Triana, itulah namaku. Aku seorang Archer dari bangsa peri daun. Kami tinggal berkelompok di sebuah hutan yang tidak terjamah manusia. Kehidupan kami sangat damai. Elf hidup sangat lama sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Kami tumbuh sampai berumur 18 tahun, setelah itu kami tidak mengalami penuaan. Meskipun umur kami ratusan tahun tetapi kami masih terlihat muda.
Saat itu aku masih berumur 9 tahun
. Semua Elf kecil harus belajar dasar-dasar untuk menjadi seorang Archer. Saat itu kami diajak bu guru keluar perkampungan untuk belajar memanah hewan. Dalam perjalanan aku tersesat. Aku pikir mungkin bu guru akan menyadari kehilanganku. Sampai matahari hampir terbenam tidak ada yang datang mencariku. Aku menangis karena takut aku tidak akan pernah bisa kembali ke desa.
. Semua Elf kecil harus belajar dasar-dasar untuk menjadi seorang Archer. Saat itu kami diajak bu guru keluar perkampungan untuk belajar memanah hewan. Dalam perjalanan aku tersesat. Aku pikir mungkin bu guru akan menyadari kehilanganku. Sampai matahari hampir terbenam tidak ada yang datang mencariku. Aku menangis karena takut aku tidak akan pernah bisa kembali ke desa.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang
dari balik pohon. “ Si..siapa itu?”, aku sangat ketakutan. “ Cup... jangan
menangis aku Lydia.”, jawab gadis kecil yang seumuran denganku. “ Kau manusia?
Kenapa kau sangat aneh?” . “ Aku Elf.. lihat telingaku”, aku melihat telinga
yang menunjukan bahwa dia seorang Elf. “ Kenapa kamu menangis?”, tanya Lydia
penasaran. “ Aku tersesat. Aku ingin pulang.” . “ Ini untukmu, jangan nangis ya.”,
ia memberiku sebuah kalung dengan permata biru yang indah. Aku berhenti
menangis dan memandangi permata itu dengan kagum. “ Ayo aku antar.”, ia
mengulurkan tangannya sambil tersenyum mengajaku untuk mengantarku pulang.
Sesampainya di desa, bulan telah
menunjukan keindahannya. Aku mengajaknya untuk meninap semalam dirumahku karena
sudah malam. “ Ayo, menginaplah dirumahku. Ini sudah malam.” . “ Aku harus
pulang.”, jawab Lydia. “ Kenapa?” . “ Aku juga memiliki keluarga yang
menungguku pulang. Oh ya siapa namamu?” . “ Triana, peri daun”, setelah
mengetahui bahwa aku peri daun ia terkejut dan membalikan badannya. “ Lupakan
kita pernah bertemu.”, ia langsung berlari hingga tertelan gelapnya malam.
Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Enam tahun telah berlalu sejak
kejadian itu. Sekarang umurku 15 tahun. Aku masih memakai kalung pemberiannya
setiap saat. Sekarang aku telah menjadi Archer yang sesungguhnya. Kalung itu
seperti memberikanku semangat untuk menjadi lebih kuat. Suatu saat aku sedan
berburu sebuah rusa untuk makan malam. Rusa itu sudah didepan mata. Aku
mengincarnya dengan panahku. Tiba-tiba ada seseorang yang memanahnya, orang itu
menhampiri rusa yang telah diburunya. “ Hei apa masalahmu? Rusa ini adalah
mangsaku. Kenapa kau memanahnya?”, aku memarahi orang itu karena telah merebut
mangsaku. “ Aku melihatnya lebih dulu. Siapa cepat dia dapat.”, ia membalikan
badanya. “ Ly...Lydia? benarkah itu kau?”, aku terkejut setelah melihat siapa
yang telah merebut mangsaku. “ Siapa kau?”, ia tidak mengenaliku. “ Kau tidak
ingat? Aku gadis yang kau tolong enam tahun lalu. Dulu aku menangis karena
tersesat di hutan ini, lalu kau memberiku ini.”, aku menunjukan kalung dengan
permata biru pemberiannya itu. “ Kau.. Triana?” . “ Ya. Akhirnya kau ingat
padaku.” . “ Sudah kubilang lupakan kejadian itu, lupakan aku.” . “ Apa
maksudmu?” . “ Kau tidak tahu? Ambilah Rusa ini. Aku bisa mencarinya lagi.”, ia
pergi tanpa memperdulikanku. Apa maksudnya aku harus melupakannya? Ada apa
sebenarnya?
Aku pulang membawa Rusa itu. Kami
semua berkumpul ditengah desa membakar rusa itu dan memakannya bersama. Kali
ini adalah perayaan adanya Archer baru didesa ini, bisa dibilang penobatan.
Kami benar-benar bersenang-senang dimalam penuh dengan cahaya bintang dilangit.
Malam yang indah itu harus berakhir. Desa kami telah diserang.
“ Kita diserang! Siapkan diri kalian”,
kepala desa memerintah seluruh warga desa bersiap untuk menyerang. Desa kami
diserang oleh Dragon Followers. “ Serahkan diri kalian atau kalian akan mati”,
tak kusangka Dark Elf juga berkerja sama dengan Dragon Followers. “Lydia. Apa
maksudnya semua ini?”, ternyata Lydia adalah pimpinan dari Dark Elf yang
menyerang kami. “ Kau benar-benar tidak tahu ya? Dark Elf dan Peri daun adalah
musuhdan tidak akan pernah berdamai. Kami mendapat ramalan akan ada seorang
Archer muda yang akan membantu gadis keturunan Ancient. Akan kubunuh semua
Archer agar ramalan itu tidak terjadi. Bunuh mereka!”. Mereka semua mulai
menyerang kami. Banyak yang terbunuh dalam serangan itu.
“ Lydia yang kuingat adalah gadis
baik. Kenapa bisa jadi seperti ini”, aku berusaha menghindar dari seranan
Lydia. “ Aku akan menjadi gadis yang dulu jika kau bukan peri daun.”. ia
menjatuhkanku dan memegangiku sehingga aku tidak bisa bergerak. Dia mengankat
kukunya yang tajam dan siap untuk ditusukan padaku. Ia terhenti sejenak. “
Lydia, kumohon hentikan semua ini” . ia melepaskanku dan berdiri. “ Aku tidak
akan membunuh lawan yang lemah sepertimu. Pergilah. Jika kau sudah menjadi kuat
datang dan bertarunglah denganku. Aku akan membunuhmu.” . Ia membalikan
badannya membiarkanku lari. Aku berlari sekuat tenaga menyusuri gelapnya malam
tanpa tujuan. Aku menaiki sebuah pohon dan bermalam disana. Semua warga desaku
telah terbunuh. Hanya aku yang tersisa. Aku harus bertahan hidup dan
membalaskan dendam ini.
Matahari telah terbit. Aku harus
mencari desa terdekat untuk tinggal. Aku memanjat sampai puncak pohon itu dan
melihat sekeliling. Aku melihat sebuah desa. Aku melompat dari pohon itu dan
berlari menuju desa itu. Aku bertanya pada penjaga gerbang desa itu ” Permisi.
Aku tersesat. Dimana aku sekarang?” . “ Kau berada di desa Calderock.” . “
Terimakasih”, aku memasuki desa ini. Tiba-tiba kedua penjaga menutup jalannya
dengan menyilangkan kedua tombak mereka, ” Orang asing dilarang sembarangan
memasuki desa ini.” . “ Ayolah aku butuh tempat tinggal.” . “ Kau bukan
manusia, cepat tinggalkan desa ini.” . “ Baiklah..”, aku membalikan badan dan
maju beberapa langkah lalu melompat ke belakang dan mendarat di atas pintu
gerbang “ Sepertinya aku bisa masuk.” Aku turun dari pintu gerbang dan berusaha
lari dari kejaran penjaga itu. Elf dapat bergerak lebih cepat dari manusia.
Oleh karena itu dengan mudah aku lari dari kejaran penjaga itu.
