Namaku Akazawa Kouichi. Bisa dibilang,
aku adalah seorang yang benar-benar normal dengan kehidupan seperti orang pada
umumnya. Ayahku berkerja sebagai tabib di desa kecil “Praire”. Ibuku meninggal
sejak aku masih kecil. Ibu meninggal karena penyakit yang sudah lama diderita.
Tentunya ayah yang memberitahuku. Semuanya berjalan normal sebelum kejadian itu
terjadi.
Karena banyak orang yang terkena penyakit ayah
tidak sempat untuk mencari tanaman obat. Tentu saja aku pergi ke hutan untuk
mencari tanaman tersebut. Baru saja melangkah tak jauh dari gerbang perbatasan
desa, tiba-tiba ada dua orang yang muncul entah dari mana. Mereka keluar dari
sebuah lingkaran hitam. Lingkaran itu menutup dengan cepat setelah kedua orang
itu keluar.
Karena rasa penasaranku, akupun mendekati mereka.” Apa kalian
baik-baik saja?” Tanyaku pada mereka, tetapi wanita berambut putih itu hanya
bisa menatap pria berpakaian hitam yang terluka dan diselimuti oleh aura hitam
yang aneh. Tiba-tiba ia menghilang entah kemana. “ Aku adalah dirimu, lindungi
wanita itu!”
“Suara apa
itu?” sebelum aku sempat mengetahui dari mana asal suara itu banyak musuh
berdatangan dan menyerang wanita itu.
Bukannya aku tidak memiliki rasa
manusiawi untuk menolongnya, tapi aku sungguh tidak berdaya. Aku benar-benar
tidak berdaya, belajar bela diri saja tidak pernah. Selama ini yang aku lakukan
hanya kehidupan yang benar-benar normal. Aku berlari kearah wanita itu tanpa
kusadari. Aku kehilangan kendali atas tubuhku seakan tubuhku memiliki pikiran
sendiri. “Apa yang terjadi?”, aku hanya bisa berteriak saat aku menghajar musuh
yang menyerang wanita itu.
Dengan mudah aku mengalahkan semua musuh yang
menghadang. Tetapi seluruh tubuhku terasa sakit. Nafasku sesak dan sangat
berat. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Wanita
itu melihatku dengan tatapan menakutkan. Ia tidak berteriak ataupun berkata
sepatah katapun. Ku pikir mungkin ia ketakutan karena ada banyak monster yang
akan menyerangnya “Apa kau tidak...” semua menjadi gelap, aku tak sadarkan diri
sebelum aku sempat menanyainya.
“ Hei, ayo sadarlah!” akupun terbangun dan melihat
wajah ayah yang khawatir tak karuan saat mencoba untuk menyadarkanku. “ Kau
baik-baik saja kan? Apa kau terluka? Apa yang terjadi?”, ayah mengajukan
pertanyaan tiada hentinya sampai-sampai aku bingung bagaimana akan menjawabnya.
“Aku baik-baik saja. Di..dimana wanita itu?”
“ Apa yang kamu bicarakan? Kamu ditemukan warga
desa tak sadarkan diri didepan gerbang”
“ Dimana dia sekarang?”
“Sudah lah, lebih baik kamu ceritakan apa yang
terjadi.”
“Saat aku mencari tanaman obat tiba-tiba muncul dua
orang aneh, salah satu dari mereka ada yang terluka. Saat kutanya apa kalian
baik-baik saja, tiba-tiba pria itu menghilang. Lalu aku mendengar suara aneh
dan tiba-tiba aku bisa mengalahkan musuh yang menyerang wanita berambut putih
itu.” Ayah hanya terdiam seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan saat
aku bercerita “ Mungkin ini semua bukan suatu kebetulan semata”
“Apa yang ayah bicarakan?”
“Seharusnya ayah memberi tahumu semua kebenarannya”
“Apa maksud ayah?”
“ Ibumu bukan seorang wanita biasa. Ibumu adalah
seorang Asassin, ibumu bukan meninggal karena terserang penyakit tetapi
meninggal di medan perang “
”APA?” aku terkejut serasa tersambar petir
mengetahui hal penting yang selama ini ayah sembunyikan ”Kenapa ayah tidak
bilang padaku?”
” Karena ayah ingin kau aman. Ayah tidak ingin kau
menjadi seorang Asassin seperti ibumu dan kehilangan orang yang ayah cintai,
mati di medan perag untuk yang kedua kalinya” tanpa berfikir panjang aku
meninggalkan ayah.
“Apa maksud ayah menyembunyikan semua ini?” aku tak
ingin menerima kenyataan ini. Ibuku seorang Assassin? Bagaimana mungkin? Dia
seorang wanita. Mereka adalah orang yang seharusnya dilindungi. Bukan
melindungi. Apa ini hanya sekedar omong kosong? Lalu apa tujuan ayah
menyembunyikannya? Aku harus mencari tahu kebenarannya. Tetapi harus mulai dari
mana? Aku berjalan menyusuri jalanan dengan perasaan seperti api yang berkobar
dan bertemu kakek tua itu. Kakek Harlord adalah salah satu tetua didesa ini.
“Oh.. Rose, dimana kau sekarang?”. Rose adalah teman masa kecilku. Pada awalnya
ia selalu dikucilkan oleh anak-anak desa. Aku tak tahu apa alasannya. Karena
merasa kasihan aku menolongnya saat anak-anak desa mengucilkannya. Kami jadi
akrab sejak itu, kami sering bermain bersama dan akhirnya rasa itu muncul. Rasa
yang awalnya hanya rasa kasihan kini berubah menjadi rasa cinta. Aku
mencintainya karena ia baik hati, cantik, pandai, pantang menyerah dan memiliki
semangat yang tinggi. Dia selalu tersenyum meskipun tak sedikit orang yang
mengucilkannya. Sejak saat itu rambut merahnya yang panjang dan indah selalu
terbayang dalam benakku.
“Ada apa kek?”, tanyaku penasaran. “Kau tidak
tahu?”
“ Memangnya ada apa?”
” Rose menghilang”
“APA? Sejak kapan? Siapa yang menculiknya? Akan ku
bantu mencarinya.”
“ Dia diculik oleh Dragon Followers.” apa yang akan
ku perbuat? Apa aku hanya bisa berdoa dia akan baik-baik saja? Apa aku harus
mencarinya? Disisi lain aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi...” Aku adalah
dirimu”, tiba-tiba aku mendengar suara itu lagi. Entah dari mana suara itu
berasal. Suara itu seolah memberitahuku apa yang harus aku perbuat. “ Apakah di
desa ini ada master Asassin? Aku harus bertemu dengannya.”
“ Apa kau yakin? Dia itu agak aneh.
“ Ya. Dimana
dia sekarang?” kakek itu menunjuk ke arah para master berkumpul. Tanpa berfikir
panjang langsung aku menuju ke sana.
“ Permisi bisakah aku bertemu master Asassin?” tanyaku
pada para master yang sedang berkumpul melatih para prajurit yang menjaga
keamanan desa. “ Ada perlu apa kau ingin bertemu deganku ~nyaa.”
“ Piko.. apa yang kau lakukan disini? Ayo pulang!
Cepat habiskan makananmu.”
“ Aku master
Asassin yang kau cari, dasar bodoh ~nya.”
” Sejak kapan kamu dapat bicara? Mana ada seekor
kucing berpakaian aneh seperti itu? Jangan bercanda! Aku benar-benar harus
bertemu dengan master Asassin.”
