang tak kusadari telah berlumur darah dengan perasaan bersalah. “ hahaha, aku telah melepaskanmu dari penderitaanmu.”
“ Bukan aku yang membunuh mereka. Aku bukan pembunuh.”, aku berusaha meyakinkan diriku. “ Lalu lihatlah tangan mu yang berlumuran darah itu!”
“ Bukan aku yang membunuh mereka”, aku menutup kedua telingaku dan berusaha untuk tidak mendengar kata-katanya lebih lama lagi, meyakinkan diriku sendiri kalau aku bukan pembunuh. “ Kau tidak dapat lari dari kenyataan. Ini semua adalah takdir. Takdir seorang Asassin.”
“ Bukan aku yang membunuh mereka. Tapi kau!”
“HAHAHA, aku hanya menanggung bebanmu dan menghempaskanya pada mereka. Semua ini salahmu.”
” Sial. Keluar kau dari tubuhku!”.
        “ Kaka?”. Aku terkejut dan langsung melihat pada sumber suara itu. “ Kaka sudah sadar kan? Kaka membuatku takut.”, senyuman kecil terlukis di wajah Imelda. “Syukurlah.” aku benar-benar lega dia tidak mati. Aku berlari mendekatinya dan membantunya. “ Kau beruntung aku tidak membakarmu sampai hangus” Angelina berusaha bangun. “ Maaf aku. Aku tidak mengathui hal ini akan terjadi dan semua strateginya jadi sia-sia.” Xian merasa bersalah.  “ Kalian semua terluka. Aku akan menyembuhkan kalian semua.” Eithan berusaha menyembuhkan meskipun dia sendiri tampak lemah. “Aku seharusnya memberitahu kalian tentang hal ini. Ini semua salahku.” aku benar-benar merasa bersalah. “ Kami semua tahu kau tidak mungkin melukai temanmu sendiri.” Triana mencoba menenangkanku. “ Lebih baik kita pulihkan tenaga kita, lalu segera kembali ke desa. Sementara waktu kita mundur, kita butuh bala bantuan.” Alisa menyarankan. Kami keluar dari markas Minotaur bersama-sama saat bulan purnama menghiasi langit malam yang sunyi itu.
        Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Pria itu selalu datang disetiap mimpiku dan meningatkanku pada kejadian hari itu. Aku melihat bagaimana dia mencoba membunuh teman-temanku. Ternyata sejak awal dia telah merencanakan hal ini. Merencanakan untuk mengambil tubuhku. Aku tidak butuh bantuannya. Aku bisa melindungi mereka dan menyelamatkan Rose dengan kekuatanku sendiri. Aku memikirkan cara bagaimana aku dapat mengeluarkannya dari tubuhku. Tak ada satu carapun yang terlintas dikepalaku.. Mungkin Shadow Nyang dapat memberiku petunjuk.
        “Ada seseorang dalam tubuhmu dan mencoba membunuh teman-temanmu? Sungguh aneh ~nya. Kau tidak mengarang cerita kan?” Shadow Nyang tak percaya apa yang kuceritakan padanya. “ untuk apa aku berbohong? Asassin tidak pernah berbohong.” aku berusaha meyakinkan. “ Aku sama sekali tidak percaya. Kau ini masih sangat muda dan benar-benar naif. Kau mengakui dirimu Assassin padahal kau sangat sulit mengambil keputusan untuk menjadi muridku.”
“ Memangnya kau bisa membuktikan kalau semuakata-kataku ini hanya omong kosong?”
 “ Hmmm... kalau kau tidak berbohong, aku tahu cara agar kau dapat bertemu dengannya dan melawannya.”
“ Bagaimana caranya?”
“ Apa kau kira kau sudah cukup kuat? Dari ceritamu, dia sepertinya bukan orang biasa. Dapat mengalahkan lima Adventure berpengalaman dengan mudah, orang sangat kuat.”
“ Aku harus mengalahkannya.”
“ Kalau begitu kau butuh latihan lanjutan. Besok temui aku di tempat latihan, jangan sampai terlambat.”