Perutku lapar sekali setelah kesialan
beruntun yang menimpaku. Aku pergi ke sebuah toko. Sepertinya aku dapat
mendapatkan semuanya dari toko itu. Aku menghampirinya “ Aku ingin...” . “
Selamat datang ditokoku. Namaku Merchant May aku menjual semua barang yang kau
butuhkan. Apa yang ingin kau beli?”, Merchant itu berkata panjang dengan sangat
cepat sebelum aku mengatakan apa yang ingin aku beli. “ Aku hanya ingin membeli
beberapa buah apel.”, aku mengambil apel tersebut. “ Semuanya 1 gold 83 perak.”
. “ Apa? Bisakah aku membayarnya dengan ini?”, aku menunjukan uang yang dipakai
para Elf untuk melakukan perdagangan. “ Haha apa kau bercanda?” . Aku hanya
diam saja melihatnya. “ Sepertinya tidak. Dengar ya kau harus membayar dengan
uang bukan dengan sampah ini”, ia mengambil semua apel yang ada di tanganku. “
Ayolah aku membutuhkannya.” . “ Pergi atau akan kupanggilkan penjaga.” . “
Baiklah.. aku akan pergi.”, terpaksa aku meninggalkannya. Sudah susah payah aku
lari dari kejaran para penjaga itu malah dia akan mengantarkanku pada penjaga
itu.
Aku duduk disamping sebuah rumah
penduduk sambil meratapi nasibku dan berfikir bagaimana caranya perutku yang
kosong ini bisa menjadi kenyang. Aku melihat seseorang berbelanja di Merchant
yang banyak omong tadi. Ia membawa sebuah pedang di punggungnya. Aku tidak
perduli. Aku harus mencuri belanjaannya supaya aku bisa makan. Aku mengikatkan
tali pada sebuah anak panah, lalu kutembakan anak panah itu ke tempat belanjaan
orang itu dan menariknya. Orang itu melihatku dan mengejarku. Tak seperti
biasanya. Dia hampir saja menangkapku, dia sangat cepat. Satu-satunya jalan
adalah melompat ke sebuah pohon. “ Hei kembalikan itu padaku.” . “ Maksudmu
ini? Tidak akan.”, aku mengambil apel itu dan memakannya. “ Baiklah, ambil
saja. Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Siapa namamu?” . “ Kau pikir aku
bodoh? Aku tidak akan memberi tahu siapa namaku pada orang asing sepertimu.” .
“ Baiklah. Aku akan menunggumu sampai kau mau bicara padaku.”, ia duduk dibawah
pohon itu. Ia benar-benar tidak pergi. Setelah waktu berlalu cukup lama aku
turun dari pohon itu “ Triana, Archer. Salam kenal.”, aku mengulurkan tanganku
dan mengajaknya bersalaman. “ Aku Xian.”, ia membalas uluran tanganku. Ia
menarik tanganku kebelakang dan menahanku. “ Hei.. lepaskan aku”, aku berusaha
melepaskan diri. Ia membawaku masuk kedalam desa.
“ Hei.. tolonglah jangan serahkan aku
ke penjaga itu. Hanya meminta sedikit makananmu. Seluruh penduduk desaku
dibunuh dan aku tidak memiliki tempat tinggal. Aku akan mengembalikannya
padamu. Tolonglah.”, pintaku padanya. “ Diam bersikaplah biasa”, ia melepaskan tanganku
dan menggandengku seperti halnya orang biasanya. Saat melewati pintu gerbang
penjaga itu bersiap menagkapku. “ Tenanglah, dia ini temanku.”, aku tak percaya
Xian mencoba melindungiku dari penjaga yang hendak menangkapku. Ia membawaku ke
sebuah gang kecil. “ Apa semua itu benar?”, ia menatapku dengan serius. “ Iya.
Memang benar sih tidak ada pencuri yang jujur tapi percayalah padaku. Kau
pernah dengar desa peri daun? Disanalah aku berasal.” . Ia menariku dan
membawaku ke seorang Elf sama sepertiku. “ Ada yang inin kau tanyakan?”, tanya
wanita itu. “ Bisakah kau jadikan dia muridmu?”, tanya Xian . “ Hei.. apa
maksudmu?”, tanyaku heran. “ Aku membantumu untuk mendapatkan uang. Kau dapat
menjalankan misi dan mendapatkan uang.” . “Bisa kan?”, tanya Xian pada wanita
tadi. “ Tentu saja. Aku siap mengajari para Elf muda.” . “ Jika kau sudah siap
temui aku. Aku akan memperkenalkan mu pada Deckard. Dia yang akan memberimu
misi.”,Xian memberi tahuku. “ Dimana kau tinggal?” . “Kau lihat rumah itu?
Disana aku tinggal.” . “ Terima kasih atas semua yang kau lakukan padaku. Aku
akan membalasnya.” . “ Kau ini bicara apa? Jangan lupa kau harus membayarnya.”
. “ Tentu.”
“ Hai, aku Triana dan kau?” . “ Aku
Adeline.” . “ Terima kasih telah menerimaku menjadi muridmu.” . “ Tentu, hembusan
angin memberi tahuku kau akan datang padaku sama halnya mereka memberitahuku
aku harus tinggal disini. Membantu orang-orang yang membutuhkan bantuanku.” . “
Hembusan angin? Aku tidak mendengar apapun.” . “ Kau bukan tidak mendengarnya.
Tapi belum.” . “ Bagaimana caranya?” . “ Sama dengan kau mendengarkan Talejia.”
. “ Talejia? Apa itu?” . “ Talejia seperti takdir sebagai seorang Elf, bisa
dikatakan sebagai tujuan hidup.” . “ Aku belum pernah melakukan itu sebelumnya.
Tolong ajari aku.” . “ Maafkan aku, tetapi kau hanya bisa menemukan caranya
sendiri.” . “ Kalau begitu ajari aku cara bertarung.” . “ sebelumnya kau sudah
dinobatkan menjadi Archer kan? Ikutlah denganku. Mari kita lihat sampai dimana
kemampuanmu.”
Dia membawaku ke suatu tempat semacam
tempat latihan. “ Baiklah, tunjukan sampai mana kau belajar.”, Master Adeline
menyuruhku untuk menunjukan keahlianku. Aku menunjukan semua yang kubisa selama
belajar menjadi Archer. “ Sudah cukup. Sepertinya kau sudah sangat ahli. Tetapi
kekuatanmu ini belum cukup. Kau harus menjadi lebih kuat.” . “ Bagaimana
caranya?” . “ Kau harus memilih jalanmu, menjadi seorang Acrobat atau Hunter.
Acrobat ahli dalam menyerang musuh dalam jarak dekat. Hunter ahli dalam
menyerang jarak jauh menggunakan anak panah.” . “ Yang mana yang harus
kupilih?” . “ Dengarkan Talejiamu. Pilihlah jalanmu.” . “ Itulah masalahnya,
sejak awal aku tidak tahu apa itu Talejia.” . “ Kalau begitu ikuti saja kata
hatimu.” . “ Aku rasa Acrobat lebih baik. Aku kurang ahli dalam memanah, tapi
sangat ahli dalam jarak dekat.” . “ Baiklah.. mulai besok aku akan melatihmu
menjadi Acrobat. Sepertinya kau sudah mulai mendengar Talejiamu.” . “ Entahlah.
Aku masih belum terlalu mengerti.” . “ Cepat atau lambat kau akan mengerti.” .
“ Tunggu dulu. Aku datang ke desa ini karena semua penduduk desaku telah
terbunuh. Aku tidak memiliki tempat tinggal, aku juga tidak memiliki uang. Jika
bukan karena bantuan Xian mungkin aku telah ditangkap oleh penjaga.” . “ Kau
bisa tinggal di rumahku sampai kau mendapatkan tempat tinggal.” . “ Benarkah?
Terima kasih.”