“ Harus berapa kali kukatakan ~nya, aku ini master
Asassin.”
“Ta.. tapi kau kan seekor kucing. Kau kucing
peliharaanku, Piko-chan.”
” Kau perlu bukti ~nya?” kucing itu menunjukan
kebolehannya. Dia melempar shuriken tepat pada sasaran. Ia juga menunjukan
kebolehannya dengan bermain berbagai macam senjat. Tidak salah lagi dia master
Asassin. “ Tapi bagaimana mungkin?” tanyaku kebingungan. Bagaimana aku tidak
heran jika seekor kucing peliharaan dapat melakukan gerakan seperti itu? “ aku
adalah kucing yang selalu menemani ibumu di medan perang, kalau buakan karena
aku, ibumu mungkin masih...”
“ Beri aku petunjuk dimana Rose sekarang!”
“ Rose? Keturunan Ancient itu? Aku kira kau datang
padaku untuk belajar menjadi seorang Asassin seperti Ibumu.”
“ Ancient? Apa maksudmu?”
“ kau ini benar-benar tidak tahu apa-apa ~nya ?”
“ Itu tidak penting. Aku ingin menyelamatkannya.
Beri aku petunjuk dimana ia sekarang!”
“ Bagaimana kau akan menyelamatkannya ~nya? Dia
diculik oleh Dragon Followers. Kau hanya bocah ingusan yang tidak bisa
melakukan apa-apa. Apa kau hanya akan
datang ke sana dan memberikan nyawamu begitu saja? Kau tidak tahu apa-apa
tentang bela diri. Aku hanya memberi saran, lebih baik kau jadi muridku dan
mejadi Asassin, lalu kau selamatkan dia. Bagaimana ~nya?”
“ Kau ini ingin membantuku atau tidak? Sekarang
sudah tidak ada waktu lagi. Bicara denganmu hanya akan membuang waktuku. Aku
akan mencarinya sendiri.”
“ Dasar
bodoh ~nya, kuharap kau kembali dengan keadaan hidup.”
Dasar bodoh. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa.
Memangnya aku akan mencarinya dilubang tikus? Bagaimana aku akan mencarinya jika
aku tidak tahu apapun tentang menghilangnya Rose. Saat aku sedang berjalan dan
meratapi kebodohanku, tanpa disengaja aku mendengar percakapan sekumpulan orang
yang dilengkapi oleh senjata. Kursa mereka para Adventures yang juga mencari
Rose. “ Aku menemukan jejak yang mencurigakan ke arah Shadow Forest” itulah
yang mereka katakan. Aku akan kesana memastikan apa benar Rose masih ada di
sana.
Sebelum memasukinya, pertanyaan itu selalu
terngiang dikepalaku, apakah aku bisa menyelamatkannya? Tapi sekarang keadaan
telah berubah. Aku memiliki kekuatan entah dari mana dan bisa membantuku untuk
menyelamatkannya. Masih ada seberkas harapan untukku menyelamatkan Rose. Dengan
penuh keyakinan, kulangkahkan kakiku memasuki Shadow Forest.
Awalnya aku menemui goblin. Mereka tampak buruk dan
bodoh. Tapi mereka menang kuantitas dan berusaha menyerangku. Aku mencoba
melawan mereka. Serasa seperti sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini.
Aku merasa tenang dan perlahan mengalahkan mereka semua. Saat aku menelusuri
Shadow Forest, sebuah monster yang ukurannya lebih besar daripada para goblin
yang tadi kukalahkan.” Katakan dimana Rose!” tanyaku dengan sedikit menggertak.
“Huahahaha, langkahi dulu mayatku” dia mulai menyerang. Pertarungan itu tak
berlangsung lama. Aku mengira aku akan mati karena aku tidak cukup kuat
melawnnya. Apa Orc selemah itu? Itu tidak penting. Aku harus menemukan petunjuk
di mana Rose. “Dia sudah tidak ada disini, mereka telah membawanya.”
“Membawanya kemana?” keadaan berubah menjadi sangat
gelap. Seolah aku telah ber-teleport ketempat yang jauh dari tempat sebelumnya.
Aku melihat pria yang terluka waktu itu.“ Si.. siapa kau? Tempat apa ini? Kenapa
aku bisa berada di sini?” tanyaku pada pria itu. “ Aku adalah Dirimu, tempat
ini adalah tempat yang ada jauh didalam dirimu.”
” Apa maumu? Kenapa kau bisa berada didalam
tubuhku?”
” Aku butuh tubuh untuk bertahan hidup. Bisa
dibilang ini takdir. Aku yang menggunakan tubuhmu untuk bertarung. Dimana
wanita itu? Apa dia aman sekarang?”. “ Aku tidak tahu, dia menghilang sejak
kau... masuk ke tubuhku dan aku tak sadarkan diri.”
” Kau harus temukan dia sekarang!”
“ Kau ini bicara apa? Aku sendiri belum menemukan
Rose malah kau menyuruhku mencari wanita berambut putih yang tak ku kenal dan
aku tidak tahu harus kemana aku mencarinya”
“Kau harus menemukannya!” . Pria itu mulai tertutup
kabut dan lagi-lagi aku tak sadarkan diri. Untung ada penjaga yang berpatroli
dan menemukanku.
“ Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kau sudah
dua kali ditemukan tak sadarkan diri diluar desa, dan kali ini di tempat
berbahaya itu.Kau tahu kan semua warga desa tidak diperbolehkan pergi kesana?” ayah
terkihat begitu cemas . “ Aku tidak apa-apa, aku hanya mencari Rose.”
“ Rose?
Dia kan diculik Dragon Followers, apa kamu gila? Serahkan saja tugas ini pada
para Adventures. Ayah tidak ingin kamu terluka.”
“
Bagaimana ayah tahu Rose diculik?”
“ Semua
warga desa sedang mencarinya. Dan akhirnya mereka menemukanmu di tempat
mengerikan itu.”
“ Aku
ingin tahu semuanya!”
“ Apa
maksudmu?”
“ Aku
ingin ayah menceritakan semua tentang ibu, aku tidak ingin ada yang
disembunyikan lagi. Aku ini anak kalian dan aku harus tahu semuanya.”
Ayah
terkejut mendengar permintaanku. Ia terlihat sangat berat saat aku memintanya
menceritakan kejadian yang menimpa istrinya. Meskipun tidak sedikit waktu
terasa sunyi akhirnya ia mau menceritakannya “ Ayah menemukan ibumu terjatuh
dari pohon dengan keadaan terluka parah bersama kucing itu. tubuhnya dipenuhi
luka memar dan sebuah benda tajam tertancap dilengannya. Ayah membawanya pulang
dan mengobatinya. Dalam waktu lama, ia tidak sadarkan diri. Setelah ia sadar
aku menanyakan siapa namanya. Ternyata kepalanya terbentur keras dan ingatannya
pun hilang. Kami hidup bersama sampai ingatannya kembali. Karena kami sering menghabiskan
waktu bersama kami pun mulai jatuh cinta. Kami menikah dan memiliki seorang
anak. Saat desa di serang para Dragon Followers Ibumu mengingat siapa dirinya
yang sebenarnya dan melindungimu sekuat tenaganya. Dia menyuruhku lari
membawamu ke tempat yang aman. Ibumu terbunuh saat ia berjuang demi
melindungimu.” Ayah menceritakan semuanya dan mulai meneteskan air mata saat
mengingat tragedi yang merenggut nyawa istrinya. Aku belum pernah melihatnya
sesedih itu “ Jadi ibu meninggal karena melindungiku? Sudah yah jangan sedih
lagi. Maafkan mengingatkan ayah pada kejadian tragis itu”
Jadi,
apakah aku terlahir sebagai Asassin? Apakah aku memiliki takdir yang sama
seperti ibuku? Mungkin aku harus menanyakannya pada Piko-chan. Hanya dia yang
bisakuberi pertanyaan seperti itu. Aku langsung menemui master Asassin. “
Piko-chan eh.. maksudku master aku..”