        Aku berlari secepat yang aku bisa supaya aku tidak terlambat di latihan ekstra ini. Shadow nyang berlari sangat cepat dan akhirnya ia sampai lebih dulu di tempat latihan. “ Kau terlambat ~nya.”, Shadow Nyang memarahiku. Padahal dia hanya sedikit lebih cepat dariku. “ Ayolah, aku hanya terlambat sepuluh detik.”, bantahku. “ Kalau Rose dibawa pergi dan kau datang sepuluh detik kemudian lalu bagaimana? Kau tidak akan pernah bisa menemukannya ~nya.”. Aku termenung mendengarnya berkata begitu. “ Baiklah, sebagai gantinya kau harus memberiku makanan ~nya.”, dia mencoba menghiburku. “ Aku sudah siapkan bento kesukaanmu.”
“ Whoa.. ini baru namanya bento ~nya. Seharusnya setiap hari kau memberiku makanan seperti ini. Tidak hanya seekor ikan bau.”
        “ Apa yang akan kita lakukan hari ini?”
“ Aku akan menjelaskan kelas lanjutan sebagai Asassin, ini benar-benar lezat ~nya.”, dia bicara dengan mulut penuh makanan. “ Kelas lanjutan?”
“ Ya. Kau tidak bisa memperdalam semua dasar ilmu Asassin.”
“ Kelas apa yang seharusnya aku pilih?”
“ Itu tergantung ~nya. Tergantung mana yang lebih pantas untukmu.” ia mengelap mulutnya penuh dengan makanan.
        “ Memangnya kelas lanjutan itu apa saja?”, tanyaku ingin tahu lebih lanjut. “ Bringer dan Chaser.”
“ Bringer? Dan Chaser?”
“ Bringer adalah ahli dalam menggunakan dagger dan chakra. Tenaganya terdapat pada batin penggunanya. Bisa men-summon Asassin lain dan membantunya dalam pertarungan. Chaser pengguna senjata pembunuh.”
        “ Bagaimana caranya aku dapat memilih mana yang lebih baik untukku?”
“ Hmmm.... mungkin jika aku mengujimu akan terlihat kelas mana yang baik untukmu.”
“ Apa? Sudah berapa kali kau mengujiku? Kau masih tidak tahu mana yang baik untukku?”
“ Kau ingin bertambah kuat atau tidak?”
“ Baiklah, bagaimana kau akan mengujiku?”
“ Kau akan melawanku. Gunakan jurus yang paling kau kuasai, mudah kan? Dengan begitu kita akan mengetahui kelas mana yang akan kau pilih.”
” Hanya itu baiklah. Aku tidak akan mengalah meskipun kau masterku sekaligus kucing kesayanganku.”
“ HAHAHA.. jangan remehkan aku  ~nya. Mulai !” aku mengeluarkan semua jurus yang paling ku kuasai. Bagaimanapun aku mencoba mengenainya ia dengan mudah ia menghindari semua seranganku.
        “ Cukup ~nya.”, akhirnya ujian tersebut berakhir. “ Bagaimana? Chaser atau Bringer?” kau sangat ahli sumon bayangan dan serangan jarak jauh. Bahkan lebih baik daripada menggunakan senjata. Mungkin Bringer lebih baik ~nya.”
“ Bringer... kedengarannya tidak buruk.”
“ Tentu saja ~nya. Kau bisa memangilku dan saudara-saudaraku saat kau sedang dalam pertarungan untuk membantumu.”
“ Wow... aku rasa itu sangat membantu. Kau memiliki saudara? Kau tak pernah membicarakan mereka.”
“ Tentu saja ~nya. Asassin harus bisa menjaga rahasia mereka meskipun nyawa bayaranya.”
“ Sombong sekali kau? Kau baru saja membocorkan rahasiamu padaku.”
“ I..itu karena... Kau membutuhkannya hahaha.” dia tidak mau kalah.