Saat matahari terbit kami telah
memulai latihan. “ Selamat pagi master.” . “ Selamat pagi, sudah siap memulai
latihan?” . “ Tentu saja. Latihan apa yang kita lakukan hari ini?” . “ Kita
akan melatih kekuatan kakimu. Seorang Acrobat harus memiliki kaki yang kuat
dalam bertarung.” . “ Wow terdengar sedikit sulit.” . “ Tidak ada yang sulit
jika kau bersungguh-sungguh.” . “ Baiklah.. bagaimana caranya?” . “ Naiklah ke
atas pohon itu. Gantungkan dirimu dengan kakimu. Jangan turun sampai aku
menyuruhmu.” . “ Apa? Bagaimana jika kakiku patah?” . “ Sebelum mencoba kau
telah mengeluh. Kau tidak akan bertambah kuat jika begini terus.” . “
Baiklah..”, aku menaiki pohon dan menggantungkan diri dengan kakiku seperti
kelelawar yang sedang tidur di siang hari. Tapi bedanya aku dalam keadaan
sadar.
Sekarang sudah tengah hari. Master
belum menyuruhku untuk turun. Panasnya matahari benar-benar membuatku lemas.
Ditambah lagi hari ini aku belum memakan ataupun minum apapun. Rasanya tidak
kuat lagi kakiku ini menahan berat tubuhku sendiri. Pandanganku mulai kabur.
Aku harus kuat. Tetapi kakiku mengatakan sebaliknya. Aku terjatuh dan menimpa
seseorang. “ Ma.. maafkan aku. Apa kau terluka?” . “ Haduh.. apa yang kau
lakukan?” . “ Xian?”, aku terkejut ternyata orang yang kutimpa adalah Xian. “
Kau? Apa yang kau lakukan? Kau kira kepalaku ini apa?” . “ Aku sedang berlatih.
Sejak pagi aku bergantung di atas pohon dengan kakiku. Aku tidak bisa
menggerakan kakiku sekarang.” . “ Ya ampun.”, ia mengendongku dan
menyandarkanku ke pohon. “ Terima kasih”, aku malu dengan perlakuannya itu. “
Apa kau sudah makan? Kau bilang kau disini dari pagi kan.” . “ Tidak usah
dipikirkan. Aku baik-baik saja.” . “ Tungu disini.”, ia berlari meninggalkanku.
Bagaimana ini jika master tahu aku turun dari pohon sebelum dia suruh. Apa aku
akan dihukum?
Beberapa menit kemudian Xian datang
membawa kantung belanjaan berisi setumpuk apel dan minuman. “ Makanlah..”, ia
memberikan apel dan minuman itu padaku. “ Terima kasih.”. Keadaan menjadi
hening sesaat. “ Aku belum terlalu mengenalmu. Aku telah menceritakan kisah
menyedihkanku padamu. Bagaimana jika kau ceritakan padaku?” . “ Apa? Hahaha.
Kau ini lucu sekali. Kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu?” . “ Memangnya
kenapa? Bilang saja jika kau tidak mau cerita.” . “ Bukan begitu. Aku hanya
tidak tahu harus mulai dari mana.” . “ Ini ceritamu sendiri, sangat aneh jika
kau bingung mulai dari mana.” . “ Tanyakan hal yang lain saja. Aku tidak pandai
dalam bercerita.” . “ Ah aku harus kembali kepohon. Master belum menyuruhku
untuk turun.”, aku kembali naik kepohon dan menggantungkan diriku. Lagi. “
Ahahaha kau benar-benar lucu.”, ia menertawakanku karena posisiku yang seperti
kelelawar tidur ini. “ Jangan menertawakanku.” . “ Jangan memaksakan diri. Aku
pergi dulu ya.” . “ Kau ini benar-benar menyebalkan.”
Setelah bebarapa jam master datang ke
pohon tempatku berlatih. “ Selamat siang, eh sore master. Apakah aku sudah
boleh turun.” . “ Maafkan aku, aku lupa menyuruhmu makan siang. Apa kau tidak
apa-apa?” . “ Bisa dibilang begitu. Bisakah aku turun sekarang?” . “ Tentu,
turunlah.” . “ Syukurlah.”, aku menjatuhkan diriku ketanah. “ Apa kau baik-baik
saja?” . “ Aku tidak bisa merasakan kakiku.” . Ia meluruskan kakiku dan meletakan
kedua tangannya diatas kakiku. Daun- daun di sekitar kakiku seperti terkena
nagin dan mengelilingi tangan master. “ Coba gerakan kakimu.”, master telah
selesai melakukannya. Aku dapat menggerakan kakiku. Aku dapat berdiri tanpa
merasa sakit. “ Bagaimana kau melakukannya?” . “ Ini sihir peri daun. Karena
kau sudah bisa bergerak normal, kita lanjutkan latihan ini.”, master menunjukan
keahlian seorang Acrobat. Kemampuannya tidak bisa dianggap remeh. “ Akan
kucoba”, aku mencoba meniru gerakan master. Ternyata tidak terlalu mudah baru
setengah gerakan aku sudah terjatuh. Master memakluminya karena baru pertama kali
mencobanya. “ Oleh karena itu kekuatan kaki sangat penting. Jika tidak kuat
akan terjatuh.”, master mengambil sebatang kayu. “ Ini cara menguji apakah
kakimu sudah cukup kuat.”, master menendang kayu itu dan terbelah menjadi dua.
“ Wow, aku tidak yakin bisa melakukannya.” . “ Jangan menyerah.” . Aku mencoba
menendangnya. Bukan kayu itu yang patah tetapi kakiku yang merasakan sakit. “
Hmm.. sepertinya kau masih harus melatih kekuatan kakimu. Cukup latihan hari
ini.”, Akhirnya latihan selesai.
Sama seperti kemarin, aku sudah siap
di tempat latihan sejak matahari terbit. Master datang setelah beberapa menit
kemudian. “ Selamat pagi master. Apa latihan hari ini?” . “ Selamat pagi. Kau
lihat tumpukan kayu itu?” . “ Ya, apa aku ingin menendanginya sampai hancur
berkeping-keping.” . “ Hahaha. Berikan kedua tanganmu.”, tanpa berpikir panjang
aku memberikan kedua tanganku. Ia membalikan tubuhku dan mengikat kedua tanganku
dibelakang, dan ia juga mengikat kedua kakiku. “ Kenapa kau mengikatku.” . “
Kau naiki tumpukan kayu itu dengan keadaan terikat. Jangan sampai terjatuh dan
jangan berhenti sampai aku menyuruhmu berhenti.” . “ Kau ini terlihat sangat
halus tapi ternyata kau ini kejam.” . “ Ini semua supaya kau menjadi lebih kuat.”
. “ Baiklah..”, aku menaiki tumpukan kayu itu dengan keadaan terikat. Baru
sebentar kakiku sudah sangat terasa sakit. Sudah sampai tengah hari master
masih belum juga menyuruhku berhenti. Apa ini benar-benar cara untuk
memperkuatku. Tapi ini sangat menyiksa. Ditambah lagi nasib buruk yang lain,
ada seorang warior yang melihat latihanku dan tertawa sampai
terpingkal-pingkal.
“ Kau ini hahaha, kau seperti tupai
hahaha.”, Xian benar-benar puas melihatku diperlakukan seperti ini. “ Pergi
kau, aku sedang sibuk.”, aku membalikan badan dan memarahinya tetapi malah
terjatuh dan membuat tawanya semakin keras. “ Sudah jangan membuatku tertawa,
aku sampai tidak bisa bernafas.” . “ Tertawalah sepuasmu yang penting aku harus
menjadi lebih kuat.”, aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan latihan. “ Kau
belum makan sejak pagi kan? Ini kubawakan makanan.” . “ Taruh saja disana. Aku
akan memakannya.” . “ Apa kau bisa makan dengan keadaan diikat seperti buronan
seperti itu?” . “ Sudah sana pergi.” . “ Iya-iya, sampai jumpa.” Ia melanjutkan
tawanya itu. Setelah Xian pergi, aku pergi menuju tempat ia menaruh makanannya.
