Senin, 11 Agustus 2014

Archer's Path


          Triana, itulah namaku. Aku seorang Archer dari bangsa peri daun. Kami tinggal berkelompok di sebuah hutan yang tidak terjamah manusia. Kehidupan kami sangat damai. Elf hidup sangat lama sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Kami tumbuh sampai berumur 18 tahun, setelah itu kami tidak mengalami penuaan. Meskipun umur kami ratusan tahun tetapi kami masih terlihat muda.
          Saat itu aku masih berumur 9 tahun
. Semua Elf kecil harus belajar dasar-dasar untuk menjadi seorang Archer. Saat itu kami diajak bu guru keluar perkampungan untuk belajar memanah hewan. Dalam perjalanan aku tersesat. Aku pikir mungkin bu guru akan menyadari kehilanganku. Sampai matahari hampir terbenam tidak ada yang datang mencariku. Aku menangis karena takut aku tidak akan pernah bisa kembali ke desa.
          Tiba-tiba ada seseorang yang datang dari balik pohon. “ Si..siapa itu?”, aku sangat ketakutan. “ Cup... jangan menangis aku Lydia.”, jawab gadis kecil yang seumuran denganku. “ Kau manusia? Kenapa kau sangat aneh?” . “ Aku Elf.. lihat telingaku”, aku melihat telinga yang menunjukan bahwa dia seorang Elf. “ Kenapa kamu menangis?”, tanya Lydia penasaran. “ Aku tersesat. Aku ingin pulang.” . “ Ini untukmu, jangan nangis ya.”, ia memberiku sebuah kalung dengan permata biru yang indah. Aku berhenti menangis dan memandangi permata itu dengan kagum. “ Ayo aku antar.”, ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum mengajaku untuk mengantarku pulang.
          Sesampainya di desa, bulan telah menunjukan keindahannya. Aku mengajaknya untuk meninap semalam dirumahku karena sudah malam. “ Ayo, menginaplah dirumahku. Ini sudah malam.” . “ Aku harus pulang.”, jawab Lydia. “ Kenapa?” . “ Aku juga memiliki keluarga yang menungguku pulang. Oh ya siapa namamu?” . “ Triana, peri daun”, setelah mengetahui bahwa aku peri daun ia terkejut dan membalikan badannya. “ Lupakan kita pernah bertemu.”, ia langsung berlari hingga tertelan gelapnya malam. Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.
          Enam tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Sekarang umurku 15 tahun. Aku masih memakai kalung pemberiannya setiap saat. Sekarang aku telah menjadi Archer yang sesungguhnya. Kalung itu seperti memberikanku semangat untuk menjadi lebih kuat. Suatu saat aku sedan berburu sebuah rusa untuk makan malam. Rusa itu sudah didepan mata. Aku mengincarnya dengan panahku. Tiba-tiba ada seseorang yang memanahnya, orang itu menhampiri rusa yang telah diburunya. “ Hei apa masalahmu? Rusa ini adalah mangsaku. Kenapa kau memanahnya?”, aku memarahi orang itu karena telah merebut mangsaku. “ Aku melihatnya lebih dulu. Siapa cepat dia dapat.”, ia membalikan badanya. “ Ly...Lydia? benarkah itu kau?”, aku terkejut setelah melihat siapa yang telah merebut mangsaku. “ Siapa kau?”, ia tidak mengenaliku. “ Kau tidak ingat? Aku gadis yang kau tolong enam tahun lalu. Dulu aku menangis karena tersesat di hutan ini, lalu kau memberiku ini.”, aku menunjukan kalung dengan permata biru pemberiannya itu. “ Kau.. Triana?” . “ Ya. Akhirnya kau ingat padaku.” . “ Sudah kubilang lupakan kejadian itu, lupakan aku.” . “ Apa maksudmu?” . “ Kau tidak tahu? Ambilah Rusa ini. Aku bisa mencarinya lagi.”, ia pergi tanpa memperdulikanku. Apa maksudnya aku harus melupakannya? Ada apa sebenarnya?
          Aku pulang membawa Rusa itu. Kami semua berkumpul ditengah desa membakar rusa itu dan memakannya bersama. Kali ini adalah perayaan adanya Archer baru didesa ini, bisa dibilang penobatan. Kami benar-benar bersenang-senang dimalam penuh dengan cahaya bintang dilangit. Malam yang indah itu harus berakhir. Desa kami telah diserang.
          “ Kita diserang! Siapkan diri kalian”, kepala desa memerintah seluruh warga desa bersiap untuk menyerang. Desa kami diserang oleh Dragon Followers. “ Serahkan diri kalian atau kalian akan mati”, tak kusangka Dark Elf juga berkerja sama dengan Dragon Followers. “Lydia. Apa maksudnya semua ini?”, ternyata Lydia adalah pimpinan dari Dark Elf yang menyerang kami. “ Kau benar-benar tidak tahu ya? Dark Elf dan Peri daun adalah musuhdan tidak akan pernah berdamai. Kami mendapat ramalan akan ada seorang Archer muda yang akan membantu gadis keturunan Ancient. Akan kubunuh semua Archer agar ramalan itu tidak terjadi. Bunuh mereka!”. Mereka semua mulai menyerang kami. Banyak yang terbunuh dalam serangan itu.
          “ Lydia yang kuingat adalah gadis baik. Kenapa bisa jadi seperti ini”, aku berusaha menghindar dari seranan Lydia. “ Aku akan menjadi gadis yang dulu jika kau bukan peri daun.”. ia menjatuhkanku dan memegangiku sehingga aku tidak bisa bergerak. Dia mengankat kukunya yang tajam dan siap untuk ditusukan padaku. Ia terhenti sejenak. “ Lydia, kumohon hentikan semua ini” . ia melepaskanku dan berdiri. “ Aku tidak akan membunuh lawan yang lemah sepertimu. Pergilah. Jika kau sudah menjadi kuat datang dan bertarunglah denganku. Aku akan membunuhmu.” . Ia membalikan badannya membiarkanku lari. Aku berlari sekuat tenaga menyusuri gelapnya malam tanpa tujuan. Aku menaiki sebuah pohon dan bermalam disana. Semua warga desaku telah terbunuh. Hanya aku yang tersisa. Aku harus bertahan hidup dan membalaskan dendam ini.
          Matahari telah terbit. Aku harus mencari desa terdekat untuk tinggal. Aku memanjat sampai puncak pohon itu dan melihat sekeliling. Aku melihat sebuah desa. Aku melompat dari pohon itu dan berlari menuju desa itu. Aku bertanya pada penjaga gerbang desa itu ” Permisi. Aku tersesat. Dimana aku sekarang?” . “ Kau berada di desa Calderock.” . “ Terimakasih”, aku memasuki desa ini. Tiba-tiba kedua penjaga menutup jalannya dengan menyilangkan kedua tombak mereka, ” Orang asing dilarang sembarangan memasuki desa ini.” . “ Ayolah aku butuh tempat tinggal.” . “ Kau bukan manusia, cepat tinggalkan desa ini.” . “ Baiklah..”, aku membalikan badan dan maju beberapa langkah lalu melompat ke belakang dan mendarat di atas pintu gerbang “ Sepertinya aku bisa masuk.” Aku turun dari pintu gerbang dan berusaha lari dari kejaran penjaga itu. Elf dapat bergerak lebih cepat dari manusia. Oleh karena itu dengan mudah aku lari dari kejaran penjaga itu.