        “ Bagaimana caranya?” tanyaku. “ Pertama, kau harus menandatangani perjanjian ~nya. Kapanpun kau membutuhkan kami, kami harus datang. Tetapi ada jangka waktu saat kau memanggil kami. Kami tidak bisa membantumu selama pertarungan berlangsung.” jelas Shadow Nyang, lalu ia men-summon sebuah gulungan besar. Aku tertawa karena dia memiliki barang yang lebih besar darinya. “ Kenapa kau tertawa  ~nya? Ada yang lucu?”.
“ Tidak!”, jawabku gugup. “Tulislah namamu disini ~nya”
“ Aku tidak tahu kalau kau akan menyuruhku menulis aku tidak membawa pena.”
“ Dasar bodoh ~nya. Mana ada perjanjian seperti ini ditulis dengan alat tulis biasa? Gunakan darahmu.”
“ Da.. darah? Kau bercanda?”
“ Kau ingin kami tidak datang saat kau butuh pertolongan ~nya?”
“ Baiklah.. apa boleh buat.” aku melukai jariku dan menulis namaku dengan darah di gulungan perjanjian itu.“ Yosh! Cobalah kau sumon saudaraku.”
“ Kau belum memberitahuku bagaimana caranya.” Shadow Nyang menunjukan caranya, salah satu adiknya pun datang. “ Kenapa kau memanggilku? Bukankah kau bilang kau tidak ingin bertemu denganku?” tanya adiknya. “ Aku memang tidak ingin bertemu denganmu! Muridku sudah menandatangani perjanjiannya dan aku harus menunjukan caranya.” Shadow Nyang kesal. “ Kenapa kau tidak panggil Sawako saja?”
“ Hmm.. i..itu... karena aku akan menyuruh muridku untuk memanggilnya ~nya.”, Shadow Nyang tak mau kalah. “ Kau tidak berubah ya? Masih saja keras kepala”, ejek adiknya.
        “ Cukuuup, aku ada di sini dari tadi. Jangan anggap aku ini tidak ada!”, aku kesal sekali dengan perlakuan mereka berdua. “ Aku Shadow Kenji. Aku dapat meningkatkan pertahananmu dari serangan lawan.” akhirnya mereka mendengarkanku. “Sekarang coba kau panggil adikku yang lain!” Shadow Nyang menyuruhku. Aku meniru cara dia memanggil adiknya. Kucing cantik berbulu putih bersih menggunakan pakaian serba pink dan pita merah menghiasi kepalanya. “ Kaka? Kalian darimana saja? Aku rindu sekali dengan kalian. Setiap hari hanya aku yang membersihkan rumah, aku selalu kesepian. Siapa dia?”, kucing cantik itu memandangku. “ Dia muridku Akazawa Kouichi, dia anak Rin, masterku.” jawab Shadow Nyang. “ Ka... kawai” dia benar-benar imut. Andai saja dia kucing peliharaanku, akan kusayang dia. “ Terimakasih, namaku Shadow Sawako. Aku ahli dalam mengobati yang terluka, kau dapat mengandalkanku meski disaat tersulit.”
“ Aku yang akan membantumu mengalahkan musuh. Yosh! Semua sudah di sini, ayo kita mulai latihan ~nya.” Tambah Shadow Nyang.

        Sebulan berlalu. Latihan yang melelahkan itu akhirnya selesai. Aku sudah dapat menggunakan jurus-jurus baru dan bertambah kuat. Ini saatnya mengeluarkan dia dari tubuhku. “ Kau berjanji akan memberitahuku bagaimana cara bertemu dengan orang yang ada di dalam tubuhku dan bertarung melawannya supaya aku dapat mengeluarkannya.” aku menagih janji Shadow Nyang. “ Ku kira kau sudah siap untuk ini, baiklah. Akan ku tunjukan caranya. Ayo ikut aku!” dia membawaku ke suatu tempat dengan jurus teleportasi miliknya.