“ Namaku
Shadow Nyang, kau ingin aku melatihmu menjadi Asassin kan? Aku sudah mendengar
semuanya, latihan dimulai besok pagi jangan sampai terlambat. Itu adalah tugas
pertamamu.”
“ Aku
belum mengatakan aku akan...”
“ Jangan
sampai terlambat! Aku tidak segan-segan akan menghukummu” seenaknya saja dia
menyuruhku. Meskipun ia seorang master Asassin dia masih tetap hewan
peliharaanku. Benar-benar menyebalkan. Tapi apa boleh buat, mungkin ini jawaban
dari pertanyaanku dan satu-satunya cara menyelamatkan Rose.
Keesokan
harinya kami bertemu di hutan dekat dengan desa dan aku datang tepat waktu.
Latihan pun dimulai. Shadow Nyang memperkenalkanku senjata apa saja yang
digunakan seperti Kunai, Shuriken, Dagger, Schimitar, dan Crook. Ia benar-benar
membuatku berlatih keras. Karena waktu latihan kami tidak banyak, aku harus
segera menyelamatkan Rose. “ Pergilah ke Wind Forest ~nya! Carikan aku sesuatu
yang bisa dimakan!”,dia menyuruhku, baru kali ini peliharaan menyuruh majikan.
“ Kenapa kita tidak pulang saja? Dirumah sudah kusiapkan makanan untukmu”,
jawabku agak marah. “ Ini adalah salah satu latihan ~nya, kau ingin segera menyelamatkan
gadis itu kan? “
“ Baiklah, terserah apa katamu.”
Ternyata
sulit sekali mencari makanan didalam hutan ini, Wind Forest. Tidak seperti
hutan biasa aku mencari tanaman obat untuk ayah. Saat mencari makanan untuk
Shadow Nyang yang menyebalkan itu aku melihat seorang gadis. Ternyata gadis berambut
putih yang aku temui saat itu. Aku segera menemuinya, mungkin dia dapat
memberitahuku sesuatu.
Saat aku mendekatinya ia hanya menatapku. Aku kira
mungkin dia tidak bisa bicara, jadi aku melambaikan tanganku. “ Ada apa?”,
gadis itu menjawab. “ A.. aku kira kau tak bisa bicara, sejak pertama bertemu
kau tak pernah bicara.”
“ Lalu?”
“ Aku
ingin kau memberi tahuku sesuatu”, dia hanya diam saja. “ Anu.. kau tahu
sesatu? Siapa yang merasuki tubuhku waktu itu?.”
“ Aku
tidak tahu”
“ Apa?
Kau kan satu-satunya orang yang bersamanya saat tiba-tiba muncul entah dari
mana. Bagai mana kau bisa tidak tahu?”
” Dia
orang yang melintasi waktu denganku, tapi aku tak tahu siapa dia.”
“
Melintasi waktu? Kemana dan kapan tujuanmu saat itu? Bagaimana kau bisa bertemu
dengannya?” satu lagi hal aneh yang datang dalam hidupku. “ Aku tidak tahu. Aku
tidak bisa mengendalikannya, dan pria itu, aku tidak ingat.”
” Apa kau
ini benar-benar tidak tahu? Lalu bagaimana ini? Dia menyuruhku untuk menjagamu,
bahkan aku tidak tahu tujuannya.”
“Kau
harus tanya sendiri pada orang itu”
“Bagaimana
caranya?”
“ Aku
tidak tahu”
“ Kau ini
sebenarnya bisa apa sih? Baiklah, siapa namamu? Kita sudah bicara sampai sejauh
ini tapi kita belum saling mengenal. Kau tidak akan lupa namamu sendiri kan?”
“ Lunaria”
“ Apa
yang kau lakukan di tempat seperti ini?”, ia hanya menunjuk ke arah Ancient
Temple Ruin. Mungkin dia ingin menunjukanku sesuatu. “ Memangnya ada apa
didalam tempat itu?” saat pandanganku kembali padanya ia sudah enghilang
didalam portal, sama seperti pertama kali aku bertemu dengannya. Mungkin itu
yang namanya melintas. Wanita itu selalu membuatku penasaran. Dan rasa
penasaranku tidak pernah ingin mengalah. Jadi langkah kakiku kini memasuki
tempat yang penuh dengan kenangan buruk itu.
Tempat
ini begitu mengerikan, banyak aura aneh yang membuat bulu kudukku merinding.
Perasaan takut mengiringiku dalam perjalanan menjelajahi tempat yang dulunya
adalah tempat pertempuran antara monster dan manusia. Beberapa cerita
mengatakan masih ada banyak monster yang tinggal disana. Dan yang menjadi
pertanyaan, mengapa didalam sebuah dongeng selalu ada sedikit kebenaran? Banyak
sekali monster yang muncul menghadangku. Datang sendirian ke tempat legenda
seperti ini adalah hal yang paling bodoh yang pernah kulakukan.
Nasib baik
berpihak padaku. Untung saja aku sudah dapat pelatihan dasar bela diri.
Setidaknya aku sudah bisa melindungi diriku disaat-saat seperti ini. Aku dapat
mengalahkan monster yang ada di Ancient Temple Ruin. Ini benar-benar sangat
nekat. Aku melihat Lunaria ada di ujung ruangan. Aku mendekatinya “ Dia
benar-benar membantumu bertarung ya? Kau sudah pernah menemuinya kan?”
“ Aku
bertarung dengan kekuatanku sendiri, kadang-kadang dia juga membantuku.” meskipun
setiap kali dia membantuku aku kehilangan kesadaranku. Mungkin ini sedikit
berbahaya . “ Oh begitu. Lebih baik kau
segera keluar dari sini. Ini tempat berbahaya.” lalu ia menghilang. Lagi. Mungkin ia mulai melintas waktu entah kemana.
Kenapa aku harus terjebak dengan wanita aneh itu. Aku menemui Shadow Nyang.
Ternyata ia menyuruhku ke Shadow Forest karena ia tahu aku harus bertemu
Lunaria. Latihan selesai. Aku bergegas menuju Mayor Harlord, mungkin dia yahu
informasi dari para adventure yang mencari Rose.
“
Bagaimana kek? Ada perkembangan dalam pencarian Rose?” tanyaku penasaran. “ Ada
penjaga yang lain melihat Rose dibawa ke Perpustakaan tempat buku-buku para
Sorceress disimpan jauh didalam hutan. Kau harus segera mencarinya sebelum
terlambat!”
“Akan
kucari Rose”. Tak mengenal lelah setelah latihan dan mengejar Lunaria yang aneh
itu aku langsung memastikan apa dia benar ada di sana. Dia pasti butuh
bantuanku, aku harus bergegas.