Andai saja tanganku diikat didepan aku masih bisa memakanya sendiri, tetapi
kenyataannya tanganku diikat dibelakang.Aku berusaha memasukan kakiku kedalam
tanganku yang terikat supaya tanganku bisa berada di depan, ternyata usaha itu
tidak berhasil. “ Sial. Bagaimana ini.”, aku sudah putus asa. “ Benar apa yang
kubilang kan? Kau tidak bisa memakannya dengan keadaan seperti ini.”, Xian
muncul dari balik pohon, sepertinya dia melihatku bertindak bodoh tadi. Ia
menghampiriku dan hendak memotong talinya. “ Jangan. Master akan tahu jika aku
berhenti latihan, dia akan memberiku latihan yang lebih berat dari ini.” . “
Hahaha baiklah.. kalau begitu aku suapi ya Aaa..” . “ Apa-apaan kau ini?” . “
Kau ingin makan atau tidak?” . Mukaku memerah, dengan terpaksa aku menerima
tawarannya. “ Terima kasih kau selalu datang pada saat yang tepat.” . ”
Sama-sama, lagi pula melihatmu latihan seperti orang disiksa adalah kebahaiaan
bagiku. Hahaha.” . “ Dasar, kalau tahu begitu lebih baik aku pingsan karena
latihan berat dan tidak makan apapun.” . “ Aku hanya bercanda.” . “ Ini semua
supaya aku bisa menjadi lebih kuat dan membayar hutangmu. Eh, apa makanan yang
setiap hari kau berikan itu dihitung?” . “ Hmm.. bagaimana ya..” . “ Aku harus
cepat kembali berlatih. Gawat jika master tahu aku berhenti.” . “ Selamat
berjuang.”
Satu jam kemudian master datang, “
Triana, kemarilah.” . “ Apakah aku sudah bisa berhenti?”, aku menghampirinya
seperti kanguru. Ia melepaskan tali yang mengikat tangan dan kakiku. “ Kakiku
benar-benar sakit, kuharap kakiku sudah cukup kuat.”,aku duduk dan meluruskan
kedua kakiku. “ Oh, iya. Master ajari aku sihir yang dapat menyembuhkan itu.” .
“ Itu mudah, letakan kedua tanganmu lalu katakan didalam hatimu rubah yang
terluka seperti semula. Jangan lupa pejamkan matamu.” . Aku mencobanya,
ternyata benar kata master tidak sulit. Aku berdiri dan merasakan khasiat dari
sihir itu. “ Apa kau sudah siap.”, aku menganggukan kepala. Master membawakan
sebatang kayu, aku menendangnya dan akhirnya kayu itu bisa terbelah menjadi
dua. “ Kurasa ini saatnya kau lakukan gerakan yang aku ajarkan kemarin.” . Aku
menurutinya, dengan mudah aku melakukan gerakan itu dengan sempurna. “ Apakah
aku sudah siap menjalankan misi?” . “ Sepertinya inilah saatnya.” . “ Terima
kasih atas semua yang kau ajarkan.” . “ ini sudah tugasku untuk membimbing para
Elf muda.” . Latihan keras ini pun akhirnya selesai. Kami berdua pulang setelah
melewati hari yang melelahkan itu.
Keesokan harinya aku menghampiri rumah Xian. Aku sudah siap menjalankan
misi.Seperti perjanjian jika aku sudah siap aku harus menghampirinya dan
melakukan misi bersama. Aku mengetuk pintunya dan tidak ada jawaban. Setelah
beberapa saat seorang gadis membuka pintunya. “ Iya, ada apa?”, tanya gadis
itu.” . “ Eh.. anu.. aku mencari Xian”. Xian datang sebelum gadis itu
memanggilnya. Kamipun pergi meninggalkan rumah itu. “ Selamat pagi”, sapaku. “
Selamat pagi tupai kecil.” . “ Tu..tupai?” . “ Rambutmu yang seperti ekor tupai
dan tingkahmu yang lucu. Karena itu aku memanggilmu tupai kecil. Hahaha.” . “
Dasar tidak sopan. Aku kan punya nama. Apa kau sudah lupa? Dasar kakek tua.” .
kami berdua tertawa karena candaan itu. Tak lama kami telah sampai pada Deckard.
“ Xian, aku punya misi untukmu.” . “ Bisakah aku mengajak dia? Dia juga seorang
Adventures.” . “ Siapa kau”, ia menayakan namaku.” . “ Triana, Acrobat.” . ”
Aku tidak pernah melihatmu, apa kau baru datang kesini.” . “ Aku datang sejak
tiga hari yang lalu. Aku murid Master Adeline.” . “ Baiklah, lagi pula misi ini
cukup berbahaya jadi kau akan butuh seseorang yang ikut bersamamu.” . “ Apa
misinya?”, tanya Xian. “ Ada penjaga yang melihat Ancient dibawa ke Raiders
Den. Kalian harus bergegas sebelum Ancient dibawa ketempat lain.” . “ Baiklah
serahkan semuanya pada kami.” . Kami langsung berangkat menuju Raiders Den.
Dalam perjalanan Xian menyusun
strategi pertempuran “ Aku yang akan maju memimpin pertarungan kau kalahkan
musuh yang mencoba menyerangku dari belakang. Mudah kan?” . “ Apa ini akan
berhasil? Lagi pula kenapa kau yang memimpin pertarungan?” . “ Aku lebih
berpengalaman dibanding kau. Akan beresiko jika kau yang memimpin.” . “ Kau
meremehkan kemampuanku?”, ia menatapku dengan tatapan serius. Ternyata dia
tidak bercanda. Tidak seperti biasanya dia selalu tertawa jika ada kesempatan.
“ Siapkan dirimu, ingat pada rencananya. Jangan sampai terluka.” . ” Baiklah.”,
aku memegang busur dan anak panah. Kami berduapun memasuki kawasan Raiders Den.
Belum jauh kami masuk banyak musuh yang menghadang. Xian maju melawan mereka.
Dia sangat cepat dan kuat, aku sedikit kagum dengan kemampuannya. Aku
membantunya melawan musuh yang menyerangnya. “ Aku rasa informasi Ancient
dibawa kesini itu salah. Jika benar pasti mereka akan mengirim musuh yang lebih
kuat.”,kata Xian . “ Apa ini perangkap?” . “ Aku tidak tahu.” . “ Tapi masih
ada kemungkinan Ancient ada di pusat tempat ini dan musuh hanya berjaga
disana.” . “ Benar. Kita harus segera kesana.” . Ternyata dugaanku benar,
banyak musuh berdatangan. Mereka menghalangi kami memasuki pusat Raiders Den. “
Aku akan masuk kesana kau kalahkan mereka semua.” . “ Hei tunggu, apa kau yakin
kau bisa mengalahkan mereka sendirian?”, ia tidak mendengarkanku dan masuk ke
pusat tempat itu.
Ternyata Ancient benar-benar ada disana. Kedua
tangannya terikat dan digantung disebuah tiang. Ada tiga Dark Elf yang
menjaganya. Salah satu Dark Elf itu menyamar menjadi mirip seperti aku.
Sebenarnya tidak terlalu mirip, rambutnya terurai dengan indah dan memakai
pakaian serba hitam. Aku masih berurusan dengan musuh yang ada disekitar tempat
itu jadi sudah jelas kalau itu bukan aku. Dark Elf menyerang musuhnya dengan
menyebarkan racun diudara dan membuat musuhnya berhalusinasi. Elf yang menyamar
jadi aku itu memeluk Xian. “ Hei apa yang kau lakukan?”, Xian sudah terpengaruh
dengan halusinasi mereka. “ Tolonglah aku. Aku benar-benar menderita. Aku sudah
tidak tahan menanggung beban ini. Aku membutuhkanmu. Aku butuh pelukanmu.” . “
Kau ini kenapa? Kita sedang dalam misi berbahaya.” . “ Peluklah aku,
berjanjilah jangan lepaskan pelukanmu. Aku ingin selalu berada disisimu. Aku
membutuhkanmu.” . Xian memeluk Dark Elf itu. “ Berjanjilah padaku apapun yang
terjadi jangan lepaskan pelukanmu.” . “ Ya aku janji.” . Dark Elf itu menusuk
Xian. “Xiaaan.. Kurang ajar kau.”, aku baru mengalahkan musuh yang tadi menjaga
tempat itu. Aku menyerang Dark Elf itu dengan serangan beruntun. Ia hanya menghindar
dan tidak menyerang balik. Aku tidak menyangka kalau Dark Elf itu adalah Lydia.