          Perutku lapar sekali setelah kesialan beruntun yang menimpaku. Aku pergi ke sebuah toko. Sepertinya aku dapat mendapatkan semuanya dari toko itu. Aku menghampirinya “ Aku ingin...” . “ Selamat datang ditokoku. Namaku Merchant May aku menjual semua barang yang kau butuhkan. Apa yang ingin kau beli?”, Merchant itu berkata panjang dengan sangat cepat sebelum aku mengatakan apa yang ingin aku beli. “ Aku hanya ingin membeli beberapa buah apel.”, aku mengambil apel tersebut. “ Semuanya 1 gold 83 perak.” . “ Apa? Bisakah aku membayarnya dengan ini?”, aku menunjukan uang yang dipakai para Elf untuk melakukan perdagangan. “ Haha apa kau bercanda?” . Aku hanya diam saja melihatnya. “ Sepertinya tidak. Dengar ya kau harus membayar dengan uang bukan dengan sampah ini”, ia mengambil semua apel yang ada di tanganku. “ Ayolah aku membutuhkannya.” . “ Pergi atau akan kupanggilkan penjaga.” . “ Baiklah.. aku akan pergi.”, terpaksa aku meninggalkannya. Sudah susah payah aku lari dari kejaran para penjaga itu malah dia akan mengantarkanku pada penjaga itu.
          Aku duduk disamping sebuah rumah penduduk sambil meratapi nasibku dan berfikir bagaimana caranya perutku yang kosong ini bisa menjadi kenyang. Aku melihat seseorang berbelanja di Merchant yang banyak omong tadi. Ia membawa sebuah pedang di punggungnya. Aku tidak perduli. Aku harus mencuri belanjaannya supaya aku bisa makan. Aku mengikatkan tali pada sebuah anak panah, lalu kutembakan anak panah itu ke tempat belanjaan orang itu dan menariknya. Orang itu melihatku dan mengejarku. Tak seperti biasanya. Dia hampir saja menangkapku, dia sangat cepat. Satu-satunya jalan adalah melompat ke sebuah pohon. “ Hei kembalikan itu padaku.” . “ Maksudmu ini? Tidak akan.”, aku mengambil apel itu dan memakannya. “ Baiklah, ambil saja. Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Siapa namamu?” . “ Kau pikir aku bodoh? Aku tidak akan memberi tahu siapa namaku pada orang asing sepertimu.” . “ Baiklah. Aku akan menunggumu sampai kau mau bicara padaku.”, ia duduk dibawah pohon itu. Ia benar-benar tidak pergi. Setelah waktu berlalu cukup lama aku turun dari pohon itu “ Triana, Archer. Salam kenal.”, aku mengulurkan tanganku dan mengajaknya bersalaman. “ Aku Xian.”, ia membalas uluran tanganku. Ia menarik tanganku kebelakang dan menahanku. “ Hei.. lepaskan aku”, aku berusaha melepaskan diri. Ia membawaku masuk kedalam desa.
          “ Hei.. tolonglah jangan serahkan aku ke penjaga itu. Hanya meminta sedikit makananmu. Seluruh penduduk desaku dibunuh dan aku tidak memiliki tempat tinggal. Aku akan mengembalikannya padamu. Tolonglah.”, pintaku padanya. “ Diam bersikaplah biasa”, ia melepaskan tanganku dan menggandengku seperti halnya orang biasanya. Saat melewati pintu gerbang penjaga itu bersiap menagkapku. “ Tenanglah, dia ini temanku.”, aku tak percaya Xian mencoba melindungiku dari penjaga yang hendak menangkapku. Ia membawaku ke sebuah gang kecil. “ Apa semua itu benar?”, ia menatapku dengan serius. “ Iya. Memang benar sih tidak ada pencuri yang jujur tapi percayalah padaku. Kau pernah dengar desa peri daun? Disanalah aku berasal.” . Ia menariku dan membawaku ke seorang Elf sama sepertiku. “ Ada yang inin kau tanyakan?”, tanya wanita itu. “ Bisakah kau jadikan dia muridmu?”, tanya Xian . “ Hei.. apa maksudmu?”, tanyaku heran. “ Aku membantumu untuk mendapatkan uang. Kau dapat menjalankan misi dan mendapatkan uang.” . “Bisa kan?”, tanya Xian pada wanita tadi. “ Tentu saja. Aku siap mengajari para Elf muda.” . “ Jika kau sudah siap temui aku. Aku akan memperkenalkan mu pada Deckard. Dia yang akan memberimu misi.”,Xian memberi tahuku. “ Dimana kau tinggal?” . “Kau lihat rumah itu? Disana aku tinggal.” . “ Terima kasih atas semua yang kau lakukan padaku. Aku akan membalasnya.” . “ Kau ini bicara apa? Jangan lupa kau harus membayarnya.” . “ Tentu.”
          “ Hai, aku Triana dan kau?” . “ Aku Adeline.” . “ Terima kasih telah menerimaku menjadi muridmu.” . “ Tentu, hembusan angin memberi tahuku kau akan datang padaku sama halnya mereka memberitahuku aku harus tinggal disini. Membantu orang-orang yang membutuhkan bantuanku.” . “ Hembusan angin? Aku tidak mendengar apapun.” . “ Kau bukan tidak mendengarnya. Tapi belum.” . “ Bagaimana caranya?” . “ Sama dengan kau mendengarkan Talejia.” . “ Talejia? Apa itu?” . “ Talejia seperti takdir sebagai seorang Elf, bisa dikatakan sebagai tujuan hidup.” . “ Aku belum pernah melakukan itu sebelumnya. Tolong ajari aku.” . “ Maafkan aku, tetapi kau hanya bisa menemukan caranya sendiri.” . “ Kalau begitu ajari aku cara bertarung.” . “ sebelumnya kau sudah dinobatkan menjadi Archer kan? Ikutlah denganku. Mari kita lihat sampai dimana kemampuanmu.”
          Dia membawaku ke suatu tempat semacam tempat latihan. “ Baiklah, tunjukan sampai mana kau belajar.”, Master Adeline menyuruhku untuk menunjukan keahlianku. Aku menunjukan semua yang kubisa selama belajar menjadi Archer. “ Sudah cukup. Sepertinya kau sudah sangat ahli. Tetapi kekuatanmu ini belum cukup. Kau harus menjadi lebih kuat.” . “ Bagaimana caranya?” . “ Kau harus memilih jalanmu, menjadi seorang Acrobat atau Hunter. Acrobat ahli dalam menyerang musuh dalam jarak dekat. Hunter ahli dalam menyerang jarak jauh menggunakan anak panah.” . “ Yang mana yang harus kupilih?” . “ Dengarkan Talejiamu. Pilihlah jalanmu.” . “ Itulah masalahnya, sejak awal aku tidak tahu apa itu Talejia.” . “ Kalau begitu ikuti saja kata hatimu.” . “ Aku rasa Acrobat lebih baik. Aku kurang ahli dalam memanah, tapi sangat ahli dalam jarak dekat.” . “ Baiklah.. mulai besok aku akan melatihmu menjadi Acrobat. Sepertinya kau sudah mulai mendengar Talejiamu.” . “ Entahlah. Aku masih belum terlalu mengerti.” . “ Cepat atau lambat kau akan mengerti.” . “ Tunggu dulu. Aku datang ke desa ini karena semua penduduk desaku telah terbunuh. Aku tidak memiliki tempat tinggal, aku juga tidak memiliki uang. Jika bukan karena bantuan Xian mungkin aku telah ditangkap oleh penjaga.” . “ Kau bisa tinggal di rumahku sampai kau mendapatkan tempat tinggal.” . “ Benarkah? Terima kasih.”
          Saat matahari terbit kami telah memulai latihan. “ Selamat pagi master.” . “ Selamat pagi, sudah siap memulai latihan?” . “ Tentu saja. Latihan apa yang kita lakukan hari ini?” . “ Kita akan melatih kekuatan kakimu. Seorang Acrobat harus memiliki kaki yang kuat dalam bertarung.” . “ Wow terdengar sedikit sulit.” . “ Tidak ada yang sulit jika kau bersungguh-sungguh.” . “ Baiklah.. bagaimana caranya?” . “ Naiklah ke atas pohon itu. Gantungkan dirimu dengan kakimu. Jangan turun sampai aku menyuruhmu.” . “ Apa? Bagaimana jika kakiku patah?” . “ Sebelum mencoba kau telah mengeluh. Kau tidak akan bertambah kuat jika begini terus.” . “ Baiklah..”, aku menaiki pohon dan menggantungkan diri dengan kakiku seperti kelelawar yang sedang tidur di siang hari. Tapi bedanya aku dalam keadaan sadar.
