Kamis, 21 Mei 2015

Days Of Darkness : Chapter 13


Sudah Cukup
Kepalanya merasakan sakit yang sangat menyiksa. Perlahan ia mulai membuka matanya, pandangannya masih belum begitu baik. Ia sedang bersandar pada sebuah pohon. Ia merasakan dingin yang menusuk kulit. Ia berusaha untuk melipat tangannya dan melindungi tubuhnya dari dingin tapi ia tidak bisa bergerak. Ia melihat ada sesuatu yang mengikatnya, itu bukan sebuah tali tetapi sebuah lingkaran yang bercahaya, ikatan sihir.
Ia melihat sekeliling dan mencari pedangnya. Ia baru tersadar, ia dan yang lainnya berada di hutan dimana mereka bermalam sebelumnya.
Ia melihat Triana dan yang lainnya duduk mengelilingi api unggun dan tengah sibuk membakar daging untuk makan malam. Entah lelucon seperti apa yang mereka katakan, mereka tertawa seakan tidak ada apapun yang terjadi. Tapi tidak dengan Diandra. Ia duduk menjauhi keramaian dan bersender di sebuah pohon. Ia menunjukkan dengan jelas kesedihannya, ia memeluk boneka hidupnya yang sedang berusaha untuk menghiburnya. Apa alasan mereka mengikatnya dan menjauhkannya dari mereka? Xian hanya bisa menghela nafas. Mungkin ini semua karena tingkahnya bagai pemberontak yang berniat membalas dendam.
Kepalanya kembali merasakan sakit. Ia menutup kedua matanya dan kembali menyenderkan tubuhnya ke batang pohon itu. Sebuah ingatan melintas dikepalanya. Sean telah mati. Rasa penyesalan itu kembali hadir. Ia mengarahkan pandangannya pada langit yang sedang diterangi cahaya bulan purnama.
“ Ibu maafkan aku. Aku bahkan tidak berdaya melindunginya. Aku...”
“ Kau sudah sadar?” Triana datang membawa setusuk daging di tangannya. “ Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?”
“ Entahlah...”
“ Apa kau lapar? Aku membawakan makanan untukmu. Kau tertidur cukup lama, jadi kau pasti lapar.”
“ Triana... apa kau tahu?”
“ Tahu apa?”
“ Perjalanan ini akan sia-sia.”
“ Apa maksudmu? Bukankah kau langsung bersedia ikut perjalanan ini? Memangnya kenapa kau berfikir begitu?”
“ Pasti akan lebih banyak orang-orang seperti pembunuh Sean yang akan mengincar kita. Kita tidak tahu ada berapa banyak mereka dan sekuat apa mereka. Kita akan...tidak. Kau akan mati jika kau terus melanjutkan perjalanan ini.”
“ Kenapa kau berfikir begitu?”
“ Apa kau tidak lihat? Sean adalah orang yang kuat. Dia bisa mati begitu saja. Aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai lagi. Aku tidak akan bisa. Sudah banyak orang-orang yang kucintai mati di hadapanku. Jadi kumohon, berhentilah mengikuti perjalanan ini. Aku mohon, lakukan ini demi aku.”
Triana menundukkan kepalanya dan bangkit dari duduknya. Ia menendang Xian dengan kuat hingga tubuhnya terpental di udara dan membentur batang pohon hingga pohon itu tumbang. Xian tergeletak di bawah pohon itu, ia memandang Triana dengan tatapan tak percaya.
‘ apa yang baru saja terjadi? Triana menyerangku?’ fikir Xian
Semua orang terkejut setelah mendengar suara benturan keras dan suara pohon yang tumbang. Mereka semua menghampiri asal suara itu. Mereka melihat Triana yang sedang berdiri dengan tangan yang menggenggam kuat dan tatapan penuh kemarahan. Mereka juga memandang kearah tatapan kemarahan Triana. Mereka melihat Xian yang terbaring di bawah sebuah pohon yang tumbang itu.
“ Hei Triana sebenarnya apa yang kau lakukan?” kata Angelina.
Triana tidak menghiraukannya, ia melangkahkan kakinya mendekati Xian.
“ Sudah cukup hentikan Triana. Kau tidak boleh melukai Xian. Ini tidak akan ada gunanya.” Kata Resilia.
Triana sudah sangat dekat dengan Xian. Karena sekujur tubuh Xian diikat dengan sihir pengikat ia tidak bisa bergerak. Ia memandang wajah Triana yang sedang menunduk menatapnya. Triana menarik kerah bajunya sehingga ia berdiri. Xian tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Triana.