        “Di mana ini? Untuk apa kita kesini?” tanyaku penasaran. “ Di sini kau akan bertemu dengannya. Di kuil keluargaku. Kuil Azna ~nya.” kami berjalan memasuki sebuah ruangan khusus. Disana terdapat kolam, didalamnya ada dua ikan koi berwarna putih dengan titik hitam di kepalanya dan titik putih di kepala iakn koi yang berwarna hitam . Mereka berenang membentuk sebuah lingkaran. “ Ikan itu seperti...”
“ Yin dan Yang. Disini kau dapat memasuki sisi didalam dirimu dan bertemu dengannya” sahut Shadow Nyang. Ia men-summon Shadow Kenji dan Shadow Sawako. “ Yang harus kau lakukan adalah meditasi si sini, kami akan siap kapanpun kau membutuhkan kami ~nya.” lanjutnya.
        “ Terimakasih atas semua yang kau lakukan untuk membantuku. Entah bagaimana aku membalasnya.”
” Anggap saja aku menebus dosaku pada ibumu.”
“ Baiklah doakan aku semoga aku berhasil.”
“ Aku lupa memberitahumu. Kau lebih baik berhati-hati. Kau bisa mati saat kau melawannya. Tapi kami siap untuk membantumu.” jelas Shadow Nyang. “ Berjuanglah” Shadow Sawako menyemangatiku. Aku memejamkan mataku dan masuk kedalam diriku.
        “ Sudah lama kita tidak bertemu.” aku melihatnya. Melihat pria dengan aura mengerikan itu “ Kurasa sejak aku mencoba membunuh teman-temanmu. Sayang sekali kau sadar lebih cepat dari perkiraanku. Jika kau terlambat, mungkin teman-temanmu sudah mati.”
 “ Sebenarnya apa maumu?”
“ HAHAHA, tak kusangka kau sebodoh itu. Kau sangat naif. Aku ingin memiliki tubuhmu. Mereka terlalu berisik. Membunuh beberapa orang bukan masalah.”
“ Bukan.. masalah? Lalu untuk apa kau menyuruhku untuk melindungi Lunaria?”
“ Lunaria? Gadis bodoh pelintas waktu? Aku hanya menggunakannya supaya aku bisa kabur. Sebelum aku berhasil, mereka menghujani kami dengan anak panah. Terpaksa aku melindungi gadis bodoh itu. dan juga salah satu alasnku untuk membuatmu percaya padaku dan membiarkanku untuk tetap berada ditubuhmu. Tetapi kini aku sudah cukup kuat untuk memiliki tubuhmu.”
“ Kau tidak dapat dimaafkan.”Aku men-summon Shadow Nyang dan Shadow Kenji. Aku memulai pertarungan, melemparinya dengan kunai dan suriken. Semua serangan itu dihindari dengan mudahnya. Ia membalas seranganku dengan kecepatan yang tak terduga ia muncul tepat didepanku. Ia mencekikku hingga kakiku tidak menyentuh tanah. Ia melemparku seakan membuang sehelai kertas. Shadow Nyang mulai menyerang. Ia mendekati pria itu dan melakukan serangan jarak dekat dengan senjatanya dengan sangat cepat. Pria itu tak bergerak sedikitpun seakan Shadow Nyang hanya seekor serangga yang lewat. Ia menghempaskan tangannya dan membuat Shadow Nyang terpental jauh.
        “ Apa kau yakin kau akan mengalahkanku dengan serangan seperti itu?” pria itu mencoba untuk menghilangkan rasa percaya diriku. “ Ini baru pemanasan serangan yang sesungguhnya baru akan di mulai” aku membuat senyuman mengejek. Aku tidak bisa asal menyerangnya. Kalau begini terus mungkin aku akan kalah dan harus merelakan tubuhku menjadi miliknya untuk selamanya. Aku harus memikirkan taktik yang tepat untuk mengalahkan orang sekuat itu. tanpa harus mengucapkannya Shadow nyang mengerti apa yang aku katakan.