Ternyata
benar. Dia ada di dalam Perpustakaan itu. Entah mengapa dia bersama Lunaria. “
Rose kau tidak apa-apa?”, tanyaku khawatir. Ia seperti tidak mengenalku, apa
yang terjadi?. “ Dia melintasi waktu denganku, haha” jawab Lunaria. “ Ka..Kau
tidak ingat? Aku Kouichi temanmu!”
“ Aku
tidak ingat”
“ Kenapa
kau bisa berada disini?”
“ Aku
tidak terlalu ingat, aku tidak sengaja mematikan jebakannya dan masuk ke sini.
Sepertinya orang-orang tidak bisa keluar tanpa aku.”
“ Siapa
mereka?” Ia mulai mengabur seperti air yang bergelombang. Perlahan aku tidak
bisa mendengarnya dan dia menghilang. “ Rooosseeee” aku panik saat dia
menghilang. “ Sepertinya ia melintasi waktu lagi, mau bagaimana lagi? Kau harus
selesaikan ini!”. Dengan mudahnya Lunaria menjawab seperti itu. Bagaimanapun
aku harus menyusuri tempat ini, mungkin aku bisa mendapat petunjuk tentang
maksud dari ‘ mereka ‘ oleh Rose. Tempat ini hanya dipenuhi buku-buku tua yang
telah dimakan usia. Banyak sekali sarang laba-laba dan debu yang sangat tebal. Sesak
sekali jika bernafas disini.Aku tidak menemukan apapun, tetapi aku melihat
Lunaria lagi “ Kemana Rose pergi?”
“ Sudah
kubilang kan, aku tak dapat mengendalikannya, dia mungkin tidak ingat apapun
saat melintasi waktu.”
”
Setidaknya beri aku semacam sinyal saat kau akan menjelajah waktu. Kau dapat
lakukan itu kan?”
” Idemu
tidak buruk. Baiklah, tapi ada saatnya aku tidak dapat meberi sinyal padamu.
Sepertinya aku akan pergi lagi. Sampai jumpa.” ia tersenyum dan menghilang
ditelan oleh lingkaran hitam pelintas waktu.
Aku
hanya bisa pulang tanpa membawa Rose. Aku melaporkan semua yang terjadi pada
Mayor Harlord. Dia menyuruhku untuk bergabung dengan adventures yang lain,
mungkin akan lebih mudah menemukannya. Keesokan harinya, kami bertemu di depan
gerbang perbatasan desa. “ Yo! Kemarilah”, seorang Warior memanggilku. “ Kau
ini lama sekali, hahaha. Pantas saja kau selalu kehilangan jejak gadis
keturunan Ancient itu.” sahut seorang Sorceress menyebalkan itu, aku fikir
mungkin semua Sorceress memang begitu. “ Kau sendiri baru datang dari Mana Ridge
dan belum menemukan apa-apa!” jawabku
kesal. “ Sudah lah kita disini untuk berkerja sama menemukan gadis itu bukan?”,
jawab sang Cleric.
“
Yosh, Namaku Akazawa Kouichi, Assassin.”
“ Xian,
Sword Master”
“ Eithan,
Priest”
“
Angelina, Elemental. Aku lulusan terbaik dalam sekolah sihir dan selalu mendapat
nilai sempurna. Akan kubakar habis monster yang menculik Ancien jika kita
berhasil menemukannya.”
“Triana ,
Acrobat”
“ Imelda,
Gear Master. Jangan lihat aku masih kecil, aku bisa menciptakan robot cangih,
menembak, menciptakan racun, dan menguasai beberapa elemen.”
“ Alisa,
Soul Eater. Aku menguasai sihir hitam dan dapat memanggil roh nenek moyang.”
“
Ro..roh?” aku sangat benci cerita menakutkan yang ada sangkut pautnya dengan
hantu. Ternyata aku malah bertemu dengan orang yang bisa memanggil roh.
Benar-benar sial. “ Memangnya kenapa?”
“ Tidak,
hanya saja menurutku itu sedikit mengerikan”
“ Kau
takut dengan roh? Sungguh menyedihkan.” Lagi-lagi Angelina meremehkanku.“
Bisakah kita kembali ke topik utama?” Eithan berusaha mengembalikan arah
pembicaraan.“ Aku dengar kalian memiliki informasi tentang dimana keberadaan
Rose.” tanyaku memulai pembicaraan. “ Sebenarnya kami belum tahu pasti karena
mereka terus bergerak dan tidak tinggal di dalam markas terlalu lama, tapi
menurut petugas yang berpatroli ada yang aneh dengan daerah Markas Minotaur.
Ada kemungkinan Ancient dibawa kesana sekarang.” , jawab Xian. “ Aku telah
mengirim sebuh robot mata-mata untuk mengawsi pergerakan mereka. Sepertinya
mereka semua berkumpul di suatu tempat dalam markas itu. Seharusnya mereka
berjaga di di seluruh tempat, ini benar-benar aneh.” kata Imelda. “ Bisa jadi
ini perangkap, kita harus berhati-hati.”, lanjut Eithan. “ Aku menemukan jejak
aneh menuju ke tempat itu. Seperti jejak kereta kuda atau semacamnya. Talejia
juga memberitahuku ada sesuatu yang aneh di tempat itu. Tidak salah lagi
Ancient ada disana.”, kata Triana. “ Tapi masih ada kemungkinan jejak itu dibuat
untuk mengelabuhi kita.”, sangah Alisa. “ Tidak ada cara lain. Kita tetap harus
masuk ke sana, kita harus membuat strategi. Karena kita tidak tahu apa yang
akan terjadi nanti.”, jawabku.
“
Ada sesuatu yang harus kutanyakan sebelumnya, bagaimana cara bertarungmu?”
tanya Xian. “ Bisa dibilang aku petarung jarak dekat.”
“ Baiklah
yang memimpin pertarungan ini adalah aku dan Kouichi karena kami petarung jarak
dekat. Imelda dan Alisa melindungi aku Kouichi dan Eithan. Eithan yang akan
menyembuhkan jika ada yang terluka. Angelina kau gunakan sihirmu untuk memperlambat
pergerakan musuh. Dan Triana yang akan menjaga semua dari jarak jauh. Ada
pertanyaan?”, Xian menjelaskan dengan rinci strateginya. Dia memang ahli dalam
hal ini.Ia terkenal dengan strategi yang ia buat karena selalu banyak membantu
dalam pertarungan. “ Tetapi ada kalanya aku tidak...” aku berusaha memberi tahu
mereka tentang kondisiku, kehilangan kesadaran saat bertarung. Tapi sudah lama
aku tidak mengalami hal itu. Mungkin mereka tidak perlu tahu. “ Kau kenapa?”,
tanya Eithan. “ Tidak, aku baik-baik saja.”, jawabku. “ Kau lebih baik
mengatakan yang sebenarnya atau kubakar kau dengan apiku.”, Angelina sudah
menyiapkan api ditangannya. “ Sudahlah. Ayo kita berangkat.”, Eithan memegang
tangan Angelina yang berapi dan membuatnya mematikan api ditangannya.