“ Ternyata kau sudah bertambah kuat ya?” . “ Sial, kenapa kau gunakan cara
kotor untuk membunuh Xian.” . Ia memberi tanda pada anak buahnya untuk membawa
pergi Ancient, “ Sayangnya keadaannya kurang memungkinkan. Jika kau ingin
bertarung denganku, sekarang bukan saatnya.”, ia kabur dan membawa Ancient
pergi. Aku langsung menghampiri Xian. Sepertinya pisau itu beracun. Xian
terluka parah dan tidak sadarkan diri. Aku membawanya keluar dari Raiders Den.
Aku berusaha menyembuhkannya dengan
sihir peri daun seperti yang diajarkan master. Tetapi itu tidak bisa
menyembuhkannya, racun Dark Elf tidak bisa disembuhkan oleh peri daun. Kulit
disekitar lukanya mulai membiru. “ Xian kumohon jangan mati. Apa kau lupa aku
masih berhutang budi padamu. Kau masih belum menceritakan kisahmu. Kumohon
jangan mati.”, aku hanya bisa menangis dan mulai merasa putus asa. Tidak ada
tabib manapun yang memiliki penawar racun itu. Aku melihat seorang Cleric
bersama Sorceress sedang menuju desa. “ Hei tolonglah, temanku terluka. Bisakah
kau mengobatinya?” . “ Dimana temanmu?”, tanya Cleric itu. Ia hendak menolongku
tetapi Sorceress itu memegang tangannya dan menghentikan langkahnya, “ Kita
tidak mengenal dia. Kita tidak tahu dia kawan atau lawan. Kita harus segera
menuju desa.” . “ Apa kalian Adventure yang akan menyelamatkan Ancient? Aku
Triana. Aku juga Adventure yang diberi misi untuk menyelamatkan Ancient.” . “
Dimana dia sekarang. Katakan atau kubakar kau.”, Sorceress itu menyalakan api
ditangannya. “ Sudah cukup. Dia Adventure yang akan menyelamatkan Ancient, dia
bukan musuh.”, Cleric itu memegang tangan Sorceress yang memegang bola api dan
membuatnya mematikannya. “ Lakukan sesukamu.” . “ Dimana temanmu sekarang?”,
tanya Cleric itu . “ Dia ada didekat pohon itu.” Aku menunjuk ke arah pohon
Dimana Xian berada dan kamipun bergegas kesana.
“ Apa yang terjadi dengannya?” . “ Ia
terkena racun Dark Elf” . “ Aku tidak yakin apa aku bisa menyembuhkannya.
Setidaknya aku harus mencoba.”, Clerik itu menyembuhkan Xian. “ Maafkan aku,
aku tidak bisa menyembuhkannya. Lukanya cukup parah ditambah lagi ia terkena
racun, jika tidak segera diselamatkan dia bisa mati.” . “ Sebenarnya
menyembuhkannya sangat mudah.”, sahut Sorceress itu dengan nada tidak perduli.
“ Bagaimana caranya?”, tanyaku . “ Aku tidak akan memberi tahumu. Sudah
kubilang kan aku belum tahu kau ini musuh atau kawan.” . “ Ayolah Angelina,
kalau tidak dia akan mati.”, pinta Cleric itu. “ Percuma saja, jika kau tidak
memiliki kalung milik Dark Elf dengan permata biru tidak akan bisa
menyembuhkannya.”, sanggah Sorceress itu. “ Apa maksudmu ini?”, aku menunjukan
kalung pemberian Lydia. “ Sudah kuduga dia itu musuh, mungkin kita sudah
terkena racunnya dan berhalusinasi.”,dia menyalakan api ditangannya. Lagi. “
Aku bukan Dark Elf, aku peri daun.”, aku berusaha meyakinkannya. “ Dari mana
kau mendapatkan kalung itu?” . “ Ini diberikan oleh Lydia. Ceritanya panjang.
Beritahu aku bagaimana cara menyembuhkannya.” . “ Baiklah, kau bisa menggunakan
sihir penyembuh peri daun kan?” . “ Ya.” . “ Genggam batu permata itu sambil
menyembuhkan lukanya. Rasanya akan sedikit dingin dan menyakitkan karena sihir
ini berbeda dengan sihir peri daun. Kau harus konsentrasi penuh atau kau
sendiri yang akan mati. Sebenarnya ini sihir terlarang bagi peri daun.” . “ Apa
hanya itu satu-satunya cara?” . Iya menganggukan kepalanya,” Maaf kami harus
segera ke desa. Jika tidak berkerja dengan baik gunakan ramuan ini. Ini hanya
bisa menyembuhkan lukanya.”, ia menarik tangan Cleric itu dan pergi
meninggalkanku.
Apa aku bisa melakukannya? Ini sihir
terlarang. Bagaimana jika aku mati. Tapi kalau aku tidak melakukannya Xian akan
mati. Aku harus menyelamatkannya. Aku melepas kalung dengan permata biru itu
dan kugenggam dengan tangan kananku, kuletakan tanganku diatas luka Xian. Aku
menarik nafas panjang dan memejamkan mata. “ Kembalikan yang terluka seperti
semula.”, rasanya sangat berbeda dengan sihir yang kulakukan sebelumnya.
Rasanya begitu gelap dan menyeramkan, dingin menusuk tulang, Seluruh tubuhku seperti tersayat oleh
angin. Aku mendengar suara teriakan yang sangat keras dari berbagai arah.
Perutku serasa tertusuk oleh pisau beracun, apa ini yang sedang dirasakan Xian.
Aku harus tetap fokus atau aku akan mati. Perasaan itu terus kurasakan sampai
ada tangan yang memegang tanganku. Aku terkejut dan membuka mataku. “ Xian
syukurlah kau sudah sadar.”, aku sangat senang ternyata cara ini berhasil
meskipun butuh pengorbanan untuk melakukannya. Ia langsung memelukku dengan
erat, “ Hei kau ini kenapa?”, aku berusaha melepaskan diri, tapi ia berusaha
memeluku lagi. “ Sadarlah.”, aku menamparnya dengan sangat keras. “ Dimana
ini?” . “ Sepertinya kau masih dalam pengaruh racunnya.” . “ Kenapa seluruh
tubuhmu penuh luka?” . “ Hah? Apa maksudmu?”, ternyata rasa seperti tersayat
tadi benar-benar terjadi. Sihir ini mengerikan. “ Jangan pikirkan aku.
Bagaimana lukamu?” . “ Luka?” . “ Kau terkena racun Dark Elf lalu berhalusinasi
dan kau ditusuk dengan pisau beracun.” . “ Bukannya kau memintaku memelukmu?
Kau bilang kau sudah tidak tahan lagi menanggung bebanmu dan kau terasa
tersiksa. Kau bilang jangan lepaskan pelukanmu apapun yang terjadi.” . “ Kapan
aku bilang begitu? Mungkin kau terkena racun Dark Elf. Kau berhalusinasi
tentang aku ya? Dasar mesum.”, aku memarahinya sambil memakai kalung pemberian
Lydia. “ Kalungmu indah, dapat dari mana?” . “ Hah? Jangan mengganti topik
pembicaraan. Periksalah lukamu apakah sudah benar-benar sembuh atau belum.
Kalau belum aku akan menyembuhkannya lagi.” . “ Aku tidak merasakan apa-apa
jadi kurasa aku baik baik saja.” . “ Syukurlah kalau begitu ayo kita pulang. Aku
telah menyelamatkan nyawamu jadi malam ini kau harus mentraktirku.”