        Shadow Nyang menyerang untuk mengalihkan perhatiannya. Shadownyang mengarahkannya ke tempat dimana aku telah menyiapkan jurus peledak. Ia tersadar akan rencana itu sehingga ia meloncati dan menendang Shadow Nyang ke lantai ditempat aku menempatkan jurusku terkena jurusku dan ia terluka karenanya.  Aku men-summon Shadow Sawako. “ Sembuhkan kakamu! Ia terluka. Kenji lindungi mereka berdua,” pintaku pada mereka. “ Bagaimana denganmu? Jurus pelindungku hanya bisa melindungi kaka dan Sawako” jawab Kenji. Aku membalasnya dengan senyuman “ Jangan khawatir aku baik-baik saja.”.
        “Sangat mengharukan, bagaimana jika aku membantumu? Matilah disini dan aku akan menguasai tubuhmu. Kau tidak akan susah payah menanggung semua beban itu.” sela pria itu. “ Kenapa tidak kau saja yang pergi dari tubuhku”
“ HAHAHA.. Baiklah jika kau tidak mau memberikan tubuhmu maka aku yang akan mengambilnya darimu”, sepertinya ia benar-benar menginginkan tubuhku. Auranya terasa semakin gelap, dingin dan kuat. Apa aku bisa mengalahkannya? Apa aku akan mati disini? “ Jangan dengarkan dia ~ nya.” Shadow Nyang menyadarkanku meski dia belum pulih. “ Kaka jangan bergerak! Kaka ini belum sembuh.” Sawako khawatir dengan keadaan kakanya. “ Sawako, kau tidak perlu khawatir. Akan kukembalikan kalian ketempat semula.” kupikir mungkin ini yang terbaik. Aku tidak ingin mereka terluka. Sejak awal memang seharusnya aku sendiri yang menyelesaikan masalah ini. “ Apa kau bodoh ~nya? Kau bisa mati” Shadow Nyang menolakku mengembalikan mereka. Aku membalas dengan senyuman dan mengaktifkan jurus untuk mengembalikan mereka ke tempat semula.
        “ HAHAHA... sepertinya kau sama saja telah menyerahkan tubuh ini padaku. Begitu lebih baik.” pria itu merasa dirinya sudah menang. Aku membuat senyuman mengejek “ Kau lupa? aku belum mati . Jadi tubuh ini masih milikku. Ini semua belum berakhir.” aku mengeluarkan serangan bertubi-tubi, men-summon bayangan, melemparkan shuriken dan kunai. Dia benar-benar kewalahan menghadapi seranganku. Akhirnya ia terbaring dan tidak dapat bergerak. Chakraku sudah hampir habis. Hanya satu kunai tersisa.
        “ Aku tidak ingin berakhir seperti ini. Aku bukan pembunuh. Aku bisa membiarkanmu berada ditubuhku. Asalkan kau tidak melukai orang-orang yang tidak bersalah, teman-temanku, dan Rose.”
“ Kau kira untuk apa aku datang ke sini? Hanya suatu kebetulan? HAHAHA... Aku ingin mendapatkan kekuatan Ancient. Aku bisa menjadi tak terkalahkan.”
“ Kalau begitu kau harus kuhentikan”
Senyuman jahat terlukis diwajahnya “ Apa kau kira hanya kau yang dapat men-summon bayangan?”. Tak sempat aku melihat ke belakang kepalaku dipukul keras oleh bayangan pria itu. “ Aku rasa ini kemenanganku.”  dengan pedang ia mencoba untuk menusukku. Aku menahan pedang tersebut dengan tanganku, darahku mulai bercucuran. “ Menyerahlah! Kau sudah tidak berdaya. Serahkan tubuh ini padaku!”. Aku sudah tidak kuat lagi menahannya, pedang itu mulai menusuk perutku. Aku sudah tidak bisa melakukan apapun. Cakra dan tenagaku telah habis. Kurasa ini semua telah berakhir.
        “ Fire Flame Intohara” sebuah bola api menyerang pria itu. Bukankah itu mantra? Tapi tidak mungkin. Hanya aku dan dia yang berada disini. “ Bagaimana nasibmu jika kami tidak datang, akuilah kalau kau ini memang lemah” ternyata Angelina yang membaca mantra itu tapi bagaimana dia bisa berada di sini? “ Light Cain” Eithan juga... “ Kau benar-benar terluka parah. Bertahanlah aku akan menyembuhkan lukamu.” Sawako mengeluarkan cakra penyembuh. “ Bagaimana kalian bisa...”