Aku
berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan bisa membawa pulang
Rose. Kami memasuki pintu masuk markas Minotaur. Musuh mengetahui kedatangan
kami. Banyak prajurit Minotaur di kerahkan untuk menhentikan kami. Apa yang
dikatakan kebanyakan orang tentang keahlian Xian dalam mengatur strategi memang
benar. Strategi itu sangat membantu, tak lama kami telah bertemu dengan... bisa
dikatakan atasan dari para prajurit Minotaur. Di tengah pertarungan aku melihat
Lunaria datang entah dari mana. Mungkin dia melintas waktu dan tidak datang ke
tempat yang tepat. “ Se.. sepertinya aku akan melintas waktu lagi.” teriak
Lunaria. Aku mendekatinya dan tak sengaja aku juga ikut bersamanya melintas
waktu. “ Sial, kemana dia?”, teriak Angelina. “ Wanita tadi bilang akan melintas
waktu kan? Apa Kouichi terjebak bersamanya?” Alisa panik. “ Dia pasti akan
kembali. Tetap sesuai rencana. Tapi mungkin kali ini sedikit sulit.”, Xian
mencoba menenangkan semuanya.
“
Dimana ini? Aku harus segera kembali, mereka butuh bantuanku. Kembalikan aku
ketempat semula!”, aku menyuruh Lunaria membawaku kembali ke tempat semula. “
Aku sudah bilang sebelumnya aku tidak bisa mengendalikannya.” jawab Lunaria. “
Lakukan sesuatu! Aku harus segera kembali.”
“ Harus
berapa kali kukatakan kalau aku tidak bisa mengendalikannya?” aku memalingkan
wajahku karena kemarahanku sudah memuncak. Aku baru menyadari aku sedang berada
di medan perang. Rumah-rumah penduduk dilahap si jago merah. Ada seorang wanita
yang sedang mati-matian melawan monster. Cara bertarungnya menunjukan ia
seorang Assassin sama sepertiku. Aku menyadari sesuatu yang mengganjal di
fikiranku “ Bukankah ini rumahku? Kenapa rumahku kebakaran dan hampir rubuh.
Pasti terjadi sesuatu.” kataku penasaran. Tak sempat aku mendekati rumah, aku
melihat ayah keluar dari dari rumah membawa anak kecil bersamanya. “
Jangan-jangan.... “ aku benar-benar kehabisan kata-kata. “ Pergilah! Bawa anak
kita ke tempat yang aman”, teriak wanita itu. Tak salah lagi ini masa laluku. “
Ibu...” apakah ini saat-saat kematian ibu? Aku bergegas mendekatinya dan
menyelamatkannya. “ Apa yang kau lakukan?”, Lunaria mencoba menghentikanku. “
Tentu saja aku tidak akan membiarkan ibuku mati. Jangan halangi aku!”
“ Kita
tidak boleh merubah masa lalu. Aku akan melintas lagi. Jangan jauh dariku, atau
kau tidak akan pernah kembali.”
“
Lepaskan aku! Ibuuu...”, keadaan di sekitar mulai mengabur dan aku kembali ke
tempat semula.
“
Kau tidak apa-apa kan? Apa kau terluka?”, tanya Triana cemas melihat keadaanku.
Aku tidak bisa menjawabnya, aku tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa menerima
kenyataan ini. Aku tidak sanggup melihat ibu mati tepat didepan kedua mataku
dan tidak ada hal yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkannya. “ Kenapa kau
tak serahkan semuanya padaku?”, aku mendengar suara pria itu, pria yang ada
dalam tubuhku. “ Serahkan bebanmu itu padaku, aku yang akan mengatasi semuanya.
Kau benci itu bukan?”aku sudah tidak perduli lagi. Aku tidak ingin melihat
apapun lagi. Perlahan ia mengambil alih tubuhku dan kesadaranku menghilang.
“
Hahaha, akhirnya aku menguasai tubuh ini.” mataku berubah menjadi hitam, sama
seperti miliknya dan aura hitam yang dimilikinya juga menyelimuti tubuhku.
“ Kau ini
bicara apa?” tanya Angelina. “ Aku adalah arwah yang memasuki tubuh bocah ini!”
“
Ja..jangan bercanda kaka. Ini tidak lucu”, Imelda takut. “ Akan kubunuh
kalian.! Jangan khawatir. Ini tidak akan lama.”, kata pria itu. “ Sadarlah
Kouichi, kami bukan musuhmu. Ingatlah kita memiliki tujuan yang sama. Kita harus
menyelamatkan Ancient.”, Xian mencoba menyadarkanku. “ Seperti janjiku aku akan
menanggung beban mu dan kuhempaskan pada kalian.”
“ Kita
harus melawannya. Aku tahu dia teman kita, tapi dia telah dirasuki sesuatu.
Mungkin setelah mengalahkannya dia akan sadar kembali.” Eithan bersiap
menyerang. “ Siapa kau? Kau fikir kau bisa mengalahkanku?” pria itu membuat
sebuah bola hitam di tangannya. “ Selamat tinggal. Kuharap kalian akan
mendapatkan mimpi indah. Untuk SELMANYA!” senyuman mengerikan terlukis diwajahnya
saat bola hitam itu meledakkan seluruh tempat ini.
Kesadaranku
mulai kembali. Rasa pening menyambutku saat aku mulai membuka kedua mataku.
Perlahan aku mulai bangun. Tubuhku terasa sedikit mati rasa karena mungkin
sudah cukup lama tergeletak disini. Aku melihat semuanya terbaring di atas tanah
dan banyak darah yang bertumpahan. “ A..apa yang terjadi?”
“ Yang
seharusnya kau tanyakan adalah apa yang telah ku perbuat? Kenapa aku membunuh
mereka?” lagi-lagi suara itu terdengar di telingaku. “ A.. aku membunuh
mereka?”, aku melihat tanganku yang tak kusadari telah berlumur darah dengan
perasaan bersalah. “ hahaha, aku telah melepaskanmu dari penderitaanmu.”
“ Bukan
aku yang membunuh mereka. Aku bukan pembunuh.”, aku berusaha meyakinkan diriku.
“ Lalu lihatlah tangan mu yang berlumuran darah itu!”
“ Bukan
aku yang membunuh mereka”, aku menutup kedua telingaku dan berusaha untuk tidak
mendengar kata-katanya lebih lama lagi, meyakinkan diriku sendiri kalau aku
bukan pembunuh. “ Kau tidak dapat lari dari kenyataan. Ini semua adalah takdir.
Takdir seorang Asassin.”
“ Bukan
aku yang membunuh mereka. Tapi kau!”
“HAHAHA,
aku hanya menanggung bebanmu dan menghempaskanya pada mereka. Semua ini
salahmu.”
” Sial.
Keluar kau dari tubuhku!”.
“
Kaka?”. Aku terkejut dan langsung melihat pada sumber suara itu. “ Kaka sudah
sadar kan? Kaka membuatku takut.”, senyuman kecil terlukis di wajah Imelda.
“Syukurlah.” aku benar-benar lega dia tidak mati. Aku berlari mendekatinya dan
membantunya. “ Kau beruntung aku tidak membakarmu sampai hangus” Angelina
berusaha bangun. “ Maaf aku. Aku tidak mengathui hal ini akan terjadi dan semua
strateginya jadi sia-sia.” Xian merasa bersalah. “ Kalian semua terluka. Aku akan menyembuhkan
kalian semua.” Eithan berusaha menyembuhkan meskipun dia sendiri tampak lemah.
“Aku seharusnya memberitahu kalian tentang hal ini. Ini semua salahku.” aku
benar-benar merasa bersalah. “ Kami semua tahu kau tidak mungkin melukai
temanmu sendiri.” Triana mencoba menenangkanku. “ Lebih baik kita pulihkan
tenaga kita, lalu segera kembali ke desa. Sementara waktu kita mundur, kita
butuh bala bantuan.” Alisa menyarankan. Kami keluar dari markas Minotaur
bersama-sama saat bulan purnama menghiasi langit malam yang sunyi itu.