Kami pulang denan membawa kabar yang
membuat Deckard tidak senang. Karena kami gagal kami hanya dibayar setengah
dari yang seharusnya. Kalau begini terus kapan aku bisa membeli rumah sendiri
dan menyahur hutangku. Aku pulang dan langsung masuk kamarku. Aku merebahkan
diriku setelah pertarung melelahkan hari ini. Aku mengangkat kedua tanganku dan
memandangi luka akibat sihir mengerikan demi menyembuhkan Xian dari Luka tusuk
beracun itu. Aku ingin menyembuhkannya dengan sihirku tapi tenagaku terkuras
habis karena sihir sebelumnya. Aku teringat Sorceress tadi memberiku semacam
ramuan penyembuh. Aku melumurkan ramuan itu ke semua luka ditubuhku. Saat aku
bangun dari tempat tidur perutku terasa sakit. Seperti ada luka, setelah
kulihat ternyata ada luka tusuk diperutku. Aku ingat jelas aku tidak tertusuk
apapun, kenapa bisa ada luka tusuk? Apa luka Xian berpindah padaku? Ternyata
ini yang dimaksud terlarang. Luka orang yang diobati oleh sihir itu akan
berpindah pada penggunanya. Aku langsung melumurinya dengan ramuan itu.
Malam hari telah tiba. Xian datang
menjemputku untuk mentraktirku makan malam. “ Selamat malam, bisa bertemu dengan Triana?”
. “ Kau ini bicara apa? Apa kau sudah lupa bagaimana wajahku? Ini aku Triana.”
. “ Hahaha.. sejak kapan kau tidak mengikat rambutmu?” . “ Memangnya kenapa?
Saat ini aku sedang tidak akan latihan dan menghadapi bahaya apapun. Jadi aku
mengurai rambutku.” . “ Sudah lah ayo berangkat.”. Aku menutup pintu rumah dan
pergi bersama Xian. Ia mengajaku ke rumah makan yang tidak terlalu mewah tetapi
ramai pengunjung. Tidak ada lagi kursi yang tersisa jadi kami harus bergabung
dengan pengunjung lain. “ Permisi, bisakah kami duduk disini.”, Aku bertanya
pada pengunjung itu. “ Silahkan.” . “ Bukankah.. kau Cleric yang menolongku
tadi?”, ternyata pengunjung itu adalah Cleric dan Sorceress yang tadi
menolongku. “ Oh kau Triana kan? Maafkan aku atas kelancanganku, aku belum
memperkenalkan diri. Aku Eithan, Priest.” . “ Aku Xian, Sword Master .” . “
Angelina, Elemental. Bagaimana keadaanmu?” . “ Maksudmu Xian? Dia sudah
baik-baik saja.”, aku menjawab pertanyaanya. “ Apa pandanganku tertuju pada
temanmu?” . “ Maksudmu aku?” . “ Apa yang terjadi?”, tanya Eithan. “ Ada apa
ini? Apa kau terluka?”, Xian mulai curiga. “ A..anu kita belum memesan makanan.
Hmm.. aku ingin pesan apa ya?”, aku membuka buku menu dan mencoba mengalihkan
pembicaraan. “ Kau lebih baik pesan ini saja, makanan ini sangat terkenal
enak.”, Xian menyarankanku untuk memesan makanan itu. Xian mengangkat tangannya
tanda memanggil pelayan dan memesan makanan serta minuman untuk kami berdua.
“ Wow makanan ini benar-benar enak.”,
aku memuji pilihan Xian memang tepat. “ Tentu saja, aku sudah sangat menerti
semua makanan yang ada disini.”, Xian terlihat bangga dengan pengalamannya itu.
Tapi apa boleh buat, memang makanan ini sangat enak. “ Apa kau bisa ikut
denganku sebentar?” Angelina memintaku. “ Tentu.”, aku mengikutinya keluar dari
rumah makan ini. Dia mengajaku ketempat yang agak sepi. “ Apa lukanya berpindah
padamu?” ia lansung bicara pada intinya. Aku hanya diam saja mendengarnya bicara
begitu. “ Sial ternyata semua yang dikatakan buku itu benar. Ramuan yang
kuberikan padamu tidak akan bisa menyembuhkannya.” . “ Apa maksudmu?” . “
Ramuan itu tidak bisa menyembuhkan luka akibat sihir.” . “ Apa maksudmu lukaku
ini tidak bisa sembuh?” . “ Bukan begitu maksudku. Eithan mungkin masih bisa
menyembuhkannya. Mungkin..” . “ Mungkin?” . “ Lebih baik kita kembali ke rumah
makan itu, mereka akan curiga jika kita pergi terlalu lama.
Kami kembali ke rumah makan itu. Kami
menghabiskan makanan kami sambil berbincang-bincang melewati indahnya malam.
Kamipun telah selesai makan di rumah makan itu. Xian mengantarku pulang. “
Terima kasih ya, makannya sangat enak.”, aku memulai pembicaraan. “ Sama-sama.
Ada yang ingin kutanyakan padamu.” . “ Apa?” . “ Angelina tadi menanyakan
kabarmu seolah ada sesuatu yang buruk terjadi. Dia juga mengajakmu keluar dari
rumah makan. Sebenarnya ada apa?” . “ Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya?” . “
Aku merasa ada yang salah disini. Jawab pertanyaanku.” . “ Memangnya apa yang
salah? Mengajak teman wanita untuk pergi membicarakan masalah wanita yang tidak
boleh didengar oleh pria itu hal yang normal.” . “ Tolong.. jawab pertanyaanku
dengan jujur. Bagaimana caramu menyembuhkanku dari racun Dark Elf. Bahkan
penyembuh seperti Eithan tidak bisa menyembuhkannya.” . “ Itu.. aku tidak bisa
menjelaskannya. Sulit jika menjelaskannya pada manusia, bukan Elf. Hanya para
Elf yang tahu tentang ini.” . Ia hanya menatapku dengan pandangan serius. Aku
benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa kalau dia sudah membuat tatapan seperti
itu. “ Ini sudah malam. Terima kasih telah mentraktirku. Sampai jumpa.” . Ia
memegang tanganku. “ Aku akan mengantarmu pulang.” . Selama perjalanan kami
tidak mengatakan apapun. Sesampainya dirumah aku langsung masuk rumah dan Xian
langsung meninggalkanku. Aku tidak ingin dia tahu caraku menyembuhkan lukanya.
Dia pasti tidak akan memaafkanku.
Keesokan harinya aku dan Xian bertemu
untuk bersiap menjalankan misi selanjutnya. Ternyata Eithan dan Angelina juga
ikut menjalani misi ini. “ Aku rasa semua sudah berkumpul. Langsung saja pada
intinya. Scout Fergus yang selalu mengawasi pererakan Dragon Followers melihat
Ancient di bawa oleh Red Harphy ke Sigh Canyon. Segera pergi kesana dan bawa
kembali Ancient. Kuharap kali ini kalian tidak gagal.”, kami langsung berangkat
ke Sigh Canyon. Xian hanya berbincang dengan Eithan. Dia sama sekali tidak
melihatku. Apa yang harus kulakukan? “ Kau sedang memikirkan sesuatu kan?”,
Angelina mengeluarkanku dari pikiran negatifku. “ Apakah kau sudah bertanya
pada Eithan?” . “ Belum, aku bingung mengatakannya. Mungkin setelah misi ini
aku akan berusaha memberitahunya.” . “ Oh..”, tak terasa kami sudah didepan
gerbang menuju Sign Canyon. “ Baiklah, begini strateginya aku akan memimpin
pertarungan karena aku penyerang fisik, Eithan kau menyerang dan juga
menyembuhkan jika ada yang terluka. Angelina kau bekukan musuh supaya lebih
mudah menyerang mereka. Siapkan senjata kalian.”, Xian mengatur strateginya. “
Bagaimana denganku?”, aku sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya yang
menganggapku tidak ada. “ Kau.. lindungi Eithan, jangan sampai ia terluka.
Karena hanya dia yang bisa menyembuhkan kita semua.” . “ Bagaimana denganmu?
Apa kau ingin terluka lagi?” . Ia tidak menghiraukanku dan mulai masuk ke Sigh
Canyon.