          Sekarang sudah tengah hari. Master belum menyuruhku untuk turun. Panasnya matahari benar-benar membuatku lemas. Ditambah lagi hari ini aku belum memakan ataupun minum apapun. Rasanya tidak kuat lagi kakiku ini menahan berat tubuhku sendiri. Pandanganku mulai kabur. Aku harus kuat. Tetapi kakiku mengatakan sebaliknya. Aku terjatuh dan menimpa seseorang. “ Ma.. maafkan aku. Apa kau terluka?” . “ Haduh.. apa yang kau lakukan?” . “ Xian?”, aku terkejut ternyata orang yang kutimpa adalah Xian. “ Kau? Apa yang kau lakukan? Kau kira kepalaku ini apa?” . “ Aku sedang berlatih. Sejak pagi aku bergantung di atas pohon dengan kakiku. Aku tidak bisa menggerakan kakiku sekarang.” . “ Ya ampun.”, ia mengendongku dan menyandarkanku ke pohon. “ Terima kasih”, aku malu dengan perlakuannya itu. “ Apa kau sudah makan? Kau bilang kau disini dari pagi kan.” . “ Tidak usah dipikirkan. Aku baik-baik saja.” . “ Tungu disini.”, ia berlari meninggalkanku. Bagaimana ini jika master tahu aku turun dari pohon sebelum dia suruh. Apa aku akan dihukum?
          Beberapa menit kemudian Xian datang membawa kantung belanjaan berisi setumpuk apel dan minuman. “ Makanlah..”, ia memberikan apel dan minuman itu padaku. “ Terima kasih.”. Keadaan menjadi hening sesaat. “ Aku belum terlalu mengenalmu. Aku telah menceritakan kisah menyedihkanku padamu. Bagaimana jika kau ceritakan padaku?” . “ Apa? Hahaha. Kau ini lucu sekali. Kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu?” . “ Memangnya kenapa? Bilang saja jika kau tidak mau cerita.” . “ Bukan begitu. Aku hanya tidak tahu harus mulai dari mana.” . “ Ini ceritamu sendiri, sangat aneh jika kau bingung mulai dari mana.” . “ Tanyakan hal yang lain saja. Aku tidak pandai dalam bercerita.” . “ Ah aku harus kembali kepohon. Master belum menyuruhku untuk turun.”, aku kembali naik kepohon dan menggantungkan diriku. Lagi. “ Ahahaha kau benar-benar lucu.”, ia menertawakanku karena posisiku yang seperti kelelawar tidur ini. “ Jangan menertawakanku.” . “ Jangan memaksakan diri. Aku pergi dulu ya.” . “ Kau ini benar-benar menyebalkan.”
          Setelah bebarapa jam master datang ke pohon tempatku berlatih. “ Selamat siang, eh sore master. Apakah aku sudah boleh turun.” . “ Maafkan aku, aku lupa menyuruhmu makan siang. Apa kau tidak apa-apa?” . “ Bisa dibilang begitu. Bisakah aku turun sekarang?” . “ Tentu, turunlah.” . “ Syukurlah.”, aku menjatuhkan diriku ketanah. “ Apa kau baik-baik saja?” . “ Aku tidak bisa merasakan kakiku.” . Ia meluruskan kakiku dan meletakan kedua tangannya diatas kakiku. Daun- daun di sekitar kakiku seperti terkena nagin dan mengelilingi tangan master. “ Coba gerakan kakimu.”, master telah selesai melakukannya. Aku dapat menggerakan kakiku. Aku dapat berdiri tanpa merasa sakit. “ Bagaimana kau melakukannya?” . “ Ini sihir peri daun. Karena kau sudah bisa bergerak normal, kita lanjutkan latihan ini.”, master menunjukan keahlian seorang Acrobat. Kemampuannya tidak bisa dianggap remeh. “ Akan kucoba”, aku mencoba meniru gerakan master. Ternyata tidak terlalu mudah baru setengah gerakan aku sudah terjatuh. Master memakluminya karena baru pertama kali mencobanya. “ Oleh karena itu kekuatan kaki sangat penting. Jika tidak kuat akan terjatuh.”, master mengambil sebatang kayu. “ Ini cara menguji apakah kakimu sudah cukup kuat.”, master menendang kayu itu dan terbelah menjadi dua. “ Wow, aku tidak yakin bisa melakukannya.” . “ Jangan menyerah.” . Aku mencoba menendangnya. Bukan kayu itu yang patah tetapi kakiku yang merasakan sakit. “ Hmm.. sepertinya kau masih harus melatih kekuatan kakimu. Cukup latihan hari ini.”, Akhirnya latihan selesai.
          Sama seperti kemarin, aku sudah siap di tempat latihan sejak matahari terbit. Master datang setelah beberapa menit kemudian. “ Selamat pagi master. Apa latihan hari ini?” . “ Selamat pagi. Kau lihat tumpukan kayu itu?” . “ Ya, apa aku ingin menendanginya sampai hancur berkeping-keping.” . “ Hahaha. Berikan kedua tanganmu.”, tanpa berpikir panjang aku memberikan kedua tanganku. Ia membalikan tubuhku dan mengikat kedua tanganku dibelakang, dan ia juga mengikat kedua kakiku. “ Kenapa kau mengikatku.” . “ Kau naiki tumpukan kayu itu dengan keadaan terikat. Jangan sampai terjatuh dan jangan berhenti sampai aku menyuruhmu berhenti.” . “ Kau ini terlihat sangat halus tapi ternyata kau ini kejam.” . “ Ini semua supaya kau menjadi lebih kuat.” . “ Baiklah..”, aku menaiki tumpukan kayu itu dengan keadaan terikat. Baru sebentar kakiku sudah sangat terasa sakit. Sudah sampai tengah hari master masih belum juga menyuruhku berhenti. Apa ini benar-benar cara untuk memperkuatku. Tapi ini sangat menyiksa. Ditambah lagi nasib buruk yang lain, ada seorang warior yang melihat latihanku dan tertawa sampai terpingkal-pingkal.
          “ Kau ini hahaha, kau seperti tupai hahaha.”, Xian benar-benar puas melihatku diperlakukan seperti ini. “ Pergi kau, aku sedang sibuk.”, aku membalikan badan dan memarahinya tetapi malah terjatuh dan membuat tawanya semakin keras. “ Sudah jangan membuatku tertawa, aku sampai tidak bisa bernafas.” . “ Tertawalah sepuasmu yang penting aku harus menjadi lebih kuat.”, aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan latihan. “ Kau belum makan sejak pagi kan? Ini kubawakan makanan.” . “ Taruh saja disana. Aku akan memakannya.” . “ Apa kau bisa makan dengan keadaan diikat seperti buronan seperti itu?” . “ Sudah sana pergi.” . “ Iya-iya, sampai jumpa.” Ia melanjutkan tawanya itu. Setelah Xian pergi, aku pergi menuju tempat ia menaruh makanannya. Andai saja tanganku diikat didepan aku masih bisa memakanya sendiri, tetapi kenyataannya tanganku diikat dibelakang.Aku berusaha memasukan kakiku kedalam tanganku yang terikat supaya tanganku bisa berada di depan, ternyata usaha itu tidak berhasil. “ Sial. Bagaimana ini.”, aku sudah putus asa. “ Benar apa yang kubilang kan? Kau tidak bisa memakannya dengan keadaan seperti ini.”, Xian muncul dari balik pohon, sepertinya dia melihatku bertindak bodoh tadi. Ia menghampiriku dan hendak memotong talinya. “ Jangan. Master akan tahu jika aku berhenti latihan, dia akan memberiku latihan yang lebih berat dari ini.” . “ Hahaha baiklah.. kalau begitu aku suapi ya Aaa..” . “ Apa-apaan kau ini?” . “ Kau ingin makan atau tidak?” . Mukaku memerah, dengan terpaksa aku menerima tawarannya. “ Terima kasih kau selalu datang pada saat yang tepat.” . ” Sama-sama, lagi pula melihatmu latihan seperti orang disiksa adalah kebahaiaan bagiku. Hahaha.” . “ Dasar, kalau tahu begitu lebih baik aku pingsan karena latihan berat dan tidak makan apapun.” . “ Aku hanya bercanda.” . “ Ini semua supaya aku bisa menjadi lebih kuat dan membayar hutangmu. Eh, apa makanan yang setiap hari kau berikan itu dihitung?” . “ Hmm.. bagaimana ya..” . “ Aku harus cepat kembali berlatih. Gawat jika master tahu aku berhenti.” . “ Selamat berjuang.”