“ Sial, kalau begini terus aku akan menghentikannya.” Angelina bersiap mengambil senjatanya.
 Triana mengangkat tangannya dan siap untuk memukulnya. Apapun yang terjadi Xian tidak akan pernah bisa melukai Triana. Ia akan menerima apapun yang Triana lakukan padanya. Ia menutup kedua matanya dan menerima apapun yang terjadi.
Ia merasakan udara yang berhembus kencang karena kepalan tangan Triana yang semakin mendekat. Tiba-tiba hembusan udara itu berhenti. Ia juga tidak merasakan pukulan Triana mengenai wajahnya. Ia membuka kedua matanya. Triana menghentikan pukulannya tepat didepan wajah Xian. Tangannya gemetar, ia menurunkan tangannya.
“ Dasar bodoh.” Triana menarik Xian dan memeluknya. “ Sudah cukup.”
“ Triana sebenarnya apa yang...” kata Xian dengan suara lirih.
“ Sebenarnya apa yang kau fikirkan? Aku tahu kau terpukul karena Sean telah mati tapi aku tidak akan membiarkanmu kehilangan orang yang kau cintai untuk kedua kalinya. Sudah cukup kau menyalahkan dirimu sendiri. Ini semua bukan salahmu. Memangnya kau kira untuk apa kita semua ada disini? Dimana Xian yang selalu tersenyum dan pantang menyerah?” Triana mengatakannya dengan air mata yang mengalir. Ia mempererat pelukannya.
“ Triana...”
“ Sudah cukup aku melihatmu terpuruk seperti ini.” Triana melepaskan pelukkannya. “ Bertarunglah demi Sean. Dan tersenyumlah demi aku. Hidupmu bukan hanya untukmu sendiri. Tapi juga untuk orang-orang yang menyayangimu. Jadi bahagialah. Bukankah itu yang diinginkan Sean?”
Sebuah senyuman dengan penuh harapan baru terlukis diwajah Xian. Kesedihan-kesedihan itu seakan mulai terangkat dari hatinya dan menghilang. Mata yang penuh dengan kesedihan mendalam telah kembali bersinar.
“ Ya. Aku akan terus berjuang.”
Eithan juga ikut tersenyum melihatnya, ia melangkahkan kakinya mendekati Xian. Ia mengucapkan mantra dan sihir pengikat yang megikat tubuh Xian telah terlepas.
“ Maafkan aku. Aku mengikatmu karena kau tidak bisa tenang. Aku fikir ini adalah jalan yang terbaik.”
“ Maafkan aku juga kak. Aku membiusmu. Tapi dengan begitu kau bisa lebih tenang. Kau bahkan tertidur dengan pulas. Sebenarnya efek obat itu tidak terlalu kuat, tapi sepertinya kakak kelelahan sampai tertidur lama sekali.” Kata Commelina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
“ Yang penting sekarang Xian sudah merasa lebih baik.” Kata Resilia sambil melipat tangannya.
“ Kalau begitu tunggu apa lagi? Untuk menghilangkan rasa kesedihan kita, ayo kita makan daging bakar ini dan bergurau. Kita rubah suasana hati kita lalu kita akan melanjutkan perjalanan.” Kata Kouichi.
“ Ya, itu benar. Ayo Xian bergabunglah.” Ajak Alisa.
“ Kau juga Diandra, sejak tadi yang kau lakukan hanya merenung. Ayo kita bersenang-senang.” Ajak Eithan.
Diandra hanya menundukkan kepalanya. Angelina menghampirinya dan mengulurkan tangannya.
“ Ayolah, aku akan berbuat baik padamu malam ini. Setidaknya terimalah kebaikanku dan jadilah temanku untuk malam ini.” Diandra memandang wajah Angelina yang tersenyum padanya. Ia membalas uluran tangan Angelina dan mulai tersenyum.
Triana menggandeng tangan Xian dan menunjukkan senyuman tulusnya pada Xian. Xian juga ikut tertular dan membalas senyumannya. Triana mengajak Xian untuk ikut berkumpul bersama yang lainnya di depan api unggun yang menghangatkan suasana.
***
Pria itu sedang memandang api yang berkobar pada perapian diruangan itu. Ruangan yang sama ketika pertama kali ia mengadakan pertemuan rahasia itu. Tetapi bukan kobaran api itu yang sedang ia perhatikan. Melainkan kayu-kayu yang tengah di lahap oleh kobaran api. Mereka tidak bisa melawan dan hanya bisa diam. Sama seperti orang-orang yang lemah. Dengan perlahan mereka terbakar dan akhirnya hangus menjadi abu.