Aku hanya bisa melakukan seperti yang
dikatakan. Aku mengikuti Eithan dan melindunginya. Ditengah perjalanan, seekor
Minotaur menghadang kami. Aku melompat dan berusaha menendangnya. Saat kakiku
mengenainya, hentakan itu membuat luka
tusuk diperutku mulai terasa sakit dan mengeluarkan darah. Aku memegangi lukaku
dan berteriak kesakitan. Karena Minatour itu masih menyerang Eithan tidak bisa
dengan mudah menyembuhkanku. “ Kalian semua mendekatlah”, Angelina membuat
pelindung yang terbuat dari es dan membekukan Minatour itu untuk menghambat
pergerakannya. “ Bagaimana kau bisa terluka. Sejak tadi aku bersamamu dan tidak
melihat ada musuh yang melukaimu.”, Eithan heran. “ Ini semua karena Triana
menggunakan sihir terlarang itu untuk menyelamatkan Xian”, sahut Angelina. “
Angelina sudah cuku..” . “ Bagaimanapun dia harus tahu.”, ia memotong
pembicaraanku. “ Apa maksudmu?”, Xian mulai khawatir. Angelina menghela nafas
panjang, “ Kau terkena racun Dark Elf karena tusukan itu kan? Cara
menyembuhkannya adalah dengan menggunakan sihir peri daun dan mengunakan batu
permata biru milik Dark Elf. Sihir itu terlarang. Karena seluruh tubuh
pengunanya aka tersayat dan luka orang yang disembuhkan akan berpindah pada
pengunanya. Aku sudah memberinya ramuan penyembuh tapi tidak ada hasilnya.” . “
Apa maksudmu luka itu tidak bisa disembuhkan?”, Xian menundukan kepalanya dan
merasa bertanggung jawab atas semuanya. “ Entahlah, Eithan apa kau bisa
menyembuhkannya?” . “ Mungkin. Akan kucoba.” . Eithan mencoba menyembuhkan
lukaku, “ Sepertinya berhasil tetapi tidak bisa sembuh total. Luka itu masih
akan terasa sakit. Kurasa lebih baik kau tidak usah ikut melawan musuh.” . “
Bagaimana mungkin? Misi ini misiku juga. Aku juga harus ikut bertarung.”, aku
menolak usulan Eithan. Minotaur itu mulai melepaskan diri. Xian maju dan
melawan Minatour itu. Ia mengalahkannya sendirian. “ Tetaplah dibelakangku, aku
akan melindungimu.”, tatapan Xian seperti penuh penyesalan, kesedihan, dan rasa
bersalah.
Kami melanjutkan perjalanan, tujuan
utama kami adalah menyelamatkan Ancient. Aku juga masih melawan musuh-musuh
yang menjaga tempat itu. Kami melihat Red harphy sedang membawa Ancient dengan
kedua kakinya yang berbentuk seperti kaki burung Elang. Red Harphy itu
melemparkan Ancient ke Harphy yang lain. “ Kalian datang lebih cepat dari
perkiraanku. Tak akan kubiarkan kalian menyelamatkan Ancient.” . Red Harpy itu
membuat pusaran angin, akan sangat berbahaya jika sampai terjebak didalamnya.
Jika terjebak didalamnya tubuhmu akan tersayat oleh angin dan mereka akan
membawamu ketempat dimana kau tidak akan pernah kembali. Angelina membekukan
Red Harphy dengan sihirnya, Xian dan aku mulai menyerangnya. Eithan menyerang
dengan sihir listriknya. “ Sudah kubilang kan, tetap dibelakangku.”, Xian
memarahiku karena tidak ikut dengan rencananya. “ Aku juga akan bertarung. Aku
juga akan menyelamatkan Ancient.”, kami
berhasil mengalahkan Red Harpy. Sebelum ia mati ia membunyikan sesuatu seperti
harmonika. Ia memanggil Dark Elf. Termasuk Lydia.
“ Triana, akhirnya kita bertemu
lagi.”, Lydia menyapaku denan senyuman yang tidak menyenangkan. “ Aku sudah
siap melawanmu.” . “ Kurasa kau benar-benar tidak sabar. Aku akan meladenimu
setelah aku membunuh semua orang yang ikut bersamamu.”, Lydia memberi isyarat
pada Dark Elf lainya, mungkin isyarat untuk membunuh. “ Tunggu! Kali ini hanya
kau dan aku. Temanku dan Dark Elf lain tidak boleh terlibat.” . “ Hahaha.. oh
ya tunggu dulu. Bukannya warior itu seharusnya sudah mati. Aku ingat sekali aku
menusuknya dengan pisau beracun. Bagaimana dia bisa selamat?” . Aku hanya bisa
diam mendengarnya berkata begitu. “ Apa kau menyelamatkannya?”, ia melompat dan
mendarat tepat didepanku. “ Kurasa kalung pemberianku kau gunakan untuk
menyelamatkan orang yang kau cintai. Sangat menyedihkan. Kau tahu kan
akibatnya? Kau sendiri akan mati jika kau gunakan sihir itu. Sepertinya tidak
akan sulit jika aku melawanmu.” . Aku mulai menyerangnya, ia melompat
kebelakang dan melemparkan sesuatu seperti debu keudara. Xian, Angelina dan
Eithan mulai jatuh ke tanah. “ Apa yang kau lakukan?” . “ Aku hanya
menyingkirkan pengganggu. Mereka tidak akan kubunuh aku hanya mengirim mereka
ke dunia mimpi.”, ia membuat isyarat yang berbeda dengan yang tadi. Semua Dark
Elf pergi membawa Ancient pergi. Lagi.
“ Jadi sekarang benar-benar hanya kita
berdua.”, Lydia mengeluarkan pisau yang digunakan untuk membunuh Xian. Ia
melompat diatasku mencoba menikamku dari atas. Aku memanahnya dengan anak panah
yang sudah kuikatkan dengan tali. Panah itu mengenai tangannya, aku menarik
talinya sehingga dia terjatuh. Aku menendangnya dengan keras sehingga ia
terlempar keatas, aku melompat dan menendangnya sehingga ia terbanting ke
tanah. Aku mendarat dan dia menyandung kakiku. Aku terjatuh ketanah, ia
memegang kedua tanganku dan mencoba menusukku dengan pisau yang digunakan untuk
membunuh Xian. Aku menendangnya, ia terguning kesamping dan aku bangkit. Lydia
melompat kebelakang untuk menjauh dariku, “Ternyata kau benar-benar menjadi
peri daun yang kuat. Kurasa membiarkanmu hidup adalah suatu kesalahan.”, Lydia
membersihkan darah yang keluar dari mulutnya. “ Benar, seharusnya kau hanya
membunuhku. Bukan membunuh peri daun yang tidak bersalah. Apa kau tahu banyak
anak-anak yang kau bunuh?”, aku memanahnya dan menariknya dengan panah taliku
hingga ia berada tepat didepanku, “ Aku tidak perduli kau pernah menolongku
atau pertemanan kita, kau telah membunuh semua peri daun didesaku aku tidak
akan memaafkanmu.” . Ia meniupkan serbuk racun tepat diwajahku. Pemandangan
disekitar menjadi kabur dan berganti menjadi pepohonan yang tinggi dan rindang.
“ Dia meracuniku? Dasar pengecut kau Lydia. Cepat keluar dan lawan aku!” . Aku melihat seorang peri daun yang masih
kecil. Ia menangis dibalik pohon. Saat aku akan menghampirinya, Dark Elf kecil
menghampiri peri daun itu. “ Cup... jangan menangis aku Lydia.”, kata Dark Elf
kecil itu. “ I..ini tidak mungkin”, ini masa laluku. Pemandangan itu mengabur
dan mulai berganti menjadi kampung halamanku yang hangus terbakar api, banyak
peri daun yang berusaha melawan serangan Dragon Followers dan Dark Elf.