Tiga
hari berlalu setelah kejadian itu. Pria itu selalu datang disetiap mimpiku dan
meningatkanku pada kejadian hari itu. Aku melihat bagaimana dia mencoba
membunuh teman-temanku. Ternyata sejak awal dia telah merencanakan hal ini.
Merencanakan untuk mengambil tubuhku. Aku tidak butuh bantuannya. Aku bisa melindungi
mereka dan menyelamatkan Rose dengan kekuatanku sendiri. Aku memikirkan cara
bagaimana aku dapat mengeluarkannya dari tubuhku. Tak ada satu carapun yang
terlintas dikepalaku.. Mungkin Shadow Nyang dapat memberiku petunjuk.
“Ada
seseorang dalam tubuhmu dan mencoba membunuh teman-temanmu? Sungguh aneh ~nya.
Kau tidak mengarang cerita kan?” Shadow Nyang tak percaya apa yang kuceritakan
padanya. “ untuk apa aku berbohong? Asassin tidak pernah berbohong.” aku
berusaha meyakinkan. “ Aku sama sekali tidak percaya. Kau ini masih sangat muda
dan benar-benar naif. Kau mengakui dirimu Assassin padahal kau sangat sulit
mengambil keputusan untuk menjadi muridku.”
“ Memangnya
kau bisa membuktikan kalau semuakata-kataku ini hanya omong kosong?”
“ Hmmm... kalau kau tidak berbohong, aku tahu
cara agar kau dapat bertemu dengannya dan melawannya.”
“
Bagaimana caranya?”
“ Apa kau
kira kau sudah cukup kuat? Dari ceritamu, dia sepertinya bukan orang biasa.
Dapat mengalahkan lima Adventure berpengalaman dengan mudah, orang sangat
kuat.”
“ Aku
harus mengalahkannya.”
“ Kalau
begitu kau butuh latihan lanjutan. Besok temui aku di tempat latihan, jangan
sampai terlambat.”
Aku
berlari secepat yang aku bisa supaya aku tidak terlambat di latihan ekstra ini.
Shadow nyang berlari sangat cepat dan akhirnya ia sampai lebih dulu di tempat
latihan. “ Kau terlambat ~nya.”, Shadow Nyang memarahiku. Padahal dia hanya
sedikit lebih cepat dariku. “ Ayolah, aku hanya terlambat sepuluh detik.”,
bantahku. “ Kalau Rose dibawa pergi dan kau datang sepuluh detik kemudian lalu
bagaimana? Kau tidak akan pernah bisa menemukannya ~nya.”. Aku termenung
mendengarnya berkata begitu. “ Baiklah, sebagai gantinya kau harus memberiku
makanan ~nya.”, dia mencoba menghiburku. “ Aku sudah siapkan bento kesukaanmu.”
“ Whoa..
ini baru namanya bento ~nya. Seharusnya setiap hari kau memberiku makanan
seperti ini. Tidak hanya seekor ikan bau.”
“
Apa yang akan kita lakukan hari ini?”
“ Aku
akan menjelaskan kelas lanjutan sebagai Asassin, ini benar-benar lezat ~nya.”,
dia bicara dengan mulut penuh makanan. “ Kelas lanjutan?”
“ Ya. Kau
tidak bisa memperdalam semua dasar ilmu Asassin.”
“ Kelas apa
yang seharusnya aku pilih?”
“ Itu
tergantung ~nya. Tergantung mana yang lebih pantas untukmu.” ia mengelap mulutnya
penuh dengan makanan.
“
Memangnya kelas lanjutan itu apa saja?”, tanyaku ingin tahu lebih lanjut. “
Bringer dan Chaser.”
“
Bringer? Dan Chaser?”
“ Bringer
adalah ahli dalam menggunakan dagger dan chakra. Tenaganya terdapat pada batin
penggunanya. Bisa men-summon Asassin lain dan membantunya dalam pertarungan.
Chaser pengguna senjata pembunuh.”
“
Bagaimana caranya aku dapat memilih mana yang lebih baik untukku?”
“
Hmmm.... mungkin jika aku mengujimu akan terlihat kelas mana yang baik
untukmu.”
“ Apa?
Sudah berapa kali kau mengujiku? Kau masih tidak tahu mana yang baik untukku?”
“ Kau
ingin bertambah kuat atau tidak?”
“ Baiklah,
bagaimana kau akan mengujiku?”
“ Kau
akan melawanku. Gunakan jurus yang paling kau kuasai, mudah kan? Dengan begitu
kita akan mengetahui kelas mana yang akan kau pilih.”
” Hanya
itu baiklah. Aku tidak akan mengalah meskipun kau masterku sekaligus kucing
kesayanganku.”
“
HAHAHA.. jangan remehkan aku ~nya. Mulai
!” aku mengeluarkan semua jurus yang paling ku kuasai. Bagaimanapun aku mencoba
mengenainya ia dengan mudah ia menghindari semua seranganku.
“
Cukup ~nya.”, akhirnya ujian tersebut berakhir. “ Bagaimana? Chaser atau
Bringer?” kau sangat ahli sumon bayangan dan serangan jarak jauh. Bahkan lebih
baik daripada menggunakan senjata. Mungkin Bringer lebih baik ~nya.”
“
Bringer... kedengarannya tidak buruk.”
“ Tentu
saja ~nya. Kau bisa memangilku dan saudara-saudaraku saat kau sedang dalam pertarungan
untuk membantumu.”
“ Wow...
aku rasa itu sangat membantu. Kau memiliki saudara? Kau tak pernah membicarakan
mereka.”
“ Tentu
saja ~nya. Asassin harus bisa menjaga rahasia mereka meskipun nyawa bayaranya.”
“ Sombong
sekali kau? Kau baru saja membocorkan rahasiamu padaku.”
“ I..itu
karena... Kau membutuhkannya hahaha.” dia tidak mau kalah.
“
Bagaimana caranya?” tanyaku. “ Pertama, kau harus menandatangani perjanjian
~nya. Kapanpun kau membutuhkan kami, kami harus datang. Tetapi ada jangka waktu
saat kau memanggil kami. Kami tidak bisa membantumu selama pertarungan
berlangsung.” jelas Shadow Nyang, lalu ia men-summon sebuah gulungan besar. Aku
tertawa karena dia memiliki barang yang lebih besar darinya. “ Kenapa kau tertawa ~nya? Ada yang lucu?”.
“
Tidak!”, jawabku gugup. “Tulislah namamu disini ~nya”
“ Aku
tidak tahu kalau kau akan menyuruhku menulis aku tidak membawa pena.”
“ Dasar
bodoh ~nya. Mana ada perjanjian seperti ini ditulis dengan alat tulis biasa?
Gunakan darahmu.”
“ Da..
darah? Kau bercanda?”
“ Kau
ingin kami tidak datang saat kau butuh pertolongan ~nya?”
“
Baiklah.. apa boleh buat.” aku melukai jariku dan menulis namaku dengan darah
di gulungan perjanjian itu.“ Yosh! Cobalah kau sumon saudaraku.”
“ Kau
belum memberitahuku bagaimana caranya.” Shadow Nyang menunjukan caranya, salah
satu adiknya pun datang. “ Kenapa kau memanggilku? Bukankah kau bilang kau
tidak ingin bertemu denganku?” tanya adiknya. “ Aku memang tidak ingin bertemu
denganmu! Muridku sudah menandatangani perjanjiannya dan aku harus menunjukan
caranya.” Shadow Nyang kesal. “ Kenapa kau tidak panggil Sawako saja?”