Pintu ruangan itu terbuka dan membuat pria itu keluar dari renungannya. Seorang wanita dengan pakaian serba putih masuk melalui pintu itu. Tidak hanya dia, ada seseorang yang ikut bersamanya.
“ Sesuai dengan permintaanmu, aku telah menemukan si tua ini.” Kata Iona sinis. “ Menyebalkan sekali ternyata dia sembunyi di lubang tikus. Tak habis fikir aku dengan tindakan bodohmu itu.”
“ Jaga bicaramu Iona. Kita mendatangkannya karena kita membutuhkannya.” Kata Veskuld. Iona melipat tangannya dan memalingkan pandangannya tanpa berkata apapun.“ Jadi maksud kami mencarimu dan membawamu kemari karena..”
“ Aku sudah tahu, nona itu telah memberi tahuku. Tanpa kalian mintapun sejak awal aku ingin membangkitkannya. Hanya saja masih ada banyak hal yang aku butuhkan.”
“ Katakan saja. Kami akan mempersiapkan segalanya demi kebangkitannya.”
***
“ Bagaimana enak kan? Aku dapat resepnya dari ayahku. Memang dia pandai memasak.” Kata Kouichi dengan bangga.
“ Tidak salah lagi. Makanan ini memang sangat lezat.” Kata Xian.
“ Bagaimana jika kita mendengarkan lagu? Aku merekam suara seorang penyanyi. Suaranya indah sekali.” Kata Imelda.
“ Benarkah? Aku jadi tidak sabar mendengarnya master.” Kata Commelina.
“ Alvredo kemarilah.” Imelda memutar rekaman sebelum pesan kematian Sean. Sudah cukup lama tidak ada suara yang terdengar.
“ Apa rekamanmu sudah rusak?” tanya Angelina.
“ Tidak mungkin, bukankah tadi kita sempat mendengarkan pesan Sean. Pasti ada sesuatu.”
“ Padahal aku sudah tidak sabar ingin mendengarnya.” Kata Commelina kecewa.
“ Tungulah sebentar aku akan memeriksannya.” Sebelum Imelda sempat menyentuh pemutar rekaman suara pada mesin Alvredo terdengar sebuah suara pintu yang terbuka dan langkah kaki yang mendekat.
“ Ini, aku buatkan makanan untukmu. Aku harap kau menyukainya.”
“ Apa ini? Aku tidak ingat aku pernah merekamnya.” Kata Imelda.
“ Ini suara wanita. Tapi suara siapa ini?” tanya Angelina.
“Ini sangat enak. Aku belum pernah memakan makanan seenak ini.”
“ Sean?” Xian terlonjak kaget mendengar suara Sean didalam rekaman itu. Ia bergeser lebih dekat pada pemutar rekaman suara itu.
“ Tentu saja. Apapun akan aku lakukan asalkan aku bisa membuatmu senang.”
“ Sean yang merekamnya. Mungkin ada hal penting dalam rekaman ini. Dan ia berusaha mati-matian untuk mendapatkan informasi ini. Wanita itu tidak tahu kalau Sean sedang merekam pembicaraan mereka.” Kata Imelda.
“ Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Sean.
“ Tentu saja. Apapun itu aku akan menjawabnya.” Jawab Aisha.
“ Kau bilang kami terlalu tahu banyak tentang rencana kalian. Tapi siapa sebenarnya kalian? Apa kau bekerja pada seseorang?”
“ Tentu saja tidak. Aku tidak akan pernah melakukan perintah dari siapapun.Kami bekerja sama untuk membangkitkan Black Dragon. Naga yang paling kuat di antara kami bangsa naga.Yang menjadi dalang di balik semua ini adalah Veskuld. Tapi kami semua juga menginginkan apa yang dia inginkan. Ia berjanji jika rencana kami berhasil kami akan menguasai dunia. Jadi kami bekerja sama untuk meraihnya. Karahan dan Iona si White Dragon sialan itu jaga ikut andil dalam rencana ini. Tapi masih ada satu orang lagi.”
“ Siapa?”
“ Aku... tidak tahu. Veskuld tidak pernah mengatakannya pada kami. Aku rasa dia juga tidak tahu siapa orang itu sebenarnya.Tapi orang itu adalah kunci dari recana kami. Dia yang akan membangkitkan Black Dragon.”