Seseorang menendangku sehingga aku terbaring di tanah. Saat aku akan bengun ia
memegangi tanganku dengan pisau ditangannya. “ Lydia. Ini tidak nyata.”, aku
berusaha meyakinkan diriku karena semua ini halusinasi. “ Semua ini nyata. Aku
akan membunuhmu sekarang.”, dulu dia tidak berkata begitu. Aku teringat cerita
Xian saat ia berhalusinasi wanita yang wajahnya mirip denganku itu menusuknya
saat Xian memeluknya. Dalam halusinasi ini ada bagian yang nyata. Dia
benar-benar nyata dan nyawaku akan terancam jika aku masih meyakinkan diriku
sendiri jika ini hanya halusinasi. “ Hah.. kerja bagus Lydia, sayangnya racun
andalanmu tidak berkerja dengan baik padaku.”, aku memukulnya dan membantingnya
ke samping. Pemandangan itu mengabur lagi dan akhirnya aku kembali ke Sigh
Canyon. Aku bangkit dan melemparnya keatas, menyerangnya dengan gerakan yang
diajarkan guru saat belatih.
Disaat yang tidak tepat luka tusukku
terasa sangat sakit. “ Aku harus bisa menyelesaikannya. Aku tidak akan lari
lagi. Aku harus mengalahkannya.” . Ia tereletak di tanah dan tidak berdaya. Ia
mencoba berdiri tapi ia terjatuh lagi. Aku mengikat kedua tangannya ke sebuah,
aku juga mengikat kakinya. “ Kau tidak akan bisa lari sekarang.” . “ Apa kau
ini bodoh hanya mengikatku di sebatang pohon dengan tali? Aku bisa saja
memanggil teman-temanku dan menyuruh mereka untuk membebaskanku.” . “
Setidaknya kau tidak bisa membahayakan siapapun untuk saat ini.”, aku menghampiri
Xian dan yang lainnya. Lukaku mengeluarkan darah lagi. Kepalaku terasa sakit dan
pandanganku menjadi kabur. Aku tidak kuat menopang diriku sendiri. Aku terjatuh
ketanah dan melihat langit yang luas dan biru. Merasakan hembusan angin yang
sangat menyegarkan. Aku mengangkat tanganku dan berusaha menyentuh awan. Xian
sadar sebelum yang lainnya, ia berlari kearahku dan memegang tanganku. "
Kau tidak apa-apa. Astaga lukamu semakin parah.”, ia mengekspresikan
kehawatirannya dengan wajah yang menggemaskan. “ Hahaha, tenang saja. Aku ini
kuat, tidak sepertimu.” . aku tersenyum dan memejamkan mata, “ Sudah lama tidak
merasakan kehangatan seperti ini. Sejak kecil aku senang sekali melihat langit
biru yang luas. Dan juga awan yang ada di atas sana. Ada yang bilang awan itu
sangat lembut, aku ingin menyentuhnya.” . Xian melepaskan tanganku dan merebahkan
dirinya disampingku, “ Aku selalu ingin menjadi seperti ayahku. Dia orang yang
sangat kuat. Meskipun dimata orang lain dia adalah orang yang hebat tetapi
tidak dimataku. Ia hampir tidak pernah menghabiskan waktu bersamaku. Dia tidak
pernah mengajariku supaya bisa menjadi orang yang hebat seperti dia. Aku malah
berguru pada orang lain. Saat ini namaku terkenal karena kehebatan ayahku.
Suatu saat nanti aku akan menjadi hebat melebihi kemampuan ayah.” . “ Hahaha
impianmu itu sangat tinggi.” . “ Hargai sedikit dong. Aku ini berfikir keras
untuk bisa menceritakannya padamu. Aku sudah bilang kan aku tidak pandai
bercerita.” . “ Iya-iya. Aduh lukaku sakit sekali.” . “ Apa? Tu..tunggu disini
aku akan membangunkan Eithan untuk menyembuhkanmu.”, ia duduk dengan sigap, dia
benar-benar terlihat lucu. “ Sepertinya lebih baik kau mengajakku ke rumah
makan itu lagi malam ini. Kau juga yang akan membayar semuanya. Hahaha.” . “
Kau ini. Jantungku sudah mau lari dari dadaku tahu.” . “ Menurutmu Dark Elf itu
harus kuapakan?” . “ Dia masih hidup?” . “ Aku mengikatnya di batang pohon
itu.”, tanganku menunjuk ketempat aku mengikat Lydia. “ Kita akan membawanya ke
Deckard dan mengintrogasinya supaya ia memberitahu dimana keberadaan Ancient.
Oh iya, kenapa kau tidak membunuhnya?” . “ Dia itu temanku.” . “ Apa? Hahaha,
sayangnya candaanmu itu tidak lucu.” . “ Kau kira aku bercanda?” . “ Bagaimana
bisa?” . “ Kau tahu kan kalung yan kugunakan untuk menyembuhkanmu? Itu
pemberian darinya.” . “ Peri daun berteman dengan Dark Elf? Yang benar saja?
Setahuku kedua bangsa itu tidak akan pernah bisa hidup berdampingan.” . “ Dulu
aku masih kecil. Aku tersesat dihutan saat guruku mengajak semua anak belajar
dihutan. Tentu saja aku menangis, anak kecil mana yang tidak menangis jika
sendirian ditengah hutan dimalam hari. Dia datang dan mencoba menghiburku
dengan memberiku kalung ini. Dia mengantarku pulang. Saat kita sampai didesa ia
menanyakan namaku. Aku menyebutkan kalau aku peri daun dia lngsung terkejut dan
bilang lupakanlah aku. Aku tidak tahu kalau dia itu Dark Elf. Enam tahun
kemudian dia bersama seluruh Dark Elf dan Dragon Followers menghancurkan desaku
karena mengetahui akan ada seorang Archer dari peri daun yang akan
menyelamatkan Ancient.” . “ Aku turut berduka cita.” . “ Siapa yang tahu kalau
orang itu aku. Mereka membunuh semua orang termasuk Elf yang masih kecil
sedangkan aku hanya lari dari kenyataan. Kali ini aku tidak akan lari.”
Eithan dan Angelina akhirnya sadar dari halusinasi akibat racun
itu. Mereka langsung menghampiriku dan Xian. “ Kalian tidak apa-apa? Bagaimana
dengan musuh?”, Eithan langsung membanjiriku dengan banyak pertanyaan. “ Aku
tidak bisa bergerak. Lukaku ini kembali mengeluarkan darah karena pertarungan
tadi. Dark Elf itu aku ikat di pohon itu. Kita akan membawanya ke Master Guid
Deckard untuk diintrogasi. Kita bisa mengetahui dimana keberadaan Ancient.”,
jawabku. “ Kenapa kau tidak bilang kalau kau tidak bisa bergerak? Kalau tahu
begitu aku akan membangunkan Eithan untuk segera menyembuhkanmu.”, Xian kesal.
“ Aku hanya ingin menikmati suasana saat Eithan dan Angelina dalam halusinasi
mereka.”, aku tertawa karena melihat ekspresinya itu. “ Apa kau terkena racun
Dark Elf itu?”, tanya Eithan. “ aku hanya terkena racun yang membuatku
berhalusinasi. Hampir saja aku senasib dengan Xian, ditusuk dengan pisau
beracun itu.”, jawabku. “ Aku akan menyembuhkanmu. Xian kau bantu dia untuk
duduk.”, Xian membantuku untuk duduk dan Eithan menyembuhkanku sementara
Angelina membekukan Lydia berusaha mencari informasi dimana Ancient sekarang.
Setelah aku bisa bergerak kami kembali ke Calderock dan membawa Lydia bersama
kami. Decard tidak memarahi kami karena kami membawa Lydia. Ia rasa mendapat
informan sudah cukup. Kami mendapatkan uang dari misi itu. Uangku sudah cukup
untuk membeli rumah. Tapi untuk saat ini aku akan tetap tinggal bersama master
untuk beberapa hari. Xian mengantarku pulang. “ Terima kasih kau masih mau
mengantarku pulang.”, aku berterima kasih pada Xian. “ Bukannya aku selalu
mengantarmu?” . “ Iya. Jangan lupa malam ini kau harus mentraktirku ya.” . “
Iya nanti malam aku akan menjemputmu.” . “ Sampai jumpa.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<