“ Kami tidak sengaja bertemu gadis pelintas waktu itu dan terjebak bersamanya saat sedang mencari Ancient. Kami bertemu dengan ketiga kucing itu. Mereka menjelaskan kejadiannya.” Eithan menjawab pertanyaanku. “ Untungnya ada kami pegguna sihir. Hanya pengguna sihir yang bisa masuk kesini.” sahut Angelina dengan bangga. “ Lalu bagaimana dengan Imelda?”
“ Ini karena wanita itu tidak dapat mengendalikan kekuatannya, dia tidak hanya membawa kami. Musuhpun ia ajak kemari. Ia menjaga tubuh kami, lagi pula ia bukan pengguna sihir dan tidak bisa masuk kesini.” jelas Xian. “ Bagaimana jika ia terluka.” aku khawatir dan tidak ingin kejadian waktu itu menimpanya lagi. “ Jangan menganggap remeh, meskipun dia anak kecil, dia adalah penyelamat Ancient.” sahut Alisa. “ Lagipula jangan kau lupa dengan robot mengerikan ciptaannya.”, Triana mengingatkanku pada kemampuan Imelda yang melebihi anak-anak seumurannya.
        “  Serang dia selagi ada kesempatan!” seru Xian. Semuanya mengeluarkan serangan terkuat masing-masing. Serangan sehebat itu tak mampu dihindari. Dia tergeletak tak berdaya. “ Kau fikir aku akan kalah oleh segerombol anak kecil?” ia mencoba untuk berdiri, namun terjatuh lagi karena kondisinya benar-benar lemah. “ Maafkan aku. Tempatmu bukan disini.” aku mengeluarkan kunai dan menusuk tepat didadanya. Ia menunjukan sebuah senyuman yang menunjukkan ini semua belum berakhir. Dia mulai menghilang bagai debu yang terbawa angin.
        “ Kaka baik-baik saja kan? Aku sangat khawatir. Maafkan aku karena aku tidak bisa membantu kaka.” Imelda langsung memelukku dan menangis saat kami kembali. Meskipun dia adventure yang hebat tetapi ia masih anak kecil. “ Kau ini bicara apa? Kau menjagaku dari serangan monster disini, sendirian. Terima kasih atas bantuanmu.” Imelda mengusap airmatanya dan tersenyum. “ Ternyata semuanya sudah berakhir ~nya. Padahal aku baru pulih. Aku sangat ingin menghajarnya.” Shadow Nyang tidak ingin mengaku kalah. “ Tentu saja kau bisa mengalahkannya kucing manis.” Imelda memeluk Shadow Nyang erat-erat sehingga kucing itu menggeliat karena kehabisan nafas. “ Akhirnya. Semuanya sudah berakhir.” Triana menghela nafas panjang karena merasa lelah setelah melakukan serangan sebesar itu. “ Yang paling penting Kouichi selamat kan? ” ujar Xian. “haha.. kau selalu benar kapten. Ayo kita pulang.” aku memuji kehebatan Xian.
        Satu minggu telah berlalu sejak kejadian itu. Akhirnya ayah memberi tahuku dimana ibu dimakamkan.

 Aku membawa seikat bunga dan kuletakkan didepan batu nisannya. Aku mendoakannya supaya ia bisa tenang disana. “ Ibu. Ini aku Kouichi. Terima kasih atas semua yang telah kau berikan padaku. Maafkan aku tidak menuruti kata-kata ibu. Aku memilih menjadi Assassin dan membahayakan hidupku sendiri. Semua ini kulakukan demi menyelamatkan wanita yang kucintai. Dia adalah keturunan Ancient. Tetapi, kurasa ini jalanku. Ini adalah takdirku. Semoga ibu tenang di alam sana.” tunggu aku Rose. Aku akan menyelamatkanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<