          Satu jam kemudian master datang, “ Triana, kemarilah.” . “ Apakah aku sudah bisa berhenti?”, aku menghampirinya seperti kanguru. Ia melepaskan tali yang mengikat tangan dan kakiku. “ Kakiku benar-benar sakit, kuharap kakiku sudah cukup kuat.”,aku duduk dan meluruskan kedua kakiku. “ Oh, iya. Master ajari aku sihir yang dapat menyembuhkan itu.” . “ Itu mudah, letakan kedua tanganmu lalu katakan didalam hatimu rubah yang terluka seperti semula. Jangan lupa pejamkan matamu.” . Aku mencobanya, ternyata benar kata master tidak sulit. Aku berdiri dan merasakan khasiat dari sihir itu. “ Apa kau sudah siap.”, aku menganggukan kepala. Master membawakan sebatang kayu, aku menendangnya dan akhirnya kayu itu bisa terbelah menjadi dua. “ Kurasa ini saatnya kau lakukan gerakan yang aku ajarkan kemarin.” . Aku menurutinya, dengan mudah aku melakukan gerakan itu dengan sempurna. “ Apakah aku sudah siap menjalankan misi?” . “ Sepertinya inilah saatnya.” . “ Terima kasih atas semua yang kau ajarkan.” . “ ini sudah tugasku untuk membimbing para Elf muda.” . Latihan keras ini pun akhirnya selesai. Kami berdua pulang setelah melewati hari yang melelahkan itu.
               Keesokan harinya aku menghampiri rumah Xian. Aku sudah siap menjalankan misi.Seperti perjanjian jika aku sudah siap aku harus menghampirinya dan melakukan misi bersama. Aku mengetuk pintunya dan tidak ada jawaban. Setelah beberapa saat seorang gadis membuka pintunya. “ Iya, ada apa?”, tanya gadis itu.” . “ Eh.. anu.. aku mencari Xian”. Xian datang sebelum gadis itu memanggilnya. Kamipun pergi meninggalkan rumah itu. “ Selamat pagi”, sapaku. “ Selamat pagi tupai kecil.” . “ Tu..tupai?” . “ Rambutmu yang seperti ekor tupai dan tingkahmu yang lucu. Karena itu aku memanggilmu tupai kecil. Hahaha.” . “ Dasar tidak sopan. Aku kan punya nama. Apa kau sudah lupa? Dasar kakek tua.” . kami berdua tertawa karena candaan itu. Tak lama kami telah sampai pada Deckard. “ Xian, aku punya misi untukmu.” . “ Bisakah aku mengajak dia? Dia juga seorang Adventures.” . “ Siapa kau”, ia menayakan namaku.” . “ Triana, Acrobat.” . ” Aku tidak pernah melihatmu, apa kau baru datang kesini.” . “ Aku datang sejak tiga hari yang lalu. Aku murid Master Adeline.” . “ Baiklah, lagi pula misi ini cukup berbahaya jadi kau akan butuh seseorang yang ikut bersamamu.” . “ Apa misinya?”, tanya Xian. “ Ada penjaga yang melihat Ancient dibawa ke Raiders Den. Kalian harus bergegas sebelum Ancient dibawa ketempat lain.” . “ Baiklah serahkan semuanya pada kami.” . Kami langsung berangkat menuju Raiders Den.
          Dalam perjalanan Xian menyusun strategi pertempuran “ Aku yang akan maju memimpin pertarungan kau kalahkan musuh yang mencoba menyerangku dari belakang. Mudah kan?” . “ Apa ini akan berhasil? Lagi pula kenapa kau yang memimpin pertarungan?” . “ Aku lebih berpengalaman dibanding kau. Akan beresiko jika kau yang memimpin.” . “ Kau meremehkan kemampuanku?”, ia menatapku dengan tatapan serius. Ternyata dia tidak bercanda. Tidak seperti biasanya dia selalu tertawa jika ada kesempatan. “ Siapkan dirimu, ingat pada rencananya. Jangan sampai terluka.” . ” Baiklah.”, aku memegang busur dan anak panah. Kami berduapun memasuki kawasan Raiders Den. Belum jauh kami masuk banyak musuh yang menghadang. Xian maju melawan mereka. Dia sangat cepat dan kuat, aku sedikit kagum dengan kemampuannya. Aku membantunya melawan musuh yang menyerangnya. “ Aku rasa informasi Ancient dibawa kesini itu salah. Jika benar pasti mereka akan mengirim musuh yang lebih kuat.”,kata Xian . “ Apa ini perangkap?” . “ Aku tidak tahu.” . “ Tapi masih ada kemungkinan Ancient ada di pusat tempat ini dan musuh hanya berjaga disana.” . “ Benar. Kita harus segera kesana.” . Ternyata dugaanku benar, banyak musuh berdatangan. Mereka menghalangi kami memasuki pusat Raiders Den. “ Aku akan masuk kesana kau kalahkan mereka semua.” . “ Hei tunggu, apa kau yakin kau bisa mengalahkan mereka sendirian?”, ia tidak mendengarkanku dan masuk ke pusat tempat itu.
           Ternyata Ancient benar-benar ada disana. Kedua tangannya terikat dan digantung disebuah tiang. Ada tiga Dark Elf yang menjaganya. Salah satu Dark Elf itu menyamar menjadi mirip seperti aku. Sebenarnya tidak terlalu mirip, rambutnya terurai dengan indah dan memakai pakaian serba hitam. Aku masih berurusan dengan musuh yang ada disekitar tempat itu jadi sudah jelas kalau itu bukan aku. Dark Elf menyerang musuhnya dengan menyebarkan racun diudara dan membuat musuhnya berhalusinasi. Elf yang menyamar jadi aku itu memeluk Xian. “ Hei apa yang kau lakukan?”, Xian sudah terpengaruh dengan halusinasi mereka. “ Tolonglah aku. Aku benar-benar menderita. Aku sudah tidak tahan menanggung beban ini. Aku membutuhkanmu. Aku butuh pelukanmu.” . “ Kau ini kenapa? Kita sedang dalam misi berbahaya.” . “ Peluklah aku, berjanjilah jangan lepaskan pelukanmu. Aku ingin selalu berada disisimu. Aku membutuhkanmu.” . Xian memeluk Dark Elf itu. “ Berjanjilah padaku apapun yang terjadi jangan lepaskan pelukanmu.” . “ Ya aku janji.” . Dark Elf itu menusuk Xian. “Xiaaan.. Kurang ajar kau.”, aku baru mengalahkan musuh yang tadi menjaga tempat itu. Aku menyerang Dark Elf itu dengan serangan beruntun. Ia hanya menghindar dan tidak menyerang balik. Aku tidak menyangka kalau Dark Elf itu adalah Lydia. “ Ternyata kau sudah bertambah kuat ya?” . “ Sial, kenapa kau gunakan cara kotor untuk membunuh Xian.” . Ia memberi tanda pada anak buahnya untuk membawa pergi Ancient, “ Sayangnya keadaannya kurang memungkinkan. Jika kau ingin bertarung denganku, sekarang bukan saatnya.”, ia kabur dan membawa Ancient pergi. Aku langsung menghampiri Xian. Sepertinya pisau itu beracun. Xian terluka parah dan tidak sadarkan diri. Aku membawanya keluar dari Raiders Den.
          Aku berusaha menyembuhkannya dengan sihir peri daun seperti yang diajarkan master. Tetapi itu tidak bisa menyembuhkannya, racun Dark Elf tidak bisa disembuhkan oleh peri daun. Kulit disekitar lukanya mulai membiru. “ Xian kumohon jangan mati. Apa kau lupa aku masih berhutang budi padamu. Kau masih belum menceritakan kisahmu. Kumohon jangan mati.”, aku hanya bisa menangis dan mulai merasa putus asa. Tidak ada tabib manapun yang memiliki penawar racun itu. Aku melihat seorang Cleric bersama Sorceress sedang menuju desa. “ Hei tolonglah, temanku terluka. Bisakah kau mengobatinya?” . “ Dimana temanmu?”, tanya Cleric itu. Ia hendak menolongku tetapi Sorceress itu memegang tangannya dan menghentikan langkahnya, “ Kita tidak mengenal dia. Kita tidak tahu dia kawan atau lawan. Kita harus segera menuju desa.” . “ Apa kalian Adventure yang akan menyelamatkan Ancient? Aku Triana. Aku juga Adventure yang diberi misi untuk menyelamatkan Ancient.” . “ Dimana dia sekarang. Katakan atau kubakar kau.”, Sorceress itu menyalakan api ditangannya. “ Sudah cukup. Dia Adventure yang akan menyelamatkan Ancient, dia bukan musuh.”, Cleric itu memegang tangan Sorceress yang memegang bola api dan membuatnya mematikannya. “ Lakukan sesukamu.” . “ Dimana temanmu sekarang?”, tanya Cleric itu . “ Dia ada didekat pohon itu.” Aku menunjuk ke arah pohon Dimana Xian berada dan kamipun bergegas kesana.
          “ Apa yang terjadi dengannya?” . “ Ia terkena racun Dark Elf” . “ Aku tidak yakin apa aku bisa menyembuhkannya. Setidaknya aku harus mencoba.”, Clerik itu menyembuhkan Xian. “ Maafkan aku, aku tidak bisa menyembuhkannya. Lukanya cukup parah ditambah lagi ia terkena racun, jika tidak segera diselamatkan dia bisa mati.” . “ Sebenarnya menyembuhkannya sangat mudah.”, sahut Sorceress itu dengan nada tidak perduli. “ Bagaimana caranya?”, tanyaku . “ Aku tidak akan memberi tahumu. Sudah kubilang kan aku belum tahu kau ini musuh atau kawan.” . “ Ayolah Angelina, kalau tidak dia akan mati.”, pinta Cleric itu. “ Percuma saja, jika kau tidak memiliki kalung milik Dark Elf dengan permata biru tidak akan bisa menyembuhkannya.”, sanggah Sorceress itu. “ Apa maksudmu ini?”, aku menunjukan kalung pemberian Lydia. “ Sudah kuduga dia itu musuh, mungkin kita sudah terkena racunnya dan berhalusinasi.”,dia menyalakan api ditangannya. Lagi. “ Aku bukan Dark Elf, aku peri daun.”, aku berusaha meyakinkannya. “ Dari mana kau mendapatkan kalung itu?” . “ Ini diberikan oleh Lydia. Ceritanya panjang. Beritahu aku bagaimana cara menyembuhkannya.” . “ Baiklah, kau bisa menggunakan sihir penyembuh peri daun kan?” . “ Ya.” . “ Genggam batu permata itu sambil menyembuhkan lukanya. Rasanya akan sedikit dingin dan menyakitkan karena sihir ini berbeda dengan sihir peri daun. Kau harus konsentrasi penuh atau kau sendiri yang akan mati. Sebenarnya ini sihir terlarang bagi peri daun.” . “ Apa hanya itu satu-satunya cara?” . Iya menganggukan kepalanya,” Maaf kami harus segera ke desa. Jika tidak berkerja dengan baik gunakan ramuan ini. Ini hanya bisa menyembuhkan lukanya.”, ia menarik tangan Cleric itu dan pergi meninggalkanku.
          Apa aku bisa melakukannya? Ini sihir terlarang. Bagaimana jika aku mati. Tapi kalau aku tidak melakukannya Xian akan mati. Aku harus menyelamatkannya. Aku melepas kalung dengan permata biru itu dan kugenggam dengan tangan kananku, kuletakan tanganku diatas luka Xian. Aku menarik nafas panjang dan memejamkan mata. “ Kembalikan yang terluka seperti semula.”, rasanya sangat berbeda dengan sihir yang kulakukan sebelumnya. Rasanya begitu gelap dan menyeramkan, dingin menusuk  tulang, Seluruh tubuhku seperti tersayat oleh angin. Aku mendengar suara teriakan yang sangat keras dari berbagai arah. Perutku serasa tertusuk oleh pisau beracun, apa ini yang sedang dirasakan Xian. Aku harus tetap fokus atau aku akan mati. Perasaan itu terus kurasakan sampai ada tangan yang memegang tanganku. Aku terkejut dan membuka mataku. “ Xian syukurlah kau sudah sadar.”, aku sangat senang ternyata cara ini berhasil meskipun butuh pengorbanan untuk melakukannya. Ia langsung memelukku dengan erat, “ Hei kau ini kenapa?”, aku berusaha melepaskan diri, tapi ia berusaha memeluku lagi. “ Sadarlah.”, aku menamparnya dengan sangat keras. “ Dimana ini?” . “ Sepertinya kau masih dalam pengaruh racunnya.” . “ Kenapa seluruh tubuhmu penuh luka?” . “ Hah? Apa maksudmu?”, ternyata rasa seperti tersayat tadi benar-benar terjadi. Sihir ini mengerikan. “ Jangan pikirkan aku. Bagaimana lukamu?” . “ Luka?” . “ Kau terkena racun Dark Elf lalu berhalusinasi dan kau ditusuk dengan pisau beracun.” . “ Bukannya kau memintaku memelukmu? Kau bilang kau sudah tidak tahan lagi menanggung bebanmu dan kau terasa tersiksa. Kau bilang jangan lepaskan pelukanmu apapun yang terjadi.” . “ Kapan aku bilang begitu? Mungkin kau terkena racun Dark Elf. Kau berhalusinasi tentang aku ya? Dasar mesum.”, aku memarahinya sambil memakai kalung pemberian Lydia. “ Kalungmu indah, dapat dari mana?” . “ Hah? Jangan mengganti topik pembicaraan. Periksalah lukamu apakah sudah benar-benar sembuh atau belum. Kalau belum aku akan menyembuhkannya lagi.” . “ Aku tidak merasakan apa-apa jadi kurasa aku baik baik saja.” . “ Syukurlah kalau begitu ayo kita pulang. Aku telah menyelamatkan nyawamu jadi malam ini kau harus mentraktirku.”