“ Hmm..
i..itu... karena aku akan menyuruh muridku untuk memanggilnya ~nya.”, Shadow
Nyang tak mau kalah. “ Kau tidak berubah ya? Masih saja keras kepala”, ejek
adiknya.
“
Cukuuup, aku ada di sini dari tadi. Jangan anggap aku ini tidak ada!”, aku
kesal sekali dengan perlakuan mereka berdua. “ Aku Shadow Kenji. Aku dapat
meningkatkan pertahananmu dari serangan lawan.” akhirnya mereka mendengarkanku.
“Sekarang coba kau panggil adikku yang lain!” Shadow Nyang menyuruhku. Aku
meniru cara dia memanggil adiknya. Kucing cantik berbulu putih bersih
menggunakan pakaian serba pink dan pita merah menghiasi kepalanya. “ Kaka?
Kalian darimana saja? Aku rindu sekali dengan kalian. Setiap hari hanya aku
yang membersihkan rumah, aku selalu kesepian. Siapa dia?”, kucing cantik itu
memandangku. “ Dia muridku Akazawa Kouichi, dia anak Rin, masterku.” jawab
Shadow Nyang. “ Ka... kawai” dia benar-benar imut. Andai saja dia kucing
peliharaanku, akan kusayang dia. “ Terimakasih, namaku Shadow Sawako. Aku ahli
dalam mengobati yang terluka, kau dapat mengandalkanku meski disaat tersulit.”
“ Aku
yang akan membantumu mengalahkan musuh. Yosh! Semua sudah di sini, ayo kita
mulai latihan ~nya.” Tambah Shadow Nyang.
Sebulan
berlalu. Latihan yang melelahkan itu akhirnya selesai. Aku sudah dapat
menggunakan jurus-jurus baru dan bertambah kuat. Ini saatnya mengeluarkan dia
dari tubuhku. “ Kau berjanji akan memberitahuku bagaimana cara bertemu dengan
orang yang ada di dalam tubuhku dan bertarung melawannya supaya aku dapat
mengeluarkannya.” aku menagih janji Shadow Nyang. “ Ku kira kau sudah siap
untuk ini, baiklah. Akan ku tunjukan caranya. Ayo ikut aku!” dia membawaku ke
suatu tempat dengan jurus teleportasi miliknya.
“Di
mana ini? Untuk apa kita kesini?” tanyaku penasaran. “ Di sini kau akan bertemu
dengannya. Di kuil keluargaku. Kuil Azna ~nya.” kami berjalan memasuki sebuah
ruangan khusus. Disana terdapat kolam, didalamnya ada dua ikan koi berwarna
putih dengan titik hitam di kepalanya dan titik putih di kepala iakn koi yang
berwarna hitam . Mereka berenang membentuk sebuah lingkaran. “ Ikan itu
seperti...”
“ Yin dan
Yang. Disini kau dapat memasuki sisi didalam dirimu dan bertemu dengannya”
sahut Shadow Nyang. Ia men-summon Shadow Kenji dan Shadow Sawako. “ Yang harus
kau lakukan adalah meditasi si sini, kami akan siap kapanpun kau membutuhkan
kami ~nya.” lanjutnya.
“
Terimakasih atas semua yang kau lakukan untuk membantuku. Entah bagaimana aku
membalasnya.”
” Anggap
saja aku menebus dosaku pada ibumu.”
“ Baiklah
doakan aku semoga aku berhasil.”
“ Aku
lupa memberitahumu. Kau lebih baik berhati-hati. Kau bisa mati saat kau
melawannya. Tapi kami siap untuk membantumu.” jelas Shadow Nyang. “
Berjuanglah” Shadow Sawako menyemangatiku. Aku memejamkan mataku dan masuk
kedalam diriku.
“
Sudah lama kita tidak bertemu.” aku melihatnya. Melihat pria dengan aura
mengerikan itu “ Kurasa sejak aku mencoba membunuh teman-temanmu. Sayang sekali
kau sadar lebih cepat dari perkiraanku. Jika kau terlambat, mungkin teman-temanmu
sudah mati.”
“ Sebenarnya apa maumu?”
“ HAHAHA,
tak kusangka kau sebodoh itu. Kau sangat naif. Aku ingin memiliki tubuhmu.
Mereka terlalu berisik. Membunuh beberapa orang bukan masalah.”
“ Bukan..
masalah? Lalu untuk apa kau menyuruhku untuk melindungi Lunaria?”
“
Lunaria? Gadis bodoh pelintas waktu? Aku hanya menggunakannya supaya aku bisa
kabur. Sebelum aku berhasil, mereka menghujani kami dengan anak panah. Terpaksa
aku melindungi gadis bodoh itu. dan juga salah satu alasnku untuk membuatmu
percaya padaku dan membiarkanku untuk tetap berada ditubuhmu. Tetapi kini aku
sudah cukup kuat untuk memiliki tubuhmu.”
“ Kau
tidak dapat dimaafkan.”Aku men-summon Shadow Nyang dan Shadow Kenji. Aku
memulai pertarungan, melemparinya dengan kunai dan suriken. Semua serangan itu
dihindari dengan mudahnya. Ia membalas seranganku dengan kecepatan yang tak
terduga ia muncul tepat didepanku. Ia mencekikku hingga kakiku tidak menyentuh
tanah. Ia melemparku seakan membuang sehelai kertas. Shadow Nyang mulai
menyerang. Ia mendekati pria itu dan melakukan serangan jarak dekat dengan
senjatanya dengan sangat cepat. Pria itu tak bergerak sedikitpun seakan Shadow
Nyang hanya seekor serangga yang lewat. Ia menghempaskan tangannya dan membuat
Shadow Nyang terpental jauh.
“
Apa kau yakin kau akan mengalahkanku dengan serangan seperti itu?” pria itu
mencoba untuk menghilangkan rasa percaya diriku. “ Ini baru pemanasan serangan
yang sesungguhnya baru akan di mulai” aku membuat senyuman mengejek. Aku tidak
bisa asal menyerangnya. Kalau begini terus mungkin aku akan kalah dan harus
merelakan tubuhku menjadi miliknya untuk selamanya. Aku harus memikirkan taktik
yang tepat untuk mengalahkan orang sekuat itu. tanpa harus mengucapkannya
Shadow nyang mengerti apa yang aku katakan.
Shadow
Nyang menyerang untuk mengalihkan perhatiannya. Shadownyang mengarahkannya ke
tempat dimana aku telah menyiapkan jurus peledak. Ia tersadar akan rencana itu
sehingga ia meloncati dan menendang Shadow Nyang ke lantai ditempat aku menempatkan
jurusku terkena jurusku dan ia terluka karenanya. Aku men-summon Shadow Sawako. “ Sembuhkan
kakamu! Ia terluka. Kenji lindungi mereka berdua,” pintaku pada mereka. “
Bagaimana denganmu? Jurus pelindungku hanya bisa melindungi kaka dan Sawako” jawab
Kenji. Aku membalasnya dengan senyuman “ Jangan khawatir aku baik-baik saja.”.
“Sangat
mengharukan, bagaimana jika aku membantumu? Matilah disini dan aku akan
menguasai tubuhmu. Kau tidak akan susah payah menanggung semua beban itu.” sela
pria itu. “ Kenapa tidak kau saja yang pergi dari tubuhku”
“
HAHAHA.. Baiklah jika kau tidak mau memberikan tubuhmu maka aku yang akan
mengambilnya darimu”, sepertinya ia benar-benar menginginkan tubuhku. Auranya
terasa semakin gelap, dingin dan kuat. Apa aku bisa mengalahkannya? Apa aku
akan mati disini? “ Jangan dengarkan dia ~ nya.” Shadow Nyang menyadarkanku meski
dia belum pulih. “ Kaka jangan bergerak! Kaka ini belum sembuh.” Sawako
khawatir dengan keadaan kakanya. “ Sawako, kau tidak perlu khawatir. Akan
kukembalikan kalian ketempat semula.” kupikir mungkin ini yang terbaik. Aku tidak ingin mereka terluka. Sejak awal memang
seharusnya aku sendiri yang menyelesaikan masalah ini. “ Apa kau bodoh ~nya?
Kau bisa mati” Shadow Nyang menolakku mengembalikan mereka. Aku membalas dengan
senyuman dan mengaktifkan jurus untuk mengembalikan mereka ke tempat semula.
“ HAHAHA... sepertinya kau sama saja
telah menyerahkan tubuh ini padaku. Begitu lebih baik.” pria itu merasa dirinya
sudah menang. Aku membuat senyuman mengejek “ Kau lupa? aku belum mati . Jadi
tubuh ini masih milikku. Ini semua belum berakhir.” aku mengeluarkan serangan
bertubi-tubi, men-summon bayangan, melemparkan shuriken dan kunai. Dia
benar-benar kewalahan menghadapi seranganku. Akhirnya ia terbaring dan tidak
dapat bergerak. Chakraku sudah hampir habis. Hanya satu kunai tersisa.
“ Aku tidak ingin berakhir seperti ini.
Aku bukan pembunuh. Aku bisa membiarkanmu berada ditubuhku. Asalkan kau tidak
melukai orang-orang yang tidak bersalah, teman-temanku, dan Rose.”
“ Kau kira untuk apa aku datang ke sini? Hanya
suatu kebetulan? HAHAHA... Aku ingin mendapatkan kekuatan Ancient. Aku bisa
menjadi tak terkalahkan.”
“ Kalau begitu kau harus kuhentikan”
Senyuman jahat terlukis diwajahnya “ Apa kau kira
hanya kau yang dapat men-summon bayangan?”. Tak sempat aku melihat ke belakang
kepalaku dipukul keras oleh bayangan pria itu. “ Aku rasa ini kemenanganku.” dengan pedang ia mencoba untuk menusukku. Aku
menahan pedang tersebut dengan tanganku, darahku mulai bercucuran. “
Menyerahlah! Kau sudah tidak berdaya. Serahkan tubuh ini padaku!”. Aku sudah
tidak kuat lagi menahannya, pedang itu mulai menusuk perutku. Aku sudah tidak
bisa melakukan apapun. Cakra dan tenagaku telah habis. Kurasa ini semua telah
berakhir.
“ Fire Flame Intohara” sebuah bola api
menyerang pria itu. Bukankah itu mantra? Tapi tidak mungkin. Hanya aku dan dia
yang berada disini. “ Bagaimana nasibmu jika kami tidak datang, akuilah kalau
kau ini memang lemah” ternyata Angelina yang membaca mantra itu tapi bagaimana
dia bisa berada di sini? “ Light Cain” Eithan juga... “ Kau benar-benar terluka
parah. Bertahanlah aku akan menyembuhkan lukamu.” Sawako mengeluarkan cakra
penyembuh. “ Bagaimana kalian bisa...”
“ Kami tidak sengaja bertemu gadis pelintas waktu
itu dan terjebak bersamanya saat sedang mencari Ancient. Kami bertemu dengan
ketiga kucing itu. Mereka menjelaskan kejadiannya.” Eithan menjawab
pertanyaanku. “ Untungnya ada kami pegguna sihir. Hanya pengguna sihir yang
bisa masuk kesini.” sahut Angelina dengan bangga. “ Lalu bagaimana dengan
Imelda?”
“ Ini karena wanita itu tidak dapat mengendalikan
kekuatannya, dia tidak hanya membawa kami. Musuhpun ia ajak kemari. Ia menjaga
tubuh kami, lagi pula ia bukan pengguna sihir dan tidak bisa masuk kesini.”
jelas Xian. “ Bagaimana jika ia terluka.” aku khawatir dan tidak ingin kejadian
waktu itu menimpanya lagi. “ Jangan menganggap remeh, meskipun dia anak kecil,
dia adalah penyelamat Ancient.” sahut Alisa. “ Lagipula jangan kau lupa dengan
robot mengerikan ciptaannya.”, Triana mengingatkanku pada kemampuan Imelda yang
melebihi anak-anak seumurannya.
“
Serang dia selagi ada kesempatan!” seru Xian. Semuanya mengeluarkan
serangan terkuat masing-masing. Serangan sehebat itu tak mampu dihindari. Dia
tergeletak tak berdaya. “ Kau fikir aku akan kalah oleh segerombol anak kecil?”
ia mencoba untuk berdiri, namun terjatuh lagi karena kondisinya benar-benar
lemah. “ Maafkan aku. Tempatmu bukan disini.” aku mengeluarkan kunai dan
menusuk tepat didadanya. Ia menunjukan sebuah senyuman yang menunjukkan ini
semua belum berakhir. Dia mulai menghilang bagai debu yang terbawa angin.
“ Kaka baik-baik saja kan? Aku sangat
khawatir. Maafkan aku karena aku tidak bisa membantu kaka.” Imelda langsung
memelukku dan menangis saat kami kembali. Meskipun dia adventure yang hebat
tetapi ia masih anak kecil. “ Kau ini bicara apa? Kau menjagaku dari serangan
monster disini, sendirian. Terima kasih atas bantuanmu.” Imelda mengusap
airmatanya dan tersenyum. “ Ternyata semuanya sudah berakhir ~nya. Padahal aku
baru pulih. Aku sangat ingin menghajarnya.” Shadow Nyang tidak ingin mengaku
kalah. “ Tentu saja kau bisa mengalahkannya kucing manis.” Imelda memeluk
Shadow Nyang erat-erat sehingga kucing itu menggeliat karena kehabisan nafas. “
Akhirnya. Semuanya sudah berakhir.” Triana menghela nafas panjang karena merasa
lelah setelah melakukan serangan sebesar itu. “ Yang paling penting Kouichi
selamat kan? ” ujar Xian. “haha.. kau selalu benar kapten. Ayo kita pulang.”
aku memuji kehebatan Xian.
Satu minggu telah berlalu sejak kejadian
itu. Akhirnya ayah memberi tahuku dimana ibu dimakamkan.
Aku membawa seikat
bunga dan kuletakkan didepan batu nisannya. Aku mendoakannya supaya ia bisa
tenang disana. “ Ibu. Ini aku Kouichi. Terima kasih atas semua yang telah kau
berikan padaku. Maafkan aku tidak menuruti kata-kata ibu. Aku memilih menjadi
Assassin dan membahayakan hidupku sendiri. Semua ini kulakukan demi
menyelamatkan wanita yang kucintai. Dia adalah keturunan Ancient. Tetapi,
kurasa ini jalanku. Ini adalah takdirku. Semoga ibu tenang di alam sana.” tunggu
aku Rose. Aku akan menyelamatkanmu.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<