“ Apa itu mungkin? Hanya satu orang yang bisa membangkitkan mahluk sekuat itu?”
“ Jangan anggap remeh. Dia adalah penyihir legendaris, bahkan aku dengar umurnya sudah mencapai ribuan tahun karena ia memakai mantra yang bisa membuatnya tetap hidup.”
“ Itu mengerikan. Jadi dia bisa membangkitkan Black Dragon hanya dengan sihir yang ia miliki.”
“ Tentu saja tidak. Butuh waktu yang tepat dan bahan-bahan tertentu supaya sihirnya bisa berkerja.”
“ Bahan? Apa yang kau maksud seperti tumbuhan dan serangga tertentu.”
“ Bukan. Dia tidak membutuhkan semacam itu. Yang dia butuhkan adalah daun dari Tree of Life yang di jaga ketat oleh para Elf. Elena sudah berusaha untuk mengambilnya tetapi sepertinya ia tidak menuruti perintah dan tertangkap.Ia lebih memilih bersenang-senang.”
“ Apa hanya dengan itu mantranya bisa berhasil.”
“ Tidak. Kita juga membutuhkan kekuatan Ancient. Kami telah menangkap gadis itu. Hanya butuh waktu untuk menggunakan kekuatannya. Dia membutuhkan seseorang yang masih hidup untuk digunakan sebagai wadah arwah Black Dragon. Selain itu dia membutuhkan sebuah tanaman hidup yang hanya hidup di sarang Green Dragon. Tumbuhan itu adalah monster. Dia bisa memakan manusia jika ia menginginkannya, jika tidak dia akan merubahnya menjadi patung. Entah apa yang berguna dari mahluk seperti itu. Dia juga membutuhkan beberapa helai bulu dari sayap milik Gold Dragon.”
“ Gold Dragon? Bukankah dia sudah dipihak kalian. Berarti bahan itu sudah didapat bukan?”
“ Tidak. Tidak semua bangsa naga ikut dalam rencana ini. Gold Dragon berbeda dengan kami, dia adalah musuh kami.”
“ Jadi apa yang akan kalian lakukan?”
“ Kami akan mengumpulkan bahan-bahan itu. Kami tidak memiliki banyak waktu. Kami akan melakukan ritual itu dalam waktu satu minggu dari sekarang.”
“ Satu minggu? Bukankah seharusnya siklus itu masih tiga bulan lagi?” Eithan terkejut mendengar informasi itu.
“ Itu masuk akal. Seribu tahun yang lalu masih belum ada penanggalan yang tepat seperti sekarang. Bisa saja siklus seribu tahun itu akan datang dalam waktu satu minggu.” Jawab Angelina.
“ Aku akan membantu sebisaku. Apapun akan kulakukan demi membuatmu senang.” Kata Sean.
“ Aku akan lebih senang jika kau aman disini. Setelah semua umat manusia hancur akulah satu-satunya didunia ini yang bisa memilikimu.”
“ Apa?” Xian langsung marah setelah mendengar perkataan Aisha.
“ Ya... kurasa begitu. Bukankah ini sudah malam? Tubuhku terasa lelah sekali. Hari ini sampai disini saja. Aku sudah tidak kuat menahan kantuk.” Sela Sean.
“ Tapi aku masih ingin disini bersamamu. Aku ingin selalu berada disampingmu.”
“ Masih ada hari esok. Kita akan bertemu lagi besok. Sabarlah menunggu.”
“ Jika itu maumu aku tidak bisa menolaknya. Selamat malam.”
Suara pintu yang sedang menutup dan langkah kaki yang menjauh terdengar dalam rekaman itu.
“Aku terpaksa mempermainkan hati gadis itu demi mengorek informasi. Jahat sekali aku, tapi itu tidak masalah. Aku berhasil.”
“ Kita harus segera mencegah mereka mengumpulkan bahan-bahan itu atau semuanya akan berakhir.” Kata Eithan.
“ Waktu yang kita miliki hanya satu minggu. Ini sudah sangat terlambat. Bagaimana kita bisa menghentikan mereka mengumpulkan semua bahan itu?” tanya Alisa.
“ Aku bisa mengantarkan kalian.” Kata Diandra. “ Kita akan berpencar untuk mencegah mereka mendapatkan bahan-bahan itu.”
“ Bukankah kau memiliki banyak kekurangan dalam sihir itu? Apa kau yakin bisa melakukannya?” Sela Angelina.
“ Kita tidak akan tahu sebelum kita mencobanya.”