          Kami pulang denan membawa kabar yang membuat Deckard tidak senang. Karena kami gagal kami hanya dibayar setengah dari yang seharusnya. Kalau begini terus kapan aku bisa membeli rumah sendiri dan menyahur hutangku. Aku pulang dan langsung masuk kamarku. Aku merebahkan diriku setelah pertarung melelahkan hari ini. Aku mengangkat kedua tanganku dan memandangi luka akibat sihir mengerikan demi menyembuhkan Xian dari Luka tusuk beracun itu. Aku ingin menyembuhkannya dengan sihirku tapi tenagaku terkuras habis karena sihir sebelumnya. Aku teringat Sorceress tadi memberiku semacam ramuan penyembuh. Aku melumurkan ramuan itu ke semua luka ditubuhku. Saat aku bangun dari tempat tidur perutku terasa sakit. Seperti ada luka, setelah kulihat ternyata ada luka tusuk diperutku. Aku ingat jelas aku tidak tertusuk apapun, kenapa bisa ada luka tusuk? Apa luka Xian berpindah padaku? Ternyata ini yang dimaksud terlarang. Luka orang yang diobati oleh sihir itu akan berpindah pada penggunanya. Aku langsung melumurinya dengan ramuan itu.
          Malam hari telah tiba. Xian datang menjemputku untuk mentraktirku makan malam.  “ Selamat malam, bisa bertemu dengan Triana?” . “ Kau ini bicara apa? Apa kau sudah lupa bagaimana wajahku? Ini aku Triana.” . “ Hahaha.. sejak kapan kau tidak mengikat rambutmu?” . “ Memangnya kenapa? Saat ini aku sedang tidak akan latihan dan menghadapi bahaya apapun. Jadi aku mengurai rambutku.” . “ Sudah lah ayo berangkat.”. Aku menutup pintu rumah dan pergi bersama Xian. Ia mengajaku ke rumah makan yang tidak terlalu mewah tetapi ramai pengunjung. Tidak ada lagi kursi yang tersisa jadi kami harus bergabung dengan pengunjung lain. “ Permisi, bisakah kami duduk disini.”, Aku bertanya pada pengunjung itu. “ Silahkan.” . “ Bukankah.. kau Cleric yang menolongku tadi?”, ternyata pengunjung itu adalah Cleric dan Sorceress yang tadi menolongku. “ Oh kau Triana kan? Maafkan aku atas kelancanganku, aku belum memperkenalkan diri. Aku Eithan, Priest.” . “ Aku Xian, Sword Master .” . “ Angelina, Elemental. Bagaimana keadaanmu?” . “ Maksudmu Xian? Dia sudah baik-baik saja.”, aku menjawab pertanyaanya. “ Apa pandanganku tertuju pada temanmu?” . “ Maksudmu aku?” . “ Apa yang terjadi?”, tanya Eithan. “ Ada apa ini? Apa kau terluka?”, Xian mulai curiga. “ A..anu kita belum memesan makanan. Hmm.. aku ingin pesan apa ya?”, aku membuka buku menu dan mencoba mengalihkan pembicaraan. “ Kau lebih baik pesan ini saja, makanan ini sangat terkenal enak.”, Xian menyarankanku untuk memesan makanan itu. Xian mengangkat tangannya tanda memanggil pelayan dan memesan makanan serta minuman untuk kami berdua.
          “ Wow makanan ini benar-benar enak.”, aku memuji pilihan Xian memang tepat. “ Tentu saja, aku sudah sangat menerti semua makanan yang ada disini.”, Xian terlihat bangga dengan pengalamannya itu. Tapi apa boleh buat, memang makanan ini sangat enak. “ Apa kau bisa ikut denganku sebentar?” Angelina memintaku. “ Tentu.”, aku mengikutinya keluar dari rumah makan ini. Dia mengajaku ketempat yang agak sepi. “ Apa lukanya berpindah padamu?” ia lansung bicara pada intinya. Aku hanya diam saja mendengarnya bicara begitu. “ Sial ternyata semua yang dikatakan buku itu benar. Ramuan yang kuberikan padamu tidak akan bisa menyembuhkannya.” . “ Apa maksudmu?” . “ Ramuan itu tidak bisa menyembuhkan luka akibat sihir.” . “ Apa maksudmu lukaku ini tidak bisa sembuh?” . “ Bukan begitu maksudku. Eithan mungkin masih bisa menyembuhkannya. Mungkin..” . “ Mungkin?” . “ Lebih baik kita kembali ke rumah makan itu, mereka akan curiga jika kita pergi terlalu lama.
          Kami kembali ke rumah makan itu. Kami menghabiskan makanan kami sambil berbincang-bincang melewati indahnya malam. Kamipun telah selesai makan di rumah makan itu. Xian mengantarku pulang. “ Terima kasih ya, makannya sangat enak.”, aku memulai pembicaraan. “ Sama-sama. Ada yang ingin kutanyakan padamu.” . “ Apa?” . “ Angelina tadi menanyakan kabarmu seolah ada sesuatu yang buruk terjadi. Dia juga mengajakmu keluar dari rumah makan. Sebenarnya ada apa?” . “ Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya?” . “ Aku merasa ada yang salah disini. Jawab pertanyaanku.” . “ Memangnya apa yang salah? Mengajak teman wanita untuk pergi membicarakan masalah wanita yang tidak boleh didengar oleh pria itu hal yang normal.” . “ Tolong.. jawab pertanyaanku dengan jujur. Bagaimana caramu menyembuhkanku dari racun Dark Elf. Bahkan penyembuh seperti Eithan tidak bisa menyembuhkannya.” . “ Itu.. aku tidak bisa menjelaskannya. Sulit jika menjelaskannya pada manusia, bukan Elf. Hanya para Elf yang tahu tentang ini.” . Ia hanya menatapku dengan pandangan serius. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa kalau dia sudah membuat tatapan seperti itu. “ Ini sudah malam. Terima kasih telah mentraktirku. Sampai jumpa.” . Ia memegang tanganku. “ Aku akan mengantarmu pulang.” . Selama perjalanan kami tidak mengatakan apapun. Sesampainya dirumah aku langsung masuk rumah dan Xian langsung meninggalkanku. Aku tidak ingin dia tahu caraku menyembuhkan lukanya. Dia pasti tidak akan memaafkanku.
          Keesokan harinya aku dan Xian bertemu untuk bersiap menjalankan misi selanjutnya. Ternyata Eithan dan Angelina juga ikut menjalani misi ini. “ Aku rasa semua sudah berkumpul. Langsung saja pada intinya. Scout Fergus yang selalu mengawasi pererakan Dragon Followers melihat Ancient di bawa oleh Red Harphy ke Sigh Canyon. Segera pergi kesana dan bawa kembali Ancient. Kuharap kali ini kalian tidak gagal.”, kami langsung berangkat ke Sigh Canyon. Xian hanya berbincang dengan Eithan. Dia sama sekali tidak melihatku. Apa yang harus kulakukan? “ Kau sedang memikirkan sesuatu kan?”, Angelina mengeluarkanku dari pikiran negatifku. “ Apakah kau sudah bertanya pada Eithan?” . “ Belum, aku bingung mengatakannya. Mungkin setelah misi ini aku akan berusaha memberitahunya.” . “ Oh..”, tak terasa kami sudah didepan gerbang menuju Sign Canyon. “ Baiklah, begini strateginya aku akan memimpin pertarungan karena aku penyerang fisik, Eithan kau menyerang dan juga menyembuhkan jika ada yang terluka. Angelina kau bekukan musuh supaya lebih mudah menyerang mereka. Siapkan senjata kalian.”, Xian mengatur strateginya. “ Bagaimana denganku?”, aku sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya yang menganggapku tidak ada. “ Kau.. lindungi Eithan, jangan sampai ia terluka. Karena hanya dia yang bisa menyembuhkan kita semua.” . “ Bagaimana denganmu? Apa kau ingin terluka lagi?” . Ia tidak menghiraukanku dan mulai masuk ke Sigh Canyon.
          Aku hanya bisa melakukan seperti yang dikatakan. Aku mengikuti Eithan dan melindunginya. Ditengah perjalanan, seekor Minotaur menghadang kami. Aku melompat dan berusaha menendangnya. Saat kakiku mengenainya,  hentakan itu membuat luka tusuk diperutku mulai terasa sakit dan mengeluarkan darah. Aku memegangi lukaku dan berteriak kesakitan. Karena Minatour itu masih menyerang Eithan tidak bisa dengan mudah menyembuhkanku. “ Kalian semua mendekatlah”, Angelina membuat pelindung yang terbuat dari es dan membekukan Minatour itu untuk menghambat pergerakannya. “ Bagaimana kau bisa terluka. Sejak tadi aku bersamamu dan tidak melihat ada musuh yang melukaimu.”, Eithan heran. “ Ini semua karena Triana menggunakan sihir terlarang itu untuk menyelamatkan Xian”, sahut Angelina. “ Angelina sudah cuku..” . “ Bagaimanapun dia harus tahu.”, ia memotong pembicaraanku. “ Apa maksudmu?”, Xian mulai khawatir. Angelina menghela nafas panjang, “ Kau terkena racun Dark Elf karena tusukan itu kan? Cara menyembuhkannya adalah dengan menggunakan sihir peri daun dan mengunakan batu permata biru milik Dark Elf. Sihir itu terlarang. Karena seluruh tubuh pengunanya aka tersayat dan luka orang yang disembuhkan akan berpindah pada pengunanya. Aku sudah memberinya ramuan penyembuh tapi tidak ada hasilnya.” . “ Apa maksudmu luka itu tidak bisa disembuhkan?”, Xian menundukan kepalanya dan merasa bertanggung jawab atas semuanya. “ Entahlah, Eithan apa kau bisa menyembuhkannya?” . “ Mungkin. Akan kucoba.” . Eithan mencoba menyembuhkan lukaku, “ Sepertinya berhasil tetapi tidak bisa sembuh total. Luka itu masih akan terasa sakit. Kurasa lebih baik kau tidak usah ikut melawan musuh.” . “ Bagaimana mungkin? Misi ini misiku juga. Aku juga harus ikut bertarung.”, aku menolak usulan Eithan. Minotaur itu mulai melepaskan diri. Xian maju dan melawan Minatour itu. Ia mengalahkannya sendirian. “ Tetaplah dibelakangku, aku akan melindungimu.”, tatapan Xian seperti penuh penyesalan, kesedihan, dan rasa bersalah.
          Kami melanjutkan perjalanan, tujuan utama kami adalah menyelamatkan Ancient. Aku juga masih melawan musuh-musuh yang menjaga tempat itu. Kami melihat Red harphy sedang membawa Ancient dengan kedua kakinya yang berbentuk seperti kaki burung Elang. Red Harphy itu melemparkan Ancient ke Harphy yang lain. “ Kalian datang lebih cepat dari perkiraanku. Tak akan kubiarkan kalian menyelamatkan Ancient.” . Red Harpy itu membuat pusaran angin, akan sangat berbahaya jika sampai terjebak didalamnya. Jika terjebak didalamnya tubuhmu akan tersayat oleh angin dan mereka akan membawamu ketempat dimana kau tidak akan pernah kembali. Angelina membekukan Red Harphy dengan sihirnya, Xian dan aku mulai menyerangnya. Eithan menyerang dengan sihir listriknya. “ Sudah kubilang kan, tetap dibelakangku.”, Xian memarahiku karena tidak ikut dengan rencananya. “ Aku juga akan bertarung. Aku juga akan  menyelamatkan Ancient.”, kami berhasil mengalahkan Red Harpy. Sebelum ia mati ia membunyikan sesuatu seperti harmonika. Ia memanggil Dark Elf. Termasuk Lydia.
          “ Triana, akhirnya kita bertemu lagi.”, Lydia menyapaku denan senyuman yang tidak menyenangkan. “ Aku sudah siap melawanmu.” . “ Kurasa kau benar-benar tidak sabar. Aku akan meladenimu setelah aku membunuh semua orang yang ikut bersamamu.”, Lydia memberi isyarat pada Dark Elf lainya, mungkin isyarat untuk membunuh. “ Tunggu! Kali ini hanya kau dan aku. Temanku dan Dark Elf lain tidak boleh terlibat.” . “ Hahaha.. oh ya tunggu dulu. Bukannya warior itu seharusnya sudah mati. Aku ingat sekali aku menusuknya dengan pisau beracun. Bagaimana dia bisa selamat?” . Aku hanya bisa diam mendengarnya berkata begitu. “ Apa kau menyelamatkannya?”, ia melompat dan mendarat tepat didepanku. “ Kurasa kalung pemberianku kau gunakan untuk menyelamatkan orang yang kau cintai. Sangat menyedihkan. Kau tahu kan akibatnya? Kau sendiri akan mati jika kau gunakan sihir itu. Sepertinya tidak akan sulit jika aku melawanmu.” . Aku mulai menyerangnya, ia melompat kebelakang dan melemparkan sesuatu seperti debu keudara. Xian, Angelina dan Eithan mulai jatuh ke tanah. “ Apa yang kau lakukan?” . “ Aku hanya menyingkirkan pengganggu. Mereka tidak akan kubunuh aku hanya mengirim mereka ke dunia mimpi.”, ia membuat isyarat yang berbeda dengan yang tadi. Semua Dark Elf pergi membawa Ancient pergi. Lagi.
          “ Jadi sekarang benar-benar hanya kita berdua.”, Lydia mengeluarkan pisau yang digunakan untuk membunuh Xian. Ia melompat diatasku mencoba menikamku dari atas. Aku memanahnya dengan anak panah yang sudah kuikatkan dengan tali. Panah itu mengenai tangannya, aku menarik talinya sehingga dia terjatuh. Aku menendangnya dengan keras sehingga ia terlempar keatas, aku melompat dan menendangnya sehingga ia terbanting ke tanah. Aku mendarat dan dia menyandung kakiku. Aku terjatuh ketanah, ia memegang kedua tanganku dan mencoba menusukku dengan pisau yang digunakan untuk membunuh Xian. Aku menendangnya, ia terguning kesamping dan aku bangkit. Lydia melompat kebelakang untuk menjauh dariku, “Ternyata kau benar-benar menjadi peri daun yang kuat. Kurasa membiarkanmu hidup adalah suatu kesalahan.”, Lydia membersihkan darah yang keluar dari mulutnya. “ Benar, seharusnya kau hanya membunuhku. Bukan membunuh peri daun yang tidak bersalah. Apa kau tahu banyak anak-anak yang kau bunuh?”, aku memanahnya dan menariknya dengan panah taliku hingga ia berada tepat didepanku, “ Aku tidak perduli kau pernah menolongku atau pertemanan kita, kau telah membunuh semua peri daun didesaku aku tidak akan memaafkanmu.” . Ia meniupkan serbuk racun tepat diwajahku. Pemandangan disekitar menjadi kabur dan berganti menjadi pepohonan yang tinggi dan rindang. “ Dia meracuniku? Dasar pengecut kau Lydia. Cepat keluar dan lawan aku!” .  Aku melihat seorang peri daun yang masih kecil. Ia menangis dibalik pohon. Saat aku akan menghampirinya, Dark Elf kecil menghampiri peri daun itu. “ Cup... jangan menangis aku Lydia.”, kata Dark Elf kecil itu. “ I..ini tidak mungkin”, ini masa laluku. Pemandangan itu mengabur dan mulai berganti menjadi kampung halamanku yang hangus terbakar api, banyak peri daun yang berusaha melawan serangan Dragon Followers dan Dark Elf. Seseorang menendangku sehingga aku terbaring di tanah. Saat aku akan bengun ia memegangi tanganku dengan pisau ditangannya. “ Lydia. Ini tidak nyata.”, aku berusaha meyakinkan diriku karena semua ini halusinasi. “ Semua ini nyata. Aku akan membunuhmu sekarang.”, dulu dia tidak berkata begitu. Aku teringat cerita Xian saat ia berhalusinasi wanita yang wajahnya mirip denganku itu menusuknya saat Xian memeluknya. Dalam halusinasi ini ada bagian yang nyata. Dia benar-benar nyata dan nyawaku akan terancam jika aku masih meyakinkan diriku sendiri jika ini hanya halusinasi. “ Hah.. kerja bagus Lydia, sayangnya racun andalanmu tidak berkerja dengan baik padaku.”, aku memukulnya dan membantingnya ke samping. Pemandangan itu mengabur lagi dan akhirnya aku kembali ke Sigh Canyon. Aku bangkit dan melemparnya keatas, menyerangnya dengan gerakan yang diajarkan guru saat belatih.
          Disaat yang tidak tepat luka tusukku terasa sangat sakit. “ Aku harus bisa menyelesaikannya. Aku tidak akan lari lagi. Aku harus mengalahkannya.” . Ia tereletak di tanah dan tidak berdaya. Ia mencoba berdiri tapi ia terjatuh lagi. Aku mengikat kedua tangannya ke sebuah, aku juga mengikat kakinya. “ Kau tidak akan bisa lari sekarang.” . “ Apa kau ini bodoh hanya mengikatku di sebatang pohon dengan tali? Aku bisa saja memanggil teman-temanku dan menyuruh mereka untuk membebaskanku.” . “ Setidaknya kau tidak bisa membahayakan siapapun untuk saat ini.”, aku menghampiri Xian dan yang lainnya. Lukaku mengeluarkan darah lagi. Kepalaku terasa sakit dan pandanganku menjadi kabur. Aku tidak kuat menopang diriku sendiri. Aku terjatuh ketanah dan melihat langit yang luas dan biru. Merasakan hembusan angin yang sangat menyegarkan. Aku mengangkat tanganku dan berusaha menyentuh awan. Xian sadar sebelum yang lainnya, ia berlari kearahku dan memegang tanganku. " Kau tidak apa-apa. Astaga lukamu semakin parah.”, ia mengekspresikan kehawatirannya dengan wajah yang menggemaskan. “ Hahaha, tenang saja. Aku ini kuat, tidak sepertimu.” . aku tersenyum dan memejamkan mata, “ Sudah lama tidak merasakan kehangatan seperti ini. Sejak kecil aku senang sekali melihat langit biru yang luas. Dan juga awan yang ada di atas sana. Ada yang bilang awan itu sangat lembut, aku ingin menyentuhnya.” . Xian melepaskan tanganku dan merebahkan dirinya disampingku, “ Aku selalu ingin menjadi seperti ayahku. Dia orang yang sangat kuat. Meskipun dimata orang lain dia adalah orang yang hebat tetapi tidak dimataku. Ia hampir tidak pernah menghabiskan waktu bersamaku. Dia tidak pernah mengajariku supaya bisa menjadi orang yang hebat seperti dia. Aku malah berguru pada orang lain. Saat ini namaku terkenal karena kehebatan ayahku. Suatu saat nanti aku akan menjadi hebat melebihi kemampuan ayah.” . “ Hahaha impianmu itu sangat tinggi.” . “ Hargai sedikit dong. Aku ini berfikir keras untuk bisa menceritakannya padamu. Aku sudah bilang kan aku tidak pandai bercerita.” . “ Iya-iya. Aduh lukaku sakit sekali.” . “ Apa? Tu..tunggu disini aku akan membangunkan Eithan untuk menyembuhkanmu.”, ia duduk dengan sigap, dia benar-benar terlihat lucu. “ Sepertinya lebih baik kau mengajakku ke rumah makan itu lagi malam ini. Kau juga yang akan membayar semuanya. Hahaha.” . “ Kau ini. Jantungku sudah mau lari dari dadaku tahu.” . “ Menurutmu Dark Elf itu harus kuapakan?” . “ Dia masih hidup?” . “ Aku mengikatnya di batang pohon itu.”, tanganku menunjuk ketempat aku mengikat Lydia. “ Kita akan membawanya ke Deckard dan mengintrogasinya supaya ia memberitahu dimana keberadaan Ancient. Oh iya, kenapa kau tidak membunuhnya?” . “ Dia itu temanku.” . “ Apa? Hahaha, sayangnya candaanmu itu tidak lucu.” . “ Kau kira aku bercanda?” . “ Bagaimana bisa?” . “ Kau tahu kan kalung yan kugunakan untuk menyembuhkanmu? Itu pemberian darinya.” . “ Peri daun berteman dengan Dark Elf? Yang benar saja? Setahuku kedua bangsa itu tidak akan pernah bisa hidup berdampingan.” . “ Dulu aku masih kecil. Aku tersesat dihutan saat guruku mengajak semua anak belajar dihutan. Tentu saja aku menangis, anak kecil mana yang tidak menangis jika sendirian ditengah hutan dimalam hari. Dia datang dan mencoba menghiburku dengan memberiku kalung ini. Dia mengantarku pulang. Saat kita sampai didesa ia menanyakan namaku. Aku menyebutkan kalau aku peri daun dia lngsung terkejut dan bilang lupakanlah aku. Aku tidak tahu kalau dia itu Dark Elf. Enam tahun kemudian dia bersama seluruh Dark Elf dan Dragon Followers menghancurkan desaku karena mengetahui akan ada seorang Archer dari peri daun yang akan menyelamatkan Ancient.” . “ Aku turut berduka cita.” . “ Siapa yang tahu kalau orang itu aku. Mereka membunuh semua orang termasuk Elf yang masih kecil sedangkan aku hanya lari dari kenyataan. Kali ini aku tidak akan lari.”

Eithan dan Angelina akhirnya sadar dari halusinasi akibat racun itu. Mereka langsung menghampiriku dan Xian. “ Kalian tidak apa-apa? Bagaimana dengan musuh?”, Eithan langsung membanjiriku dengan banyak pertanyaan. “ Aku tidak bisa bergerak. Lukaku ini kembali mengeluarkan darah karena pertarungan tadi. Dark Elf itu aku ikat di pohon itu. Kita akan membawanya ke Master Guid Deckard untuk diintrogasi. Kita bisa mengetahui dimana keberadaan Ancient.”, jawabku. “ Kenapa kau tidak bilang kalau kau tidak bisa bergerak? Kalau tahu begitu aku akan membangunkan Eithan untuk segera menyembuhkanmu.”, Xian kesal. “ Aku hanya ingin menikmati suasana saat Eithan dan Angelina dalam halusinasi mereka.”, aku tertawa karena melihat ekspresinya itu. “ Apa kau terkena racun Dark Elf itu?”, tanya Eithan. “ aku hanya terkena racun yang membuatku berhalusinasi. Hampir saja aku senasib dengan Xian, ditusuk dengan pisau beracun itu.”, jawabku. “ Aku akan menyembuhkanmu. Xian kau bantu dia untuk duduk.”, Xian membantuku untuk duduk dan Eithan menyembuhkanku sementara Angelina membekukan Lydia berusaha mencari informasi dimana Ancient sekarang. Setelah aku bisa bergerak kami kembali ke Calderock dan membawa Lydia bersama kami. Decard tidak memarahi kami karena kami membawa Lydia. Ia rasa mendapat informan sudah cukup. Kami mendapatkan uang dari misi itu. Uangku sudah cukup untuk membeli rumah. Tapi untuk saat ini aku akan tetap tinggal bersama master untuk beberapa hari. Xian mengantarku pulang. “ Terima kasih kau masih mau mengantarku pulang.”, aku berterima kasih pada Xian. “ Bukannya aku selalu mengantarmu?” . “ Iya. Jangan lupa malam ini kau harus mentraktirku ya.” . “ Iya nanti malam aku akan menjemputmu.” . “ Sampai jumpa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<