“ Kalau keterbatasan jarak tempuh sihir kak Diandra aku rasa aku punya jalan keluarnya. Commelina, apa alat pemindaimu dilengkapi peta?” kata Imelda.
“ Iya tentu saja. Memangnya untuk apa?” Commelina memberikan alat pemindai miliknya pada Imelda.
Imelda memunculkan peta dengan cahaya yang keluar dari alat itu. Ia mencari titik koordinat sebuah tempat. “ Ketemu. Di utara adalah Ibu kota Sain Heaven. Di barat adalah Istana Kerajaan Elf, dimana tempat Tree Of Life berada. Dan di Selatan adalah sarang milik Green Dragon. Dan tepat di koordinat ini semua tempat berada pada jarak yang sama. Jika kak Diandra mengantar semuanya di titik ini maka bukan suatu hal yang tidak mungkin kita bisa mencapai ketiga tempat itu sekaligus.”
“ Tapi bagaimana dengan bulu sayap Gold Dragon? Dimana kita bisa menemukannya?” Sela Resilia.
“ Aku rasa tidak ada diantara kita yang tahu keberadaan Gold Dragon itu. Jadi kita tidak bisa berbuat apa-apa.” kata Eithan.
“ Tapi setidaknya kita bisa melindungi bahan yang lain dan menghentikan ritual itu.” Kata Triana.
“ Sudah diputuskan. Setelah matahari terbit kita kan memulai rencana ini.” Kata Kouichi.
“ Tapi sebelum itu, bisakah aku meminta sesuatu?”  tanya Xian.
“ Apa itu?” tanya Angelina.
“ Aku ingin kembali ke desa Paraire. Disana adalah tempat kelahiranku dan Sean. Disana juga kampung halaman ayah. Aku ingin memakamkan Sean disana. Jadi aku mohon, berikan aku waktu untuk pergi kesana.”
Semua orang kebingungan dan saling memandang. Mereka tidak memiliki banyak waktu. Tetapi Sean adalah teman mereka. Mereka tidak mungkin membiarkan mayatnya terus berada di dalam pesawat. “ Baiklah kami juga akan ikut. Aku rasa tidak masalah meluangkan satu hari untuk memakamkan teman kita. Benar kan?” kata Angelina. Semua orang menganggukkan kepala dan menyetujuinya.
“ Terimakasih. Aku harap aku bisa membalas kebaikan hati kalian.”
“ Itu bukan masalah. Kita akan berangkat besok.” Kata Imelda.
“ Tapi untuk saat ini lebih baik kita istirahat dulu. Kita akan butuh banyak tenaga untuk besok.” Saran Commelina.
“ Ya aku rasa semuanya juga merasa lelah.” Kata Triana.
“ Itu benar. Tubuhku masih terasa sakit karena luka bekas pertarungan waktu itu. Aku akan sangat menikmati tidur malam ini.” Kata Commelina.

Mereka semua menata posisi tidur masing-masing dan tertidur pulas melewati dinginnya malam di temani dengan kehangatan api unggun yang akan menyala sepanjang malam dan melindungi mereka dari dinginnya malam.

1 komentar:

  1. Assalamualaiku wr. Wb.
    Selamat malam para pembaca semuanya.
    Saya, RDSawako, ingin memberitahukan bahwa akun g-mail saya telah dibajak oleh seseorang sehingga kepemilikan blog ini bukan lagi atas nama saya. Agak memalukan sih, karena akun gmail saya terbajak karena sebuah game on line. Tetapi jangan khawatir. RDSawako tidak hanya berhenti sampai disitu. RDSawako telah membuat blog baru yang sampai saat ini masih dalam tahap pembaruan yaitu http://rdsawakonew.blogspot.co.id
    Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran kalau RDSawako new ini adalah blog pembajak dari blog RDSawako. Saya bisa memaklumi itu. Tetapi karya ini adalah karya original milik saya dan sayalah satu-satunya penulis cerita ini. Saya sudah meng up-load serial Days Of Darkness : Chapter 21 di blog baru saya. Jika saya adalah yang palsu saya tidak akan mungkin meng up-load chapter lanjutan, padahal di blog ini baru di up-load chapter 20. Jika masih tidak percaya, silahkan ditunggu sampai tanggal satu, tanggal serial Days Of Darkness di rilis. Tolong beritahu pembaca lainnya tentang hal ini. RDSawako akan merasa sangat terbantu dengan sedikit kepedulian para pembaca
    Terimakasih
    RDSawako

    BalasHapus

Silahkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